Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Kemiskinan, Keamanan Ekonomi Internasional dan Peran Aktor Internasional
25 Oktober 2022 21:57 WIB
Tulisan dari Tania Ega Mahardika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pada era kontemporer saat ini, ancaman keamanan internasional (international security) bukan hanya sebatas keamanan tradisional seperti ancaman perang militer. Perang yang terjadi di masa lalu sudah cukup membuktikan bahwa perang menimbulkan kerugian yang besar. Sehingga, perang bukan lagi menjadi solusi utama dalam menyelesaikan permasalahan. Ancaman terbesar terkait keamanan internasional lainnya yaitu, keamanan ekonomi (economic security). Globalisasi yang terjadi di era kontemporer ini, membuat banyak pergeseran permasalahan.
ADVERTISEMENT
Paradigma terkait keamanan (security) sudah sangat berkembang yang pada mulanya hanya fokus kepada negara dan juga batas-batasnya yang identik dengan strategi militer agar tercipta stabilitas dalam negara itu sendiri, meluas menjadi keamanan (security) dalam aspek ekonomi, kesehatan, pendidikan, kebebasan berpolitik, pangan, lingkungan hidup, individu, dan lain sebagainya. Aspek yang disebutkan tersebut termasuk kedalam aspek non-tradisional. Hal tersebut dikarenakan konsep terkait keamanan tradisional dinilai tidak cukup untuk membuat masyarakat dalam suatu negara merasa aman.
Pada tahun 1994, United Nations Development Programme (UNDP) mengeluarkan Human development report yang salah satunya adalah terkait keamanan ekonomi (economic security). Pada level antar-negara atau international economic security, ekonomi merupakan hal yang sangat penting sebagai penentu kemajuan suatu negara. Hal tersebut menjadikan setiap negara berlomba-lomba untuk meningkatkan ekonominya.
ADVERTISEMENT
Pada masa lampau, ekonomi menjadi salah satu penyebab adanya kolonialisme yang menyebabkan dampak berkepanjangan hingga saat ini. Kolonialisasi yang sangat mengancam keamanan individu hingga aktor negara terjadi karena mereka saling berlomba untuk mendapatkan emas dan kekayaan untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder dan juga tersier serta agar mendapatkan buruh untuk kemajuan industri mereka. Pada tingkat individu, kemiskinan atau kurangnya penghasilan ekonomi menyebabkan mereka tidak dapat membeli pangan sehingga menghasilkan ketidakamanan pangan, yang bahkan dapat menjadi sebuah isu global.
Selain itu, permasalahan ekonomi saat ini yang dapat menyebabkan permasalahan dalam keamanan ekonomi internasional yaitu, ketika pertumbuhan ekonomi yang menjadi patokan kemajuan suatu negara dinilai meningkat, namun aktor individu ataupun komunitas tersebut masih stagnan. Hal tersebut terjadi dikarenakan minimnya pinjaman (debt) dan juga fasilitas yang dapat membantu aktor tersebut dalam berperan aktif terhadap kegiatan ekonomi itu sendiri. Lalu, nilai yang ingin dicapai melalui economy growth hanya sebatas di business entity saja, tidak sampai komunitas dan individu.
ADVERTISEMENT
Poverty yang merupakan salah satu permasalahan global saat ini dikarenakan struktur ekonomi politik menahan masyarakat miskin (poor people) untuk berkembang. Masyarakat kurang mampu atau miskin cenderung memiliki lack of capabilities, sehingga kurangnya opportunity menjadi salah satu penyebab sulit untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Struktur ekonomi internasional saat ini cenderung mengumpulkan modal menggunakan pinjaman (debt). Sementara itu, tidak semua dapat melakukan pinjaman tersebut.
Selain itu, aktor negara dalam dunia internasional saat ini menganggap bahwa poverty sebagai aset karena mereka mendapatkan buruh yang murah sehingga tercipta eksploitasi yang akan menghasilkan surplus value yang berujung pada accumulate wealth. Hal tersebut dikarenakan dari konsep kapitalis yang merupakan hasil dari globalisasi yang saat ini berkembang. Menurut government itu sendiri, poverty tidak menghasilkan keuntungan, sebaliknya malah menyebabkan semakin beratnya beban negara dikarenakan masyarakat miskin tidak dapat memberikan pajak kepada negara.
