Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Hubungan Antara Kondisi Psikologis dan Penurunan Berat Badan: Fakta atau Mitos?
29 Januari 2025 10:37 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Tania Amanda Sentosa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernah dengar cerita orang yang berat badannya turun drastis karena stres? Atau mungkin warganet pernah mengalaminya? Fenomena ini memang sering terjadi, tapi apa benar kondisi mental bisa berdampak langsung pada berat badan? Apakah ini fakta yang didukung penelitian, atau cuma mitos belaka? Yuk, kita bahas lebih santai tapi tetap serius!
Kok Bisa Psikologis Berpengaruh ke Berat Badan?
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, tubuh kita itu kompleks banget. Ketika pikiran sedang kacau entah karena stres, kecemasan, atau bahkan depresi, tubuh otomatis ikut kena dampaknya. Berikut beberapa alasan kenapa kondisi mental bisa bikin berat badan turun:
Kalau lagi banyak pikiran, sering kali nafsu makan ikut menghilang. Ini biasa terjadi saat stres atau depresi. Otak kita sibuk memproses masalah, jadi sinyal "lapar" dari tubuh sering kali diabaikan.
Saat stres, tubuh memproduksi hormon kortisol. Hormon ini bikin tubuh jadi siaga terus, tapi efek sampingnya adalah metabolisme kita bisa berubah. Pada sebagian orang, ini justru bikin berat badan turun karena tubuh membakar energi lebih cepat.
Stres sering bikin susah tidur, kan? Nah, kurang tidur juga bisa mengganggu hormon pengatur nafsu makan seperti leptin dan ghrelin. Akibatnya, pola makan jadi berantakan, dan berat badan bisa turun tanpa disadari.
ADVERTISEMENT
Kondisi psikologis seperti kecemasan sering bikin tubuh bereaksi secara fisik, misalnya mual, sakit perut, atau gangguan pencernaan. Kalau udah kayak gini, makan jadi terasa sulit, kan?
Fakta atau Mitos?
Jawabannya: Fakta. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kondisi psikologis seperti stres, kecemasan, atau depresi memang bisa berdampak langsung pada berat badan. Tapi, efek ini nggak selalu sama untuk semua orang. Ada juga yang justru mengalami kenaikan berat badan saat stres karena melampiaskannya dengan makan berlebihan.
Jadi, respons tubuh setiap orang terhadap tekanan mental itu unik. Yang penting, kenali diri sendiri dan perhatikan perubahan yang terjadi.
Kenapa Hal Ini Perlu Diperhatikan?
Penurunan berat badan yang disebabkan oleh masalah psikologis itu biasanya nggak sehat. Bahkan, bisa membawa dampak buruk seperti:
ADVERTISEMENT
Cara Mengatasinya:
Kalau kamu merasa berat badan turun drastis gara-gara masalah mental, ini beberapa hal yang bisa dicoba:
Cari cara untuk rileks. Meditasi, yoga, jalan-jalan, atau sekadar ngobrol dengan teman bisa membantu banget.
Kadang makan terasa nggak menarik, tapi coba atur pola makan yang teratur. Pilih makanan yang mudah dicerna dan penuh nutrisi, seperti buah, sayur, atau sup hangat.
ADVERTISEMENT
Usahakan untuk menjaga kualitas tidur kamu. Tidur yang cukup bisa bantu tubuh memulihkan diri secara alami.
Jangan ragu untuk konsultasi ke psikolog atau dokter jika merasa kondisi ini semakin mengganggu. Mereka bisa membantu kamu menemukan solusi yang tepat.
Jadi, hubungan antara kondisi psikologis dan penurunan berat badan itu bukan mitos, tapi fakta. Namun, penurunan berat badan yang terjadi akibat stres atau masalah mental perlu diperhatikan karena biasanya nggak sehat.
Yang terpenting, jangan abaikan tanda-tanda yang muncul. Kesehatan mental dan fisik itu saling terkait, jadi rawat keduanya dengan baik. Kalau kamu merasa sedang tidak baik-baik saja, jangan segan untuk mencari bantuan. Ingat, kamu nggak sendirian, dan selalu ada jalan untuk merasa lebih baik.
ADVERTISEMENT