Di Balik Polemik Larangan Bukber Pejabat oleh Jokowi

Tantan
Praktiisi Pendidikan, merupakan Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara Bandung, Tinggal di Kota Moci
Konten dari Pengguna
25 Maret 2023 14:28 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tantan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Buka Puasa. (Foto: shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Buka Puasa. (Foto: shutterstock)
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi yang ramai dibicarakan sekarang ini adalah tradisi. Yaitu suatu tradisi di bulan suci Ramadhan yang sering dilakukan oleh kaum Muslimin Indonesia adalah bukber atau buka bersama. Siapa tidak kenal dengan istilah bukber ini?
ADVERTISEMENT
Buka bersama, sudah menjadi tradisi yang mengakar di kalangan masyarakat Indonesia, sehingga setiap orang pada umumnya sudah memiliki agenda bukber ini, baik dengan teman lamanya, teman kerjanya, teman dekatnya atau teman-teman yang lainnya. Sehingga tidak aneh kalau resto-resto tempat makan menjadi penuh dan sangat laku menjelang buka puasa ini.
Makanya wajar ketika Jokowi membuat suatu edaran tentang larangan buka bersama bagi pejabat atau ASN, surat yang ditandatangani Seskab Pramono Anung tersebut ditujukan kepada seluruh Kabinet Indonesia Maju, Jaksa Agung, Panglima TNI, Kapolri dan Kepala Lembaga yang kemudian surat tersebut diteruskan kepada lembaga-lembaga di bawahnya, menjadikan suasana di masyarakat menjadi riuh.
Saya terenyuh, ketika banyak masyarakat yang kemudian ikut ramai dalam menyikapi surat edaran dari Jokowi tersebut. Kan yang dilarang adalah ASN kenapa jadi pada ribut ya? Apakah karena ini sudah masuk tahun politik?
ADVERTISEMENT
Atau karena alasan yang disampaikan Jokowi ini kurang logis dengan berdalih pada masih berkutatnya pada penanganan Covid-19, atau mungkin karena para anggota dewan yang terhormat tidak disebut juga dalam surat edaran tersebut?
Entahlah, saya lebih senang melihat permasalahan ini dari sudut manfaat dan mudharat-nya, kita akan fair melihat semua permasalahan jika dikembalikan pada aturan yang berlaku dalam agama kita yaitu agama Islam.

Apakah ada dalil buka puasa bersama?

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, para sahabat bertanya kepada Rasul, “Mengapa makan tidak kenyang?”
Kemudian, Nabi balik bertanya, “Apa kalian makan sendiri?”
“Iya,” jawab para sahabat .
Rasulullah SAW lalu menjawab lagi, "Makanlah kalian bersama-sama dan bacalah basmalah, maka Allah akan memberikan berkah kepada kalian semua."
ADVERTISEMENT
Hadis di atas dijadikan landasan bagi sebagian orang untuk melakukan tradisi buka bersama pada bulan suci Ramadhan ini. Apakah hadis tersebut tepat disematkan sebagai landasan bagi setiap muslim dalam melaksanakan buka bersama?
Dalam hadis lain seperti dikutip dari Sentralone, dari Sa’id bin Musayab dari Salman ia berkata: Rasulullah SAW berkhotbah kepada kami di hari terakhir bulan Sya’ban. Beliau bersabda, "…Barangsiapa yang memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, maka hal itu menjadi ampunan bagi dosa-dosanya dan pembebasan dirinya dari api neraka. Baginya pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi sedikitpun pahala puasa orang yang diberi buka tersebut."
Orang-orang berkata, “Ya Rasulullah, tidak setiap kami dapat memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa.”
ADVERTISEMENT
Rasulullah bersabda: “Allah akan memberikan pahala yang demikian ini kepada orang memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa meskipun hanya dengan susu encer, sepotong kurma, atau seteguk air. Dan barang siapa yang mengenyangkan orang yang berpuasa maka Allah akan memberinya minum dari telagaku di mana setelahnya ia tak akan haus sampai masuk ke dalam surga…” (Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghawi, Tafsir Ma’alimut Tanzil [Kairo: Darul Alamiyah, 2016], jil. 1, hal. 196–197).
Apakah hadis di atas juga tepat disematkan pada tradisi buka bersama yang dilakukan oleh masyarakat kita? Atau hadis itu hanya mengisyaratkan kepada kita sebagai keutamaan untuk memberikan makanan/minuman bagi saudara-saudara kita yang akan berbuka puasa, Wallahu a’lam bishawab.
Untuk melihat kedudukan buka bersama ini sebagai tradisi, marilah kita melihat manfaat dan mudharat dari buka bersama ini.
ADVERTISEMENT

