Konten dari Pengguna

Sustainable Future : Komitmen Gen Z terhadap Lingkungan

Tarishah Azzahrah
Saya mahasiswa semester 3, Prodi Ilmu Administrasi Negara, Universitas Negeri Surabaya. Saya merupakan orang yang suka mempelajari hal-hal baru.
21 November 2024 18:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tarishah Azzahrah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gen Z yang terlibat dalam kegiatan bersih-bersih, menunjukkan aksi nyata mereka dalam menjaga lingkungan - Oleh Tarishah Azzahrah.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gen Z yang terlibat dalam kegiatan bersih-bersih, menunjukkan aksi nyata mereka dalam menjaga lingkungan - Oleh Tarishah Azzahrah.
ADVERTISEMENT
Generasi Z (Gen Z), yang mencakup individu kelahiran 1997 hingga 2012, muncul sebagai generasi yang memiliki kesadaran mendalam terhadap isu lingkungan. Dengan kemajuan teknologi, keberadaan media sosial, dan akses luas terhadap informasi, mereka menghadapi kenyataan perubahan iklim sejak usia dini. Hal ini menjadikan Gen Z tak hanya sebagai saksi dampak krisis iklim, tetapi juga sebagai aktor utama dalam membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan. Namun, seberapa besar komitmen mereka, dan apa tantangan yang mereka hadapi dalam usaha ini?
ADVERTISEMENT
Krisis Iklim : Warisan Gen Z
Tidak dapat disangkal bahwa Gen Z adalah generasi yang tumbuh dalam bayang-bayang krisis lingkungan global. Dari bencana alam yang semakin intens hingga meningkatnya suhu bumi, mereka hidup dalam kenyataan yang menuntut tindakan mendesak. Menurut laporan Global Risks Report 2024, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan adalah ancaman terbesar bagi keberlanjutan umat manusia.
Bagi Gen Z, isu lingkungan bukan sekadar berita yang muncul sesekali, tetapi bagian integral dari kehidupan mereka. Dalam sebuah survei internasional, lebih dari 70% Gen Z menyatakan kekhawatiran mendalam tentang perubahan iklim dan dampaknya. Mereka merasa bertanggung jawab untuk bertindak, baik melalui perubahan gaya hidup, aktivisme, maupun dengan menekan pemerintah dan perusahaan untuk berkomitmen terhadap keberlanjutan.
ADVERTISEMENT
Namun, mereka tidak hanya mewarisi krisis ini; mereka juga menghadapi hambatan struktural. Dunia yang didominasi oleh ekonomi berbasis konsumsi, lambatnya adopsi energi terbarukan, dan kebijakan lingkungan yang sering kali bersifat simbolis membuat perjuangan mereka semakin berat.
Aksi Nyata : Dari Konsumsi hingga Aktivisme
Salah satu cara utama Gen Z menunjukkan komitmen mereka terhadap lingkungan adalah melalui perubahan gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Mereka menjadi konsumen yang lebih sadar, mendukung produk yang ramah ingkungan dan merek yang memiliki misi keberlanjutan. Popularitas fashion berkelanjutan, produk daur ulang, dan makanan berbasis nabati adalah contoh nyata dari preferensi baru ini.
Namun, penting diingat bahwa gaya hidup ini bukan tanpa tantangan. Di satu sisi, mereka mendukung merek ramah lingkungan, tetapi di sisi lain, gaya hidup digital mereka juga menyumbang jejak karbon. Penggunaan perangkat elektronik, streaming video, dan data center yang intensif energi menjadi kontradiksi yang perlu diatasi.
ADVERTISEMENT
Di luar pilihan konsumsi, aktivisme Gen Z juga sangat menonjol. Sosok seperti Greta Thunberg menjadi inspirasi global, mendorong jutaan anak muda di seluruh dunia untuk bergabung dalam gerakan iklim. Aksi demonstrasi, kampanye di media sosial, hingga petisi online adalah alat utama yang mereka gunakan untuk menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan.
