Konten dari Pengguna

Daun Pohon Jati vs Plastik: Persaingan Pembungkus Makanan ala Masyarakat Jawa

Tanjung Tani
Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Airlangga
30 November 2021 13:29 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tanjung Tani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Daun Jati Foto: Shutterstock/Wahyu Budiyanto Toak
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Daun Jati Foto: Shutterstock/Wahyu Budiyanto Toak
Penemuan-penemuan sains saat ini dapat memanipulasi alam serta kebudayaan ataupun kearifan lokal sehingga membuat pola kehidupan manusia berubah. Kebudayaan dan kearifan lokal memiliki nilai-nilai yang menjadi landasan pola tingkah serta perilaku masyarakat sehari-hari lama-lama tergerus. Namun, saat ini masih banyak masyarakat yang masih mempertahankan kebudayaan, tradisi serta kearifan lokal, salah satunya masyarakat Jawa dalam membungkus makanan.
ADVERTISEMENT
Dari pengertian yang dikemukakan oleh S. Wars bahwa kearifan lokal merupakan suatu kebijakan manusia yang berlandaskan nilai-nilai, etika, cara serta perilaku yang melembaga secara tradisional. Dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2009 dijelaskan bahwa kearifan lokal merupakan nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk melindungi serta mengolah lingkungan hidup secara lestari. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwasanya kearifan lokal sendiri memiliki peran penting dalam kehidupan suatu masyarakat karena di dalamnya mengandung nilai-nilai luhur serta filosofi yang langsung berpengaruh pada lingkungan hidup masyarakat.
Salah satu tradisi atau kearifan lokal yang saat ini masih sering dijumpai di desa-desa adalah tradisi kenduri. Kenduri sendiri merupakan tradisi berkumpul yang dilakukan oleh mereka yang beragama muslim (biasanya dilakukan oleh laki-laki) dengan tujuan untuk mengungkapkan rasa syukur serta memohon kelancaran atas suatu hajat. Dalam kenduri tersebut, warga yang diundang akan memanjatkan doa bersama sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya, tuan rumah yang melaksanakan kenduri akan menjamu tamunya dengan berbagai macam makanan yang disajikan dalam tampah besar dan turut serta didoakan.
ADVERTISEMENT
Yang unik dalam kenduri adalah pada saat pembagian makanan setelah doa bersama selesai dilakukan. Orang zaman dahulu atau mereka yang masih tinggal di desa tidak menggunakan box, plastik, styrofoam, kertas minyak ataupun pembungkus lain yang modern. Plastik yang dahulu masih langka keberadaanya membuat daun pohon jati menjadi alternatif pengganti untuk sebagai pembungkus makanan. Kenduri bisa dikatakan sebagai salah satu tradisi yang ramah dengan alam karena semua komponen pendukung tradisi ini berasal dari alam, salah satunya daun jati sebagai pembungkus makanan.
Sebagai pembungkus makanan daun jati sendiri memiliki manfaat seperti menjaga makanan tetap hangat serta memberikan aroma yang khas pada makanan. Dalam tradisi kenduri, makanan yang sudah didoakan biasanya akan dibagikan kepada tetangga terdekat. Nasi kenduri yang dibungkus dalam daun jati biasanya disebut ‘sego berkat’ (penyebutan di beberapa wilayah Jawa Tengah). Nasi berkat ini dibungkus dengan daun jati lalu dibagikan kepada tetangga sekitar kemudian mereka akan memakannya bersama dengan keluarga selagi nasi beserta lauk yang masih hangat. Aroma daun jati sendiri juga meningkatkan nafsu makan seseorang sehingga makanan yang dimakan akan terasa nikmat.
ADVERTISEMENT
Selain kenduri, umumnya masyarakat Jawa memiliki kebiasaan makan bersama jika berkumpul dengan keluarga atau kerabat. Daun jati sendiri menjadi alternatif pengganti piring pada saat makan bersama dilakukan. Daunnya yang lebar memudahkan dalam menata lauk serta nasi. Dengan suasana tersebut, rasa kekeluargaan akan tercipta erat satu sama lain, hal itu sesuai dengan prinsip orang Jawa sendiri yaitu “mangan ora mangan kumpul”.
Daun jati sendiri tentunya tepat jika digunakan untuk membungkus makanan karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya bagi tubuh. Penggunaan bahan-bahan alami dalam makanan yang dilakukan oleh orang-orang zaman dahulu dapat membuat ketahanan tubuh mereka kuat dan selalu sehat. Semakin canggih teknologi yang ada pada zaman sekarang membuat orang lupa dengan penggunaan bahan-bahan alami sebagai pengganti alternatif bungkusan seperti plastik. Penggunan daun jati atau daun lain sebagai bungkus makanan jika dikampanyekan dapat mengurangi limbah plastik yang semakin hari mengkhawatirkan. Kini tradisi membungkus makanan dengan daun jati hanya dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di pedesaan dikarenakan masih adanya hutan jati atau tanaman jati di sekitar lingkungan tempat mereka tinggal. Berbeda dengan mereka yang tinggal di perkotaan, ketiadaan pohon jati membuat masyarakat perkotaan memilih plastik, selain itu karena hal ini dianggap praktis dan mudah didapatkan dengan harga yang murah.
ADVERTISEMENT
Umumnya tradisi yang ada di setiap daerah Indonesia berkaitan atau berhubungan dengan alam. Begitu pula tradisi yang ada di Pulau Jawa sendiri, orang Jawa suka sekali untuk berfilosofi sehingga setiap tradisi dan properti yang digunakan memiliki makna dan arti. Daun jati sendiri menjadi kearifan lokal yang mungkin memiliki makna dan arti selain hanya sebagai pembungkus makanan. Pada tradisi atau acara-acara penting, penggunaan daun jati sebagai pembungkus makanan juga dilakukan pada kegiatan sehari-hari masyarakat Jawa. Hal ini membuktikan bahwa daun jati sebagai kearifan lokal sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sejak dulu sebelum keberadaan plastik lebih diutamakan.
Ilustrasi Bahan makanan dan sayur di dalam plastik Foto: Shutterstock
Penggunaan daun jati sebagai pembungkus makanan juga masih menjadi alternatif hingga saat ini. Hal ini bisa ditemukan pada daerah-daerah pedesaan atau pasar tradisional yang banyak menjual makanan tradisional khususnya daerah Jawa Tengah, Yogyakarta serta Jawa Timur. Para pedagang tradisional memilih daun jati sebagai wadah untuk membungkus makanan karena mudah didapatkan serta ekonomis, mereka bisa dengan mudah mendapatkannya di pekarangan atau kebun di belakang rumah. Walaupun penggunaan plastik tetap menjadi pilihan nomor satu karena dianggap praktis, penggunaan daun jati sebagai pembungkus juga masih menjadi pilihan masyarakat di tengah eksistensi plastik itu sendiri. Secara tidak langsung penggunaan daun jati juga dapat mengurangi limbah plastik yang sulit terurai.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, penggunaan daun jati sebagai alternatif pembungkus makanan merupakan salah satu kearifan lokal yang sudah ada sejak zaman dahulu dan patut dipertahankan penggunaanya sebagai pengganti plastik yang dapat mencemari lingkungan. Penggunaan daun jati menjadi ciri khas masyarakat Jawa di tengah kemunculan berbagai bentuk wadah plastik.