Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Harakiri Sel dan Puasa: Perspektif Puasa dalam Kacamata Peneliti
21 April 2021 8:09 WIB
Tulisan dari Taufiq maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbagai macam manfaat puasa sudah banyak digambarkan dengan jelas oleh beberapa sumber. Puasa, bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan jasmaniah namun juga untuk rohaniah. Namun bagaimana jika manfaat puasa dilihat dari kaca mata para peneliti? Mekanisme seperti apa yang terjadi selama menjalani puasa?
ADVERTISEMENT
Harakiri sel: autophagy
Seppuku atau biasa kita menyebutnya harakiri, bukan saja terjadi di negeri Sakura, Jepang namun jika kita perhatikan dengan seksama bahwa tubuh kita juga mengalami apa yang dinamakan harakiri . Kok bisa? Yes, harakiri /bunuh diri dalam hal ini adalah lebih dikhususkan kepada sel di dalam tubuh kita. Proses ini disebut dengan dengan peristiwa autophagy.
Konsep ini ada pada tahun 1960-an, di mana para peneliti melakukan observasi bahwa sel melakukan penghancuran diri sendiri dengan membuka lapisan pelindungnya. Hasil akhir ini akan akan di transfer ke dalam suatu organel yang disebut lisosom , yang berfungsi dalam proses degradasi sel.
Penelitian tersebut berlanjut, hingga salah seorang peneliti dari Jepang – Yoshinori Ohsumi pada tahun 1990-an. Penelitian tersebut menggunakan ragi yang di gunakan dalam pembuatan roti untuk mengindentifikasi gen yang bertanggung jawab dalam proses autophagy.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini membuka paradigma baru dalam mengetahui mekanisme regenerasi sel. Disisi lain, proses dasar ini akan bermanfaat untuk mengetahui proses kimia yang akan terjadi pada beberapa penyakit seperti adaptasi terhadap kelaparan atau respons terhadap infeksi. Mutasi pada proses autophagy juga sangat berguna untuk mengetahui beberapa gen yang bertanggung jawab terhadap penyakit seperti kanker dan penyakit yang berhubungan dengan syaraf.
Lysosome – degradasi sel
Adanya kompartemen atau ruang di dalam sel yang berfungsi sebagai digesti ptotein, karbohidrat dan lipid adalah salah satu fungsi dari organel ini. Fungsi dominan dari organel ini adalah sebagai proses degradasi seluler sel dan inilah yang menjadi titik awal seorang peneliti dari Belgia – Christian de Duve mendapatkan hadiah nobel dalam bidang fisiologi atau kedokteran pada tahun 1950-an.
ADVERTISEMENT
Penelitian berlanjut untuk mengetahui ada apa di dalam organel lysosome ini. Christian de Duve terus melakukan penelitian ini hingga dia menemukan adanya suatu proses “self-eating” atau autophagy. Hal ini dinamakan sebagai autophagosomes.
Lain dengan Christian de Duve, beberapa penelitian serupa yang berhubungan dengan degradasi protein yang dinamakan dengan “proteasome” yang dilakukan oleh Aaron Ciechanover , Avram Hershko dan Irwin Rose pada tahun 1970-an dan 1980-an.
Tak heran jika mereka dinobatkan hadiah nobel dalam bidang kimia pada tahun 2004 dengan judul “the discovery of ubiquitin-mediated protein degradation”. Namun penelitian ini tidak menjelaskan bagaimana mekanisme degradasi protein terjadi.
Karya Yoshinori Ohsumi
Yoshinori Ohsumi adalah seorang peneliti yang berfokus kepada proses bagaimana suatu protein mengalami degradasi di dalam sebuah sel, khususnya organel vacuole . Mengapa mengunakan ragi dalam proses penelitian ini? Sel ini sangat mudah di teliti dibandingkan dengan sel-sel lainnya dan memang telah banyak digunakan dalam penelitian untuk sel manusia.
