Fenomena Lautan Massa Anies-Muhaimin Konfirmasi Rakyat Jenuh Status Quo

Tamsil Linrung
Senator DPD RI, Pendiri Jaringan Sekolah Insan Cendekia Madani (ICM)
Konten dari Pengguna
9 Oktober 2023 15:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tamsil Linrung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Mereka yang menginginkan perubahan nasib bangsa, berharap keadilan dan kesejahteraan, tidak mungkin menitip mandat pada status quo

Fenomena Lautan Massa Anies-Muhaimin Konfirmasi Rakyat Jenuh Status Quo
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Fenomena lautan massa terus mewarnai safari politik capres cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Minggu (8/10) kemarin, ratusan ribu pendukung duet yang diusung PKB, Nasdem dan PKS ini membanjiri Jalan Sehat bersama Muhaimin Iskandar di Kota Malang. Pada akhir September lalu, satu juta masyarakat Sulwesi Selatan berkumpul dalam acara Jalan Gembira Anies-Muhaimin di Makassar.
ADVERTISEMENT
“Anies-Muhaimin adalah simbol perubahan yang hadir di tengah puncak kelelahan masyarakat menghadapi problem kehidupan sehari-hari. Harga sembako yang tinggi, hasil pertanian yang anjlok karena impor, serta berbagai problem ril rakyat, sampai saat ini seperti dibiarkan berlarut-larut. Sementara pemerintah menguras sumber daya APBN untuk program yang tidak menjawab esensi masalah,” terang Tamsil Linrung, sosok kunci di balik sukses acara Jalan Gembira di Makassar.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) ini menilai, gelombang dukungan pada pasangan Anies-Muhaimin terus meluas di berbagai daerah adalah bola salju. Tak bisa dibendung. Hal itu merupakan sinyal kebatinan masyarakat yang jenuh dengan kebijakan yang tak berpihak. “Mega proyek kereta cepat dan IKN misalnya, itu tidak ada kaitannya dengan pengentasan 110 juta penduduk miskin Indonesia,” lanjut Tamsil.
ADVERTISEMENT
Selain itu, capres dan cawapres Koalisi Persatuan untuk Perubahan tersebut juga punya daya magnet karena mewakili aspirasi yang tidak terakomodir oleh pemerintahan. Bahkan yang tadinya pro pemerintah, sebut Tamsil, mulai melakukan gelombang migrasi dukungan.
Pasangan pertama yang telah mendeklarasikan maju pada Pilpres 2024 tersebut dipandang satu-satunya pilihan rasional yang bisa mewujudkan cita-cita nasional. “Kita jujur saja, dua figur lain mewakili wajah pemerintah yang telah dilabeli problematik. Mereka yang menginginkan perubahan nasib bangsa, berharap keadilan dan kesejahteraan, tidak mungkin menitip mandat pada status quo,” terang inisiator Posko Pilihan Rakyat.
Tamsil yang kembali membidik DPD RI dari Dapil Sulsel pada pemilu 2024, menambahkan bahwa gelombang masyarakat yang hadir berduyun-duyun ingin membuktikan dukungan langsung kepada Anis-Muhaimin. Tamsil menambahkan bahwa fenomena histeria sambutan masyarakat di setiap titik yang dihadiri Anies maupun Muhaimin terjadi secara otentik. Bukan karena mobilisasi.
ADVERTISEMENT
“Hal itu kami buktikan ketika Jalan Gembira di Makassar tidak ada mobilisasi struktural. Rakyat bergerak sukarela. Makanya tidak ada seragam. Masing-masing memakai kaos yang dicetak sendiri. Artinya apa? Sangat besar harapan dan bentuk dukungan masyarakat pada pasangan Anies-Muhaimin,” tandas Tamsil.