Menelisik Bambang Sumantri

tambara boyak
Seorang penuh ingin tahu tentang keilmuan psikologi dan budaya.
Konten dari Pengguna
26 Desember 2020 3:56 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari tambara boyak tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bambang Sumantri, sebuah kisah pengabdian.
zoom-in-whitePerbesar
Bambang Sumantri, sebuah kisah pengabdian.
Wayang sebagai warisan khususnya bagi masyarakat Jawa memiliki falsafah hidup yang kompleks dan bernilai adi luhung. Sehingga bisa dikatakan sebagai ilmu pengetahuan hidup.
ADVERTISEMENT
Salah satu cerita wayang pada lakon Bambang Sumantri yang tertulis pada Serat Tripama karangan Mangkunegara IV, yang bersedia mati untuk membela negaranya (Negara Maespati). Hal tersebut merupakan salah satu sisi kepahlawanan dari seorang tokoh wayang Bambang Sumantri.
Bambang Sumantri yang setelah menjadi patih disebut “Patih Suwanda” adalah Patih dari Raja Harjunasasrabahu dari negara Maespati pada era sebelum Sri Rama tokoh dalam kisah Ramayana.
Patih Suwanda yang merupakan patih raja Arjuna Sastrabahu (Maespati), ia merupakan contoh abdi yang sangat setia dan teguh dalam menjalankan tugas yang diembankan kepadanya untuk memboyong putri (Citranggada) dan 800 pengiringnya. Dalam syair diatas kita dapat mengemukakan tiga sifat keprajuritan patih suwanda (kautaman triprakaranya).
GUNA: Nuhoni trah utami dalam hal ini adalah menetapi keturunan orang utama, yaitu ksatria dengan sifat-sifat ksatrianya yang mampu menyelesaikan masalah. Unggul dalam segala hal.
ADVERTISEMENT
KAYA: Di sini disebutkan dalam peperangan berhasil memboyong putri Dhomas (penafsiran di sini tidak hanya memboyong putri domas yang 800 jumlahnya tetapi juga harta rampasan perang)
PURUN: Kegagahberaniannya. Dasamuka adalah raja yang tidak tertandingi kesaktiannya kecuali oleh titisan Wisnu (yang tak lain adalah Prabu Harjuna Sasrabahu sendiri, tapi saat itu sang Prabu sedang bercengkerama dengan istri-istrinya). Patih Suwanda berperang sampai titik darah penghasilan dan gugur di palagan.
Sumantri adalah sosok rakyat biasa dalam usahanya meningkatkan derajatnya menjadi priyayi/punggawa kerajaan setelah melewati ujian demi ujian. Bambang Sumantri digambarkan oleh KGPAA Mangkunegara IV memiliki karakter (prinsip) prajurit dan dipandang sebagai pahlawan kusuma bangsa.
Kepandaian yang dimiliki Bambang Sumantri digunakan sebagai modal keberhasilan dalam berkarya dan berjaya unggul dalam berkompetisi perang melawan para raja dan satria pelamar dalam memperebutkan Dewi Citrawati. Bambang Sumantri bisa mengalahkan dan ada kesempatan untuk membunuh lawan-lawannya tetapi Bambang Sumantri dengan lemah lembut memaafkan dan justru mengajak lawan-lawannya untuk saling kerja sama membangun negara Maespati.
ADVERTISEMENT
Potensi diri /kemampuan Sumantri dalam dalam mengolah ilmu kanuragan bisa mengalahkan lawan-lawannya ketika dalam peperangan. Berani/purun, keberanian perang tanding melawan Rahwana.
Bambang Sumantri juga bertanggung jawab dalam pengabdian terhadap raja dan negaranya, tergambar dalam menjaga keselamatan Prabu Harjunasasrabahu dan mempertahankan Maespati dari serangan Rahwana dari Alengka sampai ia gugur di medan laga.
Sumber:
https://www.britishmuseum.org/collection/term/AUTH228824
Hadinoto, Susiwi., Lestari, Wahyu., Hartono. 2015. Nilai Kepahlawanan Peran Tokoh Sumantri Dalam Lakon Mahawira Sumantri Wayang Orang Ngesti Pandawa Semarang. Journal of Educational Research and Evaluation. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jere
Sindusastra, R. Ng., 1983. Pejahipun Patih Suwanda. Jakarta: Balai Pustaka