Tingginya Harga Minyak, Kelompok Mahasiswa Unair Sosialisasikan Pola Hidup Sehat

Tamia Ananda Widori
Mahasiswa Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
29 Juni 2022 13:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tamia Ananda Widori tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Antusiasme peserta bertanya mengenai materi terkait. Foto: sumber pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Antusiasme peserta bertanya mengenai materi terkait. Foto: sumber pribadi
ADVERTISEMENT
Fenomena kelangkaan hingga melonjaknya harga minyak goreng di pasaran beberapa waktu lalu ternyata membuat banyak masyarakat merasa kewalahan. Khususnya kelompok ibu rumah tangga yang memang menggunakan minyak goreng sebagai salah satu bahan untuk memasak. Dengan adanya fenomena tersebut, para ibu rumah tangga mengaku kebingungan dalam mengatur budgeting untuk bahan-bahan makanan sekaligus menentukan menu harian bagi anggota keluarganya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, tidak sedikit dari kelompok ibu rumah tangga ini yang terpaksa membeli minyak goreng dengan harga tinggi agar tetap bisa memenuhi kebutuhan makan bagi keluarganya. Sayangnya, tidak semua ibu rumah tangga memiliki budget lebih untuk membeli minyak goreng tersebut. Apalagi, subsidi yang diberikan pemerintah pun juga tidak mampu mencukupi kebutuhan minyak goreng yang dibutuhkan.
Tidak heran jika banyak ibu rumah tangga yang harus memutar otak dalam mengolah makanannya tetap lezat walaupun diolah tanpa minyak. Sayangnya, metode memasak tanpa minyak tidak bisa digunakan untuk mengolah semua bahan makanan.
Adanya fenomena ini ternyata juga membuat sebagian kelompok masyarakat memiliki pandangan yang lain. Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang menganggap fenomena tersebut sebagai salah satu kesempatan untuk memulai gaya hidup yang lebih sehat. Kelompok masyarakat ini mulai terbiasa untuk menyantap makanan yang tidak digoreng.
ADVERTISEMENT
Bahkan, beberapa waktu lalu sempat viral ajakan untuk tetap menggoreng bahan makanan dengan cara menggorengnya menggunakan pasir. Tidak hanya itu saja, banyak ibu-ibu yang juga lebih sering memasak menu dengan cara mengukus atau merebus bahan makanan tersebut. Apalagi, mengurangi makanan berminyak juga baik untuk kesehatan.
Seperti yang dilansir dari laman Mashed, mengonsumsi gorengan atau makanan yang digoreng setiap hari dapat meningkatkan risiko obesitas, kanker, dan penyakit kardiovaskular. Maka dari itu, fenomena melonjaknya harga minyak tersebut menjadi salah satu pendorong kampanye penerapan gaya hidup lebih sehat oleh sejumlah kelompok. Salah satunya kelompok mahasiswa dari Universitas Airlangga, Surabaya yang melakukan sosialisasi di lingkungan Desa Sememi Jaya, RT 7, Kecamatan Benowo, Surabaya.
Acara yang digelar oleh ketujuh orang mahasiswa dari berbagai fakultas di Universitas Airlangga ini merupakan salah satu bentuk penyelesaian tugas dari mata kuliah Pengantar Kolaborasi Keilmuan. Sosialisasi berjudul “Penerapan Pola Hidup Sehat di Tengah Kelangkaan Minyak Goreng” ini diselenggarakan pada hari Minggu, 15 Mei 2022 di Desa Sememi dan menghadirkan seorang dokter sebagai narasumber.
ADVERTISEMENT
Bertempat di Balai RT 7, Desa Sememi, acara yang diikuti oleh 39 ibu rumah tangga di lingkungan RT 7, Desa Sememi ini berlangsung dengan lancar. Bahkan, semua ibu-ibu yang hadir pun terlihat antusias dalam mengikuti setiap sesi dan kegiatan yang ada di dalam sosialisasi tersebut. Hal ini juga disampaikan oleh Nuvia, selaku ketua PKK RT 7, Desa Sememi, bahwa para ibu rumah tangga sangat menikmati sosialisasi yang diberikan. Bahkan, hal ini juga mengejutkan Nuvia karena di acara-acara serupa yang sebelumnya pernah diselenggarakan, para ibu rumah tangga tersebut bahkan sudah banyak yang meninggalkan tempat acara sejak 45 menit pertama.
Hal ini tidak mengherankan jika mengingat rangkaian kegiatan yang disuguhkan dalam sosialisasi tersebut memang menarik dan sangat bermanfaat. Terutama pada saat dr. Ita Fajria Tamim, M. Kes., selaku narasumber utama memulai presentasinya. Dokter sekaligus istri dari pimpinan Pondok Pesantren Nazhatut Thullab, Kabupaten Sampang ini menjelaskan bahwa menjalani pola hidup yang sehat tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh saja tetapi juga kesehatan mental. Apalagi, sejak dua tahun terakhir atau sejak dimulainya pandemi Covid-19 ini membuat masyarakat merasa terbatasi dalam menjalankan aktivitas yang juga mempengaruhi kesehatan mentalnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga selaras dengan pemberitaan Jawa Pos sebelumnya bahwa masyarakat Indonesia mengalami peningkatan stress hingga 75%. dr. Ita juga menambahkan bahwa saat stress, individu akan lebih mudah terserang berbagai penyakit. Tentu saja, untuk mencegah hal tersebut, diperlukan solusi. Salah satunya adalah dengan mengaplikasikan gaya hidup yang sehat. Dimulai dari mengubah kebiasaan sehari-hari menjadi lebih sehat. Terutama pola makan dan waktu istirahat.
Tidak hanya itu saja, sosialisasi yang dipimpin oleh dr. Ita ini juga menginformasikan kepada para ibu rumah tangga tentang bahaya mengkonsumsi makanan berminyak. Dalam presentasi tersebut, dokter yang juga kerap dipanggil dengan sebutan “nyai” ini menjelaskan bahwa makanan yang digoreng mengandung lemak trans. Lemak trans sendiri menurut dr. Ita merupakan sumber dari kolesterol dan sejumlah penyakit kronis lainnya.
ADVERTISEMENT
Selama berjalannya presentasi, terlihat antusiasme dari para ibu rumah tangga di lingkungan RT 7 Desa Sememi yang terus mengajukan pertanyaan kepada dr.Ita. Kegiatan sosialisasi tersebut juga dilengkapi dengan pembagian resep makanan yang bisa dibuat tanpa digoreng oleh ketujuh mahasiswa dari Universitas Airlangga, Surabaya. Apalagi, resep makanan yang dibagikan ini juga sudah pasti akan disukai oleh anak-anak kecil. Diharapkan, dengan adanya sosialisasi ini dapat membantu dan mendorong masyarakat, khususnya para ibu rumah tangga, untuk bisa menerapkan pola hidup yang lebih sehat.