Selain itu, Gen Z memanfaatkan teknologi dengan sangat efektif. Mereka mampu menggunakan media sosial sebagai platform untuk mengedukasi, memobilisasi, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu lingkungan. Hashtag seperti #ClimateAction dan #FridaysForFuture menjadi simbol solidaritas global, menunjukkan bahwa perjuangan untuk keberlanjutan tidak mengenal batas geografis.
Tantangan Struktural dan Sistemik
Meski memiliki potensi besar, komitmen Gen Z terhadap keberlanjutan menghadapi banyak hambatan. Salah satu tantangan utama adalah struktur ekonomi dan sosial yang masih bergantung pada eksploitasi sumber daya alam. Korporasi besar, meskipun mulai menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan, sering kali terjebak dalam strategi greenwashing—memberikan kesan ramah lingkungan tanpa komitmen nyata.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, kebijakan pemerintah di banyak negara masih kurang tegas dalam mendukung transisi ke energi hijau. Subsidi bahan bakar fosil, kurangnya insentif untuk inovasi teknologi hijau, dan regulasi lingkungan yang lemah membuat perjuangan Gen Z semakin sulit.
Dalam konteks ini, perjuangan Gen Z memerlukan dukungan lintas generasi. Perubahan besar tidak dapat dicapai hanya melalui upaya individu atau gerakan kecil; diperlukan perubahan sistemik yang melibatkan pemerintah, perusahaan, dan masyarakat luas.
Pendidikan Lingkungan : Pilar Keberlanjutan
Pendidikan lingkungan menjadi salah satu alat paling efektif untuk memperkuat komitmen Gen Z terhadap keberlanjutan. Dengan memahami dampak aktivitas manusia terhadap ekosistem, mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijak. Program-program seperti kurikulum pendidikan berbasis lingkungan, kampanye kesadaran, dan pelatihan keterampilan hijau dapat membantu mereka menjadi agen perubahan yang lebih efektif.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, pendidikan ini harus bersifat inklusif, melibatkan semua lapisan masyarakat, dan tidak hanya terbatas pada kelompok tertentu. Gen Z dapat menjadi penghubung antara generasi yang lebih tua dan lebih muda, membangun budaya keberlanjutan yang diwariskan lintas generasi.
Dukungan Teknologi dan Inovasi
Teknologi juga memegang peran penting dalam mendukung visi Gen Z tentang masa depan yang berkelanjutan. Inovasi dalam energi terbarukan, teknologi daur ulang, dan pengelolaan limbah adalah beberapa contoh bagaimana teknologi dapat membantu mengatasi tantangan lingkungan.
Namun, untuk memanfaatkan teknologi ini, diperlukan investasi yang signifikan dan kebijakan yang mendukung. Pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama untuk menciptakan ekosistem yang memungkinkan teknologi hijau berkembang dengan cepat dan terjangkau.
Harapan untuk Masa Depan
ADVERTISEMENT
Meski tantangan yang dihadapi besar, Gen Z tetap memiliki potensi luar biasa untuk membawa perubahan. Mereka telah menunjukkan bahwa generasi muda memiliki kekuatan untuk memobilisasi jutaan orang, memengaruhi kebijakan, dan menciptakan kesadaran global tentang pentingnya keberlanjutan.
Namun, upaya mereka tidak akan berhasil tanpa dukungan kolektif. Generasi lain, mulai dari milenial hingga baby boomers, harus berperan aktif dalam mendukung perjuangan ini. Dengan kolaborasi lintas generasi, kebijakan yang tegas, dan investasi dalam teknologi hijau, masa depan yang berkelanjutan dapat diwujudkan.
Kesimpulan
Komitmen Gen Z terhadap lingkungan adalah cerminan dari kesadaran mendalam akan pentingnya menjaga bumi. Mereka memahami bahwa masa depan mereka, dan generasi mendatang, sangat bergantung pada tindakan yang diambil hari ini.
ADVERTISEMENT
Namun, perjuangan ini memerlukan dukungan dari semua pihak. Krisis lingkungan adalah masalah bersama yang membutuhkan solusi kolektif. Jika Gen Z dapat memimpin dengan semangat mereka, dan dunia merespons dengan dukungan nyata, maka visi tentang masa depan yang berkelanjutan dapat menjadi kenyataan.