Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Urban Legend Lagu Gugur Bunga di Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM)
11 Juni 2024 10:07 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Tarissa Noviyanti Az Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat melewati bundaran lalu menyanyikan lagu gugur bunga maka seseorang itu akan mendapatkan ganguan sosok penampakan penunggu atau sosok pahlawan prajurit jaman dahulu yang gugur dan muncul menghampiri.
Yogyakarta terkenal sebagai kota pelajar. Kota yang menjadi salah satu kota dengan kualitas pendidikan terbaik di Indonesia. Salah satu lembaga pendidikan yang berdiri dan terkenal di Yogyakarta adalah Universitas Negeri Gadjah Mada. Perguruan Tinggi yang sudah berdiri dari 19 Desember 1949 tersebut terkenal akan prestasi dan mencetak lulusan yang berkualitas. Namun di sisi lain, Universitas Gadjah Mada juga menyimpan banyak cerita misteri yang sudah menjadi rahasia umum.
ADVERTISEMENT
Salah satu kisah urban legend di Perguruan Tinggi tersebut berada di bundaran Teknik UGM. Lokasi tersebut berada di jalan Sendowo, Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di tengah-tengah bundaran terdapat air mengalir Sungai Selokan Mataram. Bundaran ini terdapat disekitar Sekolah Pascasarjana UGM, Fakultas Biologi UGM, dan Fakultas Teknik UGM. Di jalan bundaran tersebut setiap hari selalu ramai kendaraan melintas, karena jalan tersebut digunakan untuk penghubung arah Jalan Monjali, Jalan Kaliurang, Jalan Agro, dan Jalan menuju RSUP Dr. Sardjito.
Pada penelusuran dari channel YouTube Kisah Tanah Jawa dibersamai oleh Hari Kurniawan atau biasa disebut Om Hao (35), Mas Day, dan Nadia Omara (30). Mereka mengulik tentang mitos saat di bundaran Teknik UGM yang tidak boleh menyayikan lagu gugur bunga saat malam hari.
ADVERTISEMENT
Nadia Omara mengatakan bahwa saat melewati bundaran lalu menyanyikan lagu gugur bunga maka seseorang itu akan mendapatkan ganguan sosok penampakan penunggu atau sosok pahlawan prajurit jaman dahulu yang gugur dan muncul menghampiri. Lalu Om Hao dari Tim Kisah Tanah Jawa menjelaskan bahwa dahulunya Bulaksumur adalah “bulak” dulunya kanan dan kirinya terdapat perkebunan, pada saat itu terjadi pertempuran di era kolonial Belanda atau militer Jepang yang banyak warga masyarakat atau tentara rakyat di daerah tersebut menjadi pahlawan dadakan. Pada pertempuran tersebut banyak pahlawan yang gugur. Sebenarya menyanyikan lagu gugur bunga adalah untuk mengenang duka para pahlawan dan mengirim doa, namun memang benar adanya sosok yang menunggu di sekitar bundaran tersebut secara residual energi. Lebih lanjut Mas Day menyampaikan sosok yang ia tangkap dengan kemampuanya yang ada di bundaran tersebut adalah prajurit kuno Mataram. Hal tersebut menjadikan pengalaman nyata Nadia Omara bahwa ia pernah merasakan hal mistis saat melintasi bundaran Teknik UGM bersama temannya pada malam hari.
Pengalaman mistis juga dialami oleh salah satu alumni Universitas Gadjah Mada yaitu Wahyudi Septyanto. Ia membagikan pengalaman mistisnya di laman Quora. Ahli Madya Universitas Gadjah Mada itu menuturkan bahwa pada awalnya ia denial tentang mitos kondang di wilayah kampus tersebut. Namun sebelum ia membagikan pengalaman mistisnya, ia lebih dulu menceritakan pengalaman dari temannya. Salah satu teman Wahyudi yang tidak disebutkan namanya, pernah mengalami kejadian mistis setelah menyanyikan lagu Gugur Bunga pada malam hari. Wahyudi bercerita bahwa temannya menyanyikan lagu tersebut dengan gaya menantang. Saat sampai di kos, temannya itu bercerita bahwa dijatuhi banyak rambut. Awalnya teman Wahyudi itu mengira bahwa rontokan rambut itu merupakan bulu kaki. Tetapi setelah disapu, beberapa menit kemudian rambut-rambut bermunculan lagi dan semakin banyak. Hingga pada akhirnya teman Wahyudi itu tidur di kos temannya karena ketakutan.
ADVERTISEMENT
Wahyudi menambahkan tentang latar belakang area Universitas Gadjah Mada dan Universitas Negeri Yogyakarta. Ia bercerita bahwa dahulu, area tersebut adalah basis markas para pejuang kemerdekaan yang dikenal dengan nama Bulaksumur. Ia menjelaskan bahwa Bulak artinya hutan. Ia mengonfirmasi bahwa memang benar dahulu di area tersebut merupakan hutan yang terdapat sumur. Lokasi sumur ini tidak ada yang dapat memastikan keberadaanya sejak Gedung Pusat UGM di bangun di Kota Yogyakarta tahun 1951-1959. Namun menurut rumor masyarakat bahwa sumur itu terdapat di kampus kehutanan UGM.
Lebih lanjut, ia mulai menceritakan pengalaman mistisnya tentang mitos lagu Gugur Bunga di area kampus kerakyatan tersebut. Pada suatu malam, ia bersama seorang temannya bernama Indro, melakukan rutinitas biasa yaitu berkumpul santai di warung Tante yang terletak di daerah Blimbingsari, Sendowo, Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan kos mereka berada di daerah Pogung. Sehingga mereka pasti selalu melewati bundaran seram itu setiap hari. Setiap pulang kuliah ataupun berkumpul santai, mereka tidak pernah merasakan hal aneh saat melintasi bundaran tersebut.
ADVERTISEMENT
Di warung Tante itu, mereka mengobrol dengan topik yang bermacam-macam. Salah satu topik yang mereka bahas malam itu adalah lagu Gugur Bunga. Tepat pukul 00.30 WIB, setelah puas mengobrol pun mereka pulang. Saat melewati Bundaran, Indro bercanda berlebih dengan Wahyudi yang menyebutkan Gugur Bunga. Mereka tidak menyanyikan lagu tersebut, hanya menyebutkan judulnya saja. Namun beberapa saat kemudian, terasa ada yang janggal di ban motor bagian belakangnya. Ban belakang motor mereka tiba-tiba berat, padahal sebelumnya lancar. Setiba di kos, Wahyudi mengecek kembali ban motornya, dan benar saja kedua bannya kempes. Rencananya sesampai di kos, mereka akan ke warnet untuk mengunduh video anime.
Akhirnya mereka memutuskan untuk jalan kaki menuju warnet. Wahyudi mengaku pada saat itu mereka sama sekali belum sadar atau seolah tidak ingat kalau mereka tadi bercanda di jalan waktu mengendarai motor melewati bundaran. Indro pun memberi tahu dan mengingat “kekurangajaran” mereka saat di jalan. Dan pada saat itu Wahyudi tersadar, bahwa mitos menyanyikan Gugur Bunga di Bunderan Teknik UGM benar adanya dan mereka mengalami kesialan.
ADVERTISEMENT