Konten dari Pengguna

Komunitas Wadari Gelar Lapak Membaca Gratis di Alun-Alun Pamulang

Tanri Dupi
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang
2 Juli 2024 7:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tanri Dupi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Komunitas Wadari gelar lapak baca gratis di Alun-alun Pamulang (30/06/24). Sumber: dokumen pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Komunitas Wadari gelar lapak baca gratis di Alun-alun Pamulang (30/06/24). Sumber: dokumen pribadi.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hingga saat ini minat membaca Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal inilah yang membuat remaja-remaja penggiat literasi asal Gunung Sindur membentuk sebuah komunitas membaca buku. Salah satu kegiatan mereka yaitu menggelar lapak membaca gratis di publik.
ADVERTISEMENT
Berawal dari perkumpulan remaja perpustakaan lulusan SMAN 1 Gunung Sindur, Bogor. Komunitas Wadari berinovasi untuk menggelar lapak membaca gratis di tempat terbuka seperti alun-alun, taman, hingga tempat joging. Kegiatan tersebut sudah dilaksanakan selama 2 bulan.
“Sebetulnya udah lama kak itu, awalnya tuh dari perpustakaan anak-anak dari lulusan SMA di Kampung Cimangir, Desa Gunung Sindur. Nah setelah itu baru kita buat inovasi buka lapak di Rawa Kalong, Bukit Dago. Perpustakaan kita yang di sana itu sebelumnya ada. Cuman kemarin ada problematika yang akhirnya digusur gitu, jadi kita mulai keliling gitu sekarang,” ungkap Rachmad Daniel (30/07/24) selaku penggerak komunitas Wadari.
Alun-alun Pamulang menjadi tempat pertama komunitas Wadari menggelar lapak baca gratis di daerah Pamulang pada Minggu 30 Juni lalu. Buku yang disediakan didominasi dengan buku-buku ringan yang ramah anak dan bisa dibaca dengan durasi cepat seperti komik dan dongeng. Selain itu ada pula novel dan buku-buku pengembangan karakter. Pemilihan buku itu dipertimbangkan dari banyaknya anak-anak dan orang tua yang berkunjung di alun-alun Pamulang. Uniknya kebanyakan dari buku-buku tersebut adalah hasil donasi dari teman-teman SMA dan kampus mereka.
ADVERTISEMENT
"Biasanya di tempat ngumpul-ngumpul kayak gini kan, kalau lagi diem pastinya HP yang dipegang. Untuk itu saya mau orang-orang berani berubah sekaligus meningkatkan literasi juga. Dimana banyak buku-buku yang memotivasi dan bahkan merubah diri kita ke depannya. Juga sebagai pengingat untuk kita bahwa banyak hal yang belum kita ketahui, dan itu semua belum tentu ada di HP," ungkap Hidayat Nur Wahid (30/07/24), salah satu anggota komunitas Wadari.
Minimnya tingkat literasi pada anak juga menjadi keresahan Naufal Fadhil, salah seorang anggota komunitas Wadari lainnya. "Saya melihat banyak anak-anak gen alpha terutama yang udah dari umur 3 tahun atau 2 tahun itu sudah mulai kecanduan HP dan asing dengan buku gitu. Lebih asik dengan HP daripada buku. Sebenarnya HP buat anak umur segitu itu kurang baik. Lebih baik kita ajarkan buku agar bisa lebih paham dengan kosa kata. Apalagi kalau buku kan masih bisa di filter ya, kalau HP kan nggak bisa walaupun kita udah dipantau sama orang tua," ujar Naufal (30/06/24).
ADVERTISEMENT
Rachmad Daniel selaku penggerak komunitas Wadari mengaku pemilihan Alun-alun Pamulang sebagai spot gelar lapak pada Minggu 30 Juni lalu adalah sebagai upaya agar Alun-alun Pamulang tidak hanya sebatas untuk hiburan dan tempat nongkrong.
"Karena pusat kota ya. Terlebih Alun-alun Pamulang ini kan baru-baru juga ramenya gitu kan. Sama baru banget disadari bahwa kelemahannya pemerintah mungkin ya, ternyata cuma menciptakan alun-alun itu mungkin sebatas hiburan gitu. Padahal kan hal kayak gini itu perlu juga. Orang juga nggak bisa hiburan terus, main atau jagain anaknya. Minusnya itu kenapa enggak ada langsung dari pemerintah yang emang menyediain beberapa rak buku gitu kan,” ungkap Daniel (30/06/24). Ia juga berharap untuk ke depannya agar Alun-alun Pamulang bisa menambahkan fasilitas pojok membaca yang ramah anak dan orang dewasa sebagai inovasi.
ADVERTISEMENT
Salah satu pengunjung alun-alun yang saya temukan sedang membaca novel Dilan mengaku terkesan dengan semangat para remaja komunitas ini. "Keren sih, ini kan mereka inisiatif sendiri yah. Jadi bagus juga buat inspirasi anak-anak remaja lainnya untuk membuat sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat gitu. Harapannya sih semoga mereka gelar lapak di Alun-alun Pamulang lagi kapan-kapan," ujar Tangsang Jatiwilangan (30/06/24).
Sayangnya komunitas Wadari tidak menggelar lapak baca buku gratis setiap hari. Mereka menyempatkan waktu menggelar kegiatan mulia ini setiap akhir pekan di tempat yang berbeda-beda. Untuk mengetahui agenda kegiatan mereka anda bisa mengikuti akun instagram @wadari.id sebagai pengikut mereka. Selain itu anda juga bisa menghubungi instagram mereka jika ingin memberikan donasi buku bekas ataupun berniat untuk menjadi bagian dari anggota komunitas Wadari.
ADVERTISEMENT