Konten dari Pengguna

12 Kuliner Khas NTT yang Ngga Boleh Dilewatin

Tamasyeah
To present the endless beauty of Indonesia, we have provided information for your out-of-home activity.
31 Januari 2018 17:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tamasyeah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu kegiatan menarik kalau kamu lagi traveling adalah wisata kuliner! Kamu benar-benar bisa nyicipin makanan khas daerah yang kamu datangi yang mana biasanya rasanya akan beda kalau kamu makan makanan yang sama di kota asal kamu. Rasanya lebih otentik dengan bahan asli daerah tersebut beserta latar tempat dan masyarakatnya. Nah berikut kita ulas 12 kuliner khas NTT yang wajib dicoba kalau kamu datang kesini.
ADVERTISEMENT
1. JAGUNG TITI
Makanan ini khas dari daerah Larantuka, Flores Timur. Tapi ga cuma dimakan sama orang di Larantuka aja, tapi juga oleh masyarakat di sekitar Larantuka seperti Adonara, Lembata, dsb. Oleh masyarakat setempat dimakan sebagai cemilan atau penunda lapar. Kalau dari bentuknya, mirip cornflakes ya Gaes!
via @imam.syaiful.50
Bahan dasarnya adalah jagung, dimasaknya dengan digoreng tanpa menggunakan minyak kemudian ditumbuk. Untuk rasanya yang original mirip popcorn kalau ga dikasihin tambahan rasa asin atau caramel, hambar gitu. Tapi sekalinya kamu cicip, susah berenti ngunyahnya hehe. Kalau kamu request untuk buat yang manis, sebelum ditumbuk, dimasukkan dulu ke air gula.
via maryantosilvester.blogspot
via @selusur_nusantara
Jagung Titi biasa disajikan tanpa pendamping, maksudnya dimakan apa adanya tanpa bahan makanan lain. Masyarakat Larantuka biasanya menikmati Jagung Titi pada jam-jam senggang mereka, seperti saat berkumpul sambil mengobrol dengan keluarga misalnya. Nah kalau kamu mau icip, coba bertandang aja ke rumah warga, biasanya sih akan disajikan Jagung Titi. Atau kalau mau lebih mudah, kamu bisa beli di pasar yang udah di bungkus-bungkusin dalam plastik, biar sekalian bisa buat oleh-oleh. Untuk satu bungkusnya kamu bisa dapatkan seharga Rp 25.000, lumayan murah kan?
via travel.detik
ADVERTISEMENT
2. MUKU LOTO
Makanan dengan nama unik ini berasal dari daerah Nagekeo (nama daerahnya juga unik ya) yang ada di Pulau Flores. Muku Loto sudah ada dari zaman para leluhur yang biasanya disajikan pada saat pesta adat, namun saat ini juga disajikan saat pesta perkawinan dan komuni pertama. Biasanya sih, dijadikan sebagai sayur oleh masyarakat setempat. Muku artinya pisang dan Loto artinya hancur, jadi basically makanan ini adalah pisang hancur.
via tanagekeo.wordpress
Cara membuatnya lumayan gampang, pertama adalah dengan mengupas kulit luar pisang muda tapi menyisakan kulit dalamnya yang berwarna hijau. Abis dikupas, pisang tersebut dipotong kecil-kecil, ya kira-kira 3 cm lah. Terus, batang pisangnya juga kamu potong kecil-kecil, sama halnya juga dengan daging yang akan dimasak bareng batang pisang dan pisang muda. Biasanya, daging yang dipakai adalah daging babi, tapi kalau kamu ingin yang halal, bisa juga menggunakan daging sapi atau kerbau. Terus semua bahan direbus sampai teksturnya lembut, mengental, dan warnanya berubah jadi keabu-abuan. Kalau udah begitu, voila! Muku Loto sudah siap disantap.
ADVERTISEMENT
Nah, karena biasanya Muku Loto disajikan di acara-acara adat yang besar sepert pesta perkawinan dan komuni pertama maka kalau kamu mau mencoba, silahkan datang ke acara-acara tersebut, sekalian icip kuliner khas NTT ini, sekalian juga kamu bisa merasakan pengalaman baru menyaksikan pesta adat Nagekeo tersebut. Karena memang sangat jarang untuk menemukan rumah makan di Nagekeo yang menjual menu masakan ini.