ADVERTISEMENT
Kendala yang dihadapi oleh Ohsumi adalah terbatasnya ruang di dalam sel ragi. Dengan pengalaman penelitian yang panjang, dia melakukan beberapa penelitian dengan perlakuan yaitu membuat sel tersebut menjadi “lapar” dan mengkulturkannya menjadi banyak. Hasilnya sangat mengejutkan! Sel yang “lapar” mengalami proses autophagosomes. Penelitian ini langsung dipublikasikan pada tahun 1992.
Proses penting pada autophagy
Dengan keberhasilan yang dilakukan oleh Ohsumi, terbukalah gambaran yang sangat jelas tentang peristiwa autophagy di dalam sel manusia. Satu jawaban yang dapat kita ambil dari penelitian Ohsumi ini adalah bahwa proses autophagy adalah proses yang bertanggung jawab dalam fungsi fisiologis seluler – degradasi dan recycled.
Proses ini akan memanen dan menyediakan energi bagi tubuh, sangat penting dalam respons sel yang “lapar” dan berbagai gangguan lainnya. Autophagy akan mengeliminasi sel-sela asing yang masuk ke dalam tubuh termasuk bakteri dan virus.
ADVERTISEMENT
Proses autophagy ini juga berfungsi dalam perkembangan embiro dan differensiasi sel. Di lain pihak, sel mengunakan proses autophagy ini menghilangkan protein dan organel yang berbahaya bagi tubuh.
Gangguan pada peristiwa autophagy ini akan berhubungan dengan penyakit Parkinson , diabetes tipe 2 dan penyakit-penyakit kronis lainnya yang akan tampak pada orang lansia. Jika dilihat dari sudut pandang gen, gangguan ini akan mengakibatkan penyakit genetik, disisi lain bisa juga yang berkenaan dengan kanker.
Hubungan dengan puasa?
Jika kita perhatikan lagi bahwa peristiwa autophagy ini sebenarnya memang ada di semua sel di tubuh kita, namun proses ini akan meningkat jika ada beberapa faktor, seperi puasa atau kelaparan.
Secara biologi proses ini akan mengganti sel-sel yang mati atau protein-protein di dalam tubuh yang memang sudah usang, di samping itu akan menghilangkan semua bakteri dan virus dari dalam tubuh kita.
ADVERTISEMENT
Lama puasa juga sangat berpengaruh terhadap proses yang ada di dalam tubuh. Biasa peristiwa autophagy ini akan dialami oleh seseorang yang sedang berpuasa selama 16-18 jam perhari. Untuk orang yang berpuasa selama 12 jam, tubuh akan memproduksi hormon pertumbuhan yang baik bagi kita.
Video yang sangat berguna tentang bagaimana puasa sangat bermanfaat bagi tubuh, yaitu video yang tema “ What really happens whe we fast?” oleh Dr. Eric Berg DC .
Maka dari itu tidak ada salahnya kita menjalankan puasa sebagai salah satu bentuk menjaga tubuh kita dan salah satu bentuk ketaatan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini tidaklah mahal untuk dilakukan oleh semua orang, murah meriah dan sangat bermanfaat. Kapan lagi, Ayo kita belajar puasa.
ADVERTISEMENT
Referensi
Takeshige, K., Babab, M.,, Tsuboi ,S., Noda, T. and Ohsumi, Y. 1992. Autophagy in yeast demonstrated with proteinase-deficient mutants and conditions for its introduction. Journal of Cell Biology 199, 302-311
Kaipeng Jing and Kyu Lim. 2012. Why is autophagy important in human diseases?. EXPERIMENTAL and MOLECULAR MEDICINE, Vol. 44, No. 2, 69-72, February 2012
https://en.wikipedia.org/wiki/Autophagy
https://en.wikipedia.org/wiki/Lysosome
https://en.wikipedia.org/wiki/Yoshinori_Ohsumi
https://en.wikipedia.org/wiki/Christian_de_Duve