Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Tips Menghindari Wedding Vendor Nakal
28 April 2017 14:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Tama Jafar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernikahan adalah salah satu momen yang ditunggu hampir seluruh umat manusia.
ADVERTISEMENT
Terutama bagi seorang wanita yang rata-rata memiliki mimpi untuk pernikahannya yang nanti akan seperti apa. Seperti akan dilangsungkan di mana dan siapa saja vendor-vendornya, itu sudah dipikirkan sebelum dia mendapatkan pasangan yang mengajaknya ke jenjang pernikahan.
Tapi ada saja orang yang mau mengambil untung dari mimpi seorang wanita tersebut. Dengan janji-janji manis 'dia akan mengabulkan mimpi pernikahannya' ditambah dengan budget yang ditawarkan cukup murah—dengan mudah calon pengantin pun terbuai. Hanyut dalam janji manis seseorang yang mengaku sudah lama bergelut di bidang pernikahan ini.
Tentu kejadian seperti itu sangat disayangkan. Masih ada saja orang-orang yang tega memanfaatkan kepolosan klien akan mimpinya. Klien yang belum memiliki pengalaman biasanya paling mudah untuk terbius. Pengalaman di sini bukan berarti sudah pernah menikah atau mengurus pernikahan, tapi dia belum pernah terpapar dengan teman atau saudara yang sudah pernah menjalaninya. Karena bila sudah mendengar kisah tentang rekan atau kerabat kita akan pernikahannya, kelak ketika akan menikah dia sudah tahu apa saja yang dibutuhkan, minimal dia tahu harus menghubungi siapa.
ADVERTISEMENT
Dengan pengalaman tersebut juga belum jaminan sepasang sejoli yang akan menggelar acara pernikahan tidak akan tertipu. Jadi, saya akan mencoba memberikan beberapa tipsnya sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Ini empat cara yang saya rasa cukup untuk menghidarkan kita dari vendor yang berniat jahat. Itu kata-kata kuncinya.
Semoga tidak ada lagi kasus-kasus penipuan seperti yang sudah terjadi ya.