The Magic of Nature

Taofik Hidayat
Ciamis - Jatinangor Postharvest Technology
Konten dari Pengguna
13 Agustus 2020 21:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Taofik Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
SUMBER : https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/akuamina/8707-Indonesia-Jadi-Contoh-Tata-Kelola-Biosekuriti-Budidaya
zoom-in-whitePerbesar
SUMBER : https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/akuamina/8707-Indonesia-Jadi-Contoh-Tata-Kelola-Biosekuriti-Budidaya
ADVERTISEMENT
Hi!
Siapa nih yang suka makan udang? Kepala sama kulitnya dimakan juga? Kalo engga dimakan, kulit sama kepala udangnya jangan dibuang ya. For your information, ternyata kulit dan kepala udang bisa dijadikan produk yang bernilai ekonomi tinggi lho. Bahkan, salah satu dari produk tersebut dijuluki dengan sebutan Magic of Nature. Mau tau ngga? Yuk kita bahas!
ADVERTISEMENT
Apa sih sebenarnya Magic of Nature itu?
SUMBER : https://id.quora.com/Apa-itu-kitosan
Magic of Nature adalah julukan dari suatu senyawa yang dikenal dengan sebutan kitosan. Kitosan ini bisa didapatkan salah satunya dari kulit dan kepala udang.
Kenapa disebut Magic of Nature?
SUMBER : https://ericasuter.com/coaches-know-your-why/
Jika kita translate dari julukan Magic of Nature, maka kita akan mendapatkan arti “Keajaiban dari Alam”. Nah, alasan dari kitosan dijuluki sebagai Magic of Nature karena senyawa tersebut memiliki banyak sekali manfaat dan berasal dari alam. Selain manfaatnya yang begitu banyak, kitosan juga sangat bersahabat dengan alam karena bersifat biodegradable.
Kenapa yang dibahas kali ini berasal dari kulit dan kepala udang?
SUMBER : https://fokusborneo.com/daerah/2020/03/06/warga-sekitar-tpa-keluhkan-bau-indikasi-ada-pembuangan-limbah/
Informasi nih buat kamu, ternyata kulit dan kepala udang itu menjadi limbah dari industri ekspor udang beku. Hanya sekitar 30% dari total limbah yang termanfaatkan, artinya sekitar 70% kulit dan kepala udang masih nganggur dan mencemari lingkungan. Oleh sebab itu, sangat bagus sekali jika kita dapat mengubah kulit dan kepala udang tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti kitosan.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana cara membuat kitosan dari kulit dan kepala udang?
SUMBER : https://www.eurodiaconia.org/2016/03/moving-from-what-to-how/
Metode yang paling sederhana dan umum digunakan untuk menghasilkan kitosan memiliki 4 tahapan, yaitu :
1. Deproteinasi
Proses ini dilakukan untuk menghilangkan protein yang terkandung dalam kulit dan kepala udang. Proses ini sederhananya adalah memasak kulit dan kepala udang dalam larutan NaOH dengan suhu dan waktu tertentu. Setelah proses ini berakhir, dilakukan penyaringan, pencucian dan pengeringan.
2. Demineralisasi
Proses ini dimaksudkan untuk menghilangkan berbagai mineral yang terkandung dalam kulit dan kepala udang. Prosesnya mirip dengan tahap deproteinasi, bedanya adalah kita mengganti NaOH dengan HCl serta waktu dan suhu pemasakannya dibedakan juga. Setelah proses ini selesai, dilakukan juga penyaringan, pencucian dan pengeringan.
ADVERTISEMENT
3. Dekolorisasi
Proses ini dilakukan untuk menghilangkan pigmen warna pada kulit dan kepala udang, sehingga nanti produk akhir akan berwarna putih. Proses ini juga mirip dengan tahap deproteinasi dan demineralisai, bedanya ada pada penggunaan senyawa NaOCl, waktu dan suhu pemasakan. Setelah proses ini, dilakukan lagi penyaringan, pencucian dan pengeringan.
Sampai disini kita mendapatkan senyawa yang namanya “Kitin”. Kitin ini adalah cikal bakal dari kitosan, ibaratnya kitin itu kepompong dan kitosan itu kupu-kupu. Informasi lagi nih, kitin juga punya manfaat dan gak kalah nilai jualnya sama kitosan. So, kita bisa produksi kitin juga selain kitosan.
4. Deasetilasi
Proses ini simpelnya adalah proses berubahnya kitin jadi kitosan. Prosesnya lagi-lagi mirip dengan proses-proses sebelumnya. Bedanya adalah pada waktu dan suhu pemasakannya serta pada proses ini kembali digunakan NaOH. Setelah proses ini, dilakukan lagi penyaringan, pencucian dan pengeringan.
ADVERTISEMENT
Jadilah, senyawa Magic of Nature.
So, dengan melimpahnya sumber daya udang Indonesia, sangat bisa dimaksimalkan lagi untuk kemakmuran bangsa. Semoga bermanfaat. Untuk lebih lengkapnya, silakan cek pustaka di bawah!
Pustaka :
Dompeipen, E. J., Kaimudin, M., & Dewa, R.P. (2016). Isolation of Chitin and Chitosan from Waste of Skin Shrimp. Majalah BIAM, 12(01), 32-39.