Manfaat Buka Bersama

Tentunya buka bersama ini banyak manfaatnya sehingga banyak orang menjadikan buka bersama ini menjadi sebuah keharusan dalam tiap bulan suci Ramadhan.
Pertama, bersilaturahmi. Momentum buka bersama ini sangat efektif untuk bersilaturahmi. Karena kesibukan kita, sudah jarang kita bertemu dengan teman-teman lama, maka dengan adanya buka bersama ini biasanya orang-orang sudah mengagendakan pertemuan ini sehingga silaturahmi bisa terjalin kembali.
Kedua, berbagi. Dengan adanya buka bersama, mengundang masyarakat yang tidak mampu ke rumah kita untuk mencicipi makanan yang kita sediakan dan pulangnya mereka diberikan oleh-oleh ala kadarnya, menjadikan suasana Ramadhan ini menjadi penuh dengan keberkahan.
Ketiga, menjalin keakraban. Ini yang sering dilakukan pada umumnya, jika anda pekerja maka anda akan melakukan ini dengan teman-teman sekantor anda, atau jika anda anak sekolah maka bukber ini dilakukan dengan teman sekelas atau sesekolah dengan anda.
ADVERTISEMENT

Mudharat Buka Bersama

Selain bermanfaat, buka bersama ini juga banyak mudhoratnya, terutama bagi mereka yang tidak tidak begitu paham kaidah-kaidah ilmu agama, berikut mudharat dari buka puasa bersama.
Pertama, sering melupakan waktu salat. Waktu salat magrib kurang lebih satu jam, merupakan waktu yang sangat pendek apabila kita lalai melakukannya. Buka bersama dengan banyak orang menyebabkan antre, apabila buka bersamanya di resto-resto yang sudah pasti penuh.
Akibatnya banyak orang yang tidak sempat melaksanakan salat magrib ini, dan tentunya ini menjadi dosa besar. Bagi anda yang paham akan dosa ini maka akan berusaha keras walaupun antre makan dan antre salat di musala, akan tetap menjalankan salat magrib ini dengan tepat waktu.
ADVERTISEMENT
Kedua, meninggalkan keluarga di rumah, Memang ini tidak tiap hari, tapi izin kepada keluarga baik itu istri, suami maupun anak, wajib dilakukan karena kehangatan buka bersama dirumah menjadi tertinggal. Semua harus ridha masing-masing sehingga sepulang buka bersama diluar tidak menjadi malapetaka bagi keluarga.
Ketiga, riya. Sikap yang sulit sekali dikendalikan, karena ini datangnya dari hati yang kadang kita sendiri tidak sadar. Kita buka bersama dengan mereka yang duafa, tebersit rasa ria dalam hati, dipostinglah kegiatan buka bersama tersebut dengan maksud ingin menujukkan bahwa kita sudah berbagi dengan mereka.
Keempat, ajang pamer kekayaan, ini pun yang harus dihindari. Tidak sedikit orang jika akan pergi buka bersama dengan temannya seperti mau pergi ke undangan pernikahan, semua perhiasan dipakai, sehingga buka bersama seolah sebagai ajang pentas perhiasan dan kekayaan.
ADVERTISEMENT
Kembali lagi pada larangan buka bersama ASN oleh Jokowi, sekelas presiden mengurusi hal teknis tentang buka bersama ini tentunya pasti ada alasan krusial yang dianggap oleh presiden akan mengganggu stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Apakah itu dikaitkan dengan gaya hedonis para pejabat, atau pemakaian anggaran yang tidak pada tempatnya atau hal lainnya yang sekarang menjadi sorotan media dan masyarakat.
Sebagai masyarakat semoga kita dapat menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan ini dengan ikhlas, tidak terganggu oleh hal-hal yang dapat mengurangi atau menghilangkan amalan puasa yang kita lakukan. Aamiin yaa robbal a’lamiin.