Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Serikat Taman Pustaka dari Dekat
4 September 2024 10:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Serikat Taman Pustaka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam suasana hangat dan penuh semangat, kami berkesempatan untuk berbincang dengan Bapak David Efendi, Ketua Serikat Taman Pustaka 2024. Wawancara ini berlangsung di tengah hingar-bingar Festival Pers dan Literasi Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh kolaborasi Majelis Pustaka dan Informasi, LBSO PP Aisyiyah dan Serikat Taman Pustaka, sebuah lembaga yang telah menjadi pilar penting dalam menggerakkan semangat literasi Muhammadiyah, dilaksanakan di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta 24-25 Agustus 2024.
ADVERTISEMENT
Menggali Sejarah Taman Pustaka: Perjalanan Sejak 1920
Saat kami memulai wawancara, Cak David Efendi dengan ramah menyambut kami dan segera membawa kami ke dalam sejarah panjang Taman Pustaka. Menurutnya, Taman Pustaka didirikan pada tahun 1920, hanya delapan tahun setelah Muhammadiyah, organisasi yang mendirikannya, lahir. Pendiriannya diprakarsai oleh K.H. Muchtar, seorang tokoh penting dalam sejarah literasi Indonesia.
“Taman Pustaka merupakan salah satu lembaga yang dibentuk oleh Muhammadiyah, yang juga mengelola amal usaha bernama Biblioteka atau perpustakaan,” ungkap Cak David. Institusi ini telah memainkan peran vital dalam menyebarkan ajaran Islam serta mendorong budaya baca dan cinta buku di kalangan masyarakat Indonesia.
Tujuan Mulia Taman Pustaka: Membangun Generasi Cerdas dan Beradab
Cak David menjelaskan bahwa Taman Pustaka tidak hanya bertujuan untuk menyebarkan ajaran Islam, tetapi juga memiliki misi untuk meningkatkan minat baca di seluruh negeri. “Tujuannya adalah membantu meningkatkan minat baca, budaya baca, dan cinta buku bagi seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan bahwa Taman Pustaka menjadi wadah bagi masyarakat untuk menjalin hubungan yang lebih akrab, berkumpul dengan semangat yang sama, dan memperingati pentingnya literasi. Harapannya, lembaga ini dapat mencetak kader muda yang berpotensi besar dan berkomitmen pada pengembangan literasi.
Festival Literasi: Membakar Semangat Santri
Berbicara mengenai Festival Literasi yang sedang berlangsung, Cak David menyatakan harapannya agar gerakan literasi di Serikat Taman Pustaka dapat terus berkembang dan memberi dampak positif, khususnya di kalangan santri. “Harapan saya, santri-santri dapat menjadi generasi yang hebat dengan potensi yang luar biasa,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Menurut Cak David, pondok pesantren memiliki peran penting dalam mencetak buku-buku dan memproduksi literatur yang bermanfaat bagi masyarakat. “Jadilah santri yang berjaya dan berdedikasi,” pesan beliau yang penuh makna, menekankan pentingnya literasi dalam membangun karakter dan kecerdasan santri.
ADVERTISEMENT
Menyongsong Masa Depan Literasi di Indonesia
Wawancara ini memberikan gambaran yang jelas tentang visi dan misi besar yang diusung oleh Serikat Taman Pustaka. Di tengah arus globalisasi dan digitalisasi, gerakan literasi tetap menjadi fondasi penting dalam membangun masyarakat yang cerdas dan beradab. Semangat yang ditularkan oleh Cak David Efendi dalam wawancara ini tidak hanya menyentuh kami sebagai pewawancara, tetapi juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat, terutama santri-santri yang menjadi generasi penerus bangsa.
Dengan tekad yang kuat dan dukungan dari berbagai pihak, harapan akan terbentuknya budaya literasi yang kuat di kalangan santri dan masyarakat luas bukanlah sekadar mimpi. Taman Pustaka, dengan sejarah panjang dan tujuannya yang mulia, akan terus menjadi mercusuar yang menerangi jalan bagi mereka yang haus akan ilmu dan pengetahuan.
ADVERTISEMENT
Reporter: Tim Jurnalis Pesantren At-Tin UMP, Zidan Syafiq, Daffa, Izyan