ADVERTISEMENT
Secara nasional, kemiskinan juga sangat berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara. International actor menganggap permasalahan ekonomi dalam hal poverty sebagai sebuah aset dalam mendapatkan sebuah iklan (aids). Selain itu, poverty juga dapat bermanfaat karena menghasilkan banyak buruh dan murah. Secara liability, poverty dinilai sebagai market yang sangat kecil dan menjadikan poverty sebagai sesuatu beban serta tanggung jawab baru secara moral.
Pasca berakhirnya perang dingin, negara-negara di dunia sudah tidak lagi fokus terhadap peningkatan militer, melainkan fokus terhadap perekonomian mereka. Hal tersebut menimbulkan pergeseran kompetisi menjadi kompetisi dalam peningkatan perekonomian negara. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya perang dagang antara dua negara adidaya Tiongkok dan Amerika Serikat. Salah satu pengaruh dari perang dagang tersebut yaitu, pada bidang investasi asing langsung dari Amerika Serikat ataupun Tiongkok ke ASEAN menjadi tidak stabil dan mengalami penurunan. Bahkan, penurunan juga terjadi pada pada kategori ekspor dan impor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di ASEAN. Pengaruh tersebut antara lain dikarenakan investasi asing merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara.
ADVERTISEMENT
Dalam hubungan internasional, terdapat konsep global governance yang berkembang dikarenakan isu-isu yang terdapat dalam ekonomi politik internasional yang dinilai menjadi sebuah gagasan yang mampu menyelesaikan permasalahan dalam keamanan ekonomi internasional terutama membantu dalam mekanisme yang ada pada rezim perdagangan internasional. Lalu, bagaimana langkah yang sudah dilakukan oleh aktor internasional dalam rangka menjaga stabilitas international economic security saat ini?
Saat ini, terdapat pola hubungan yang bercirikan multidimensi antar-negara dan masyarakat dunia. Selain itu, globalisasi juga mempermudah penyelesaian masalah walaupun disisi lain menimbulkan permasalahan baru. Hal tersebut ditandai dengan maraknya industri, namun ketimpangan sosial berupa kemiskinan masih sangat terlihat jelas.
Sistem ekonomi global saat ini menghasilkan anggapan bahwa orang yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin. Hal tersebut dikarenakan eksploitasi terhadap tenaga kerja yang hanya mendapatkan upah berdasarkan jam kerja bukan berdasarkan tingkat produktivitas barang/jasa yang dihasilkan. Globalisasi menghasilkan peluang untuk menciptakan keuntungan yang besar dengan lahirnya pasar baru yang akan memicu diplomasi ekonomi.
ADVERTISEMENT
Dalam sudut pandang lain, stabilitas dalam sistem global terancam dikarenakan munculnya permasalahan dari berbagai sisi yang sebelumnya belum pernah terjadi menyebar secara cepat sementara mekanisme global tidak memiliki koordinasi yang baik dalam menjawab tantangan permasalahan tersebut. Sehingga, ketidakpastian ekonomi meningkat ditandai dengan langkanya sumber daya alam seperti kenaikan harga bahan baku, kelangkaan minyak, kenaikan bahan dasar dan permasalahan lainnya. Pada akhirnya, internasional state actor melakukan berbagai economic diplomacy untuk mengurangi permasalahan yang ada serta utuk memenuhi national interest mereka.
Diplomasi ekonomi yang dinilai berhasil dalam membangun ketahanan ekonomi terdiri dari penguatan hubungan bilateral yang luas dan juga lebih kuat, diplomasi berbasis swasta atau publik dan berdasarkan kepentingan dan keuntungan bersama sesuai dengan yang telah disepakati. Selain itu, terdapat World Trade Organization (WTO) merupakan aktor internasional non-state yang mempunyai peran penting dalam menjaga stabilitas perekonomian dunia dengan mengatur perdagangan internasional yang mampu mengurangi permasalahan dalam keamanan ekonomi internasional dengan membangun instrumen-instrumen hukum maupun kebijakan.
ADVERTISEMENT
Referensi :
Chotimah, Hidayat, et al. Perkembangan Aspek Keamanan Ekonomi Dalam Konsep Human Security. Accessed 24 Oct. 2022.
Armstrong, Shiro. “Economic Diplomacy and Economic Security under Abe.” Asian Economic Policy Review, vol. 16, no. 2, 19 Jan. 2021, pp. 283–299, 10.1111/aepr.12335. Accessed 25 Oct. 2022.