3. KENA KITA
Kalau kamu coba browsing dengan keyword Kena Kita, pasti agak sulit dapet Kena Kita yang kamu maksud sebagai kuliner khas NTT karena namanya mirip kaya sebuah ungkapan. Kena Kita kuliner NTT ini berasal dari Pulau Palue, Kabupaten Sikka, yang sering dihidangkan sebagai pengganti nasi. Kuliner ini sejenis bubur yang isinya adalah ubi-ubian dan kacang. Biasanya disajikan dengan kelapa parut di atasnya supaya terasa lebih gurih. Selain itu, karena masyarakat Flores suka makanan pedas, ternyata Kena Kita ini sering disajikan dengan tambahan cabe rawit loh dan anehnya rasanya justru lebih enak!
ADVERTISEMENT
Karena Kena Kita adalah pengganti nasi, makanan ini biasa dinikmati sepanjang hari. Tapi, untuk kamu yang terbiasa makan bubur sebagai menu sarapan, Kena Kita ini juga cocok banget kok untuk mengisi perut saat masih pagi. Teksturnya yang lembut ngga akan membuat perut kamu langsung 'kaget' selayaknya bubur-bubur kebanyakan. Dan asyiknya, di tengah-tengah kelembutan bubur ubi yang sedang kamu nikmati, kamu akan mendapatkan sensasi kriuk-kriuk yang datang dari kacang tanah yang memang salah satu bahan wajibnya, selain memang untuk memberikan rasa gurih pada panganan ini.
via id.openrice
4. RUMPU RAMPE
Ada yang bilang Rumpu Rampe adalah masakan khas Maumere, tapi ada juga yang bilang Larantuka, intinya kuliner ini khas dari daerah Flores bagian Timur. Kalau kamu bingung makanan apakah Rumpu Rampe ini, kalau umumnya orang bilang makanan ini adalah tumis bunga pepaya. Uniknya, sayur dengan bahan daun ubi dan daun pepaya ini tidak pahit karena sudah dinetralkan dengan garam.
via @natalia.physiotherapy
ADVERTISEMENT
Rumpu Rampe disajikan dengan cara ditumis bersama bumbu-bumbu rempah yang sederhana. Kata orang sana sih, Rumpu Rampe paling enak kalau dimakan sama ikan goreng dan sambal.
via @sherly_katili
Makanan ini pasti disajikan di tempat makan lokal di Flores Timur atau ketika kamu bertamu ke rumah warga di sana serta hampir pasti disajikan pada setiap acara yang digelar oleh warga lokal. Atau kalau kamu punya waktu senggang yang banyak, kamu juga bisa coba untuk masak Rumpu Rampe ini dengan googling resep karena banyak banget situs yang ngebahas resepnya. Ngga usah khawatir, tingkat kesulitan memasaknya setara lah dengan membuat Indomie hehe Selamat mencoba!
5. JAWADA ATAU KUE RAMBUT
Disebut oleh masyarakat setempat sebagai Jawada, makanan ini adalah cemilan khas dari Pulau Flores dan Pulau Alor. Kue ini biasanya disajikan pada upacara adat istimewa. Bentuknya biasanya segitiga dan memiliki aroma yang khas yang merupakan campuran antara wangi tepung yang digoreng dan gula merah. Kuliner khas ini rasanya manis, dibuat dari campuran tepung beras, gula aren, santen, dan air nira yang kemudian diolah dengan digoreng ke dalam minyak panas.
via @dianisekaring
ADVERTISEMENT
Teksturnya yang mirip bihun goreng kering atau rambut keriting inilah yang membuat nama lainnya adalah kue rambut. Cara membuatnya adalah mencampurkan semua bahan tapi tidak boleh terlalu kental atau encer. Kemudian, supaya bentuknya mirip rambut, warga lokal biasanya menggunakan batok kelapa atau kaleng yang dilubangi kecil-kecil. Adonannya kemudian dituang dan digoyangkan di atas minyak panas sampai berbentuk seperti rambut dengan lapisan yang tipis dan digoreng dengan metode deep frying supaya renyah. #cailah
via @marthamelank
Kue Rambut ini bisa dijadikan oleh-oleh karena dapat bertahan lama kalau disimpan dalam toples kering yang kedap udara. Kamu bisa menemukannya dijual di pasar-pasar tradisional dengan harga kira-kira Rp 1.000 per buah, murah banget kan?! Kalau kamu udah keburu pulang, terus lupa mau beli Jawada untuk oleh-oleh bahkan kamu bisa browsing dan nemuin penjual kue ini di e-commerce dengan harga Rp 11.000 untuk 330gr dan sudah dengan packaging yang bagus.
ADVERTISEMENT
Cek 7 kuliner khas NTT lainnya di Tamasyeah yaa!