Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Melihat Keburukan Jangan Malah Merekam dan Menyebarkan tanpa Mengingatkan
15 Maret 2018 14:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Tarsih Ekaputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari ini beredar video viral seorang anak kecil sedang menonton sebuah film yang tidak seharusnya jadi tontonan anak yang jika kita simak usianya masih belia.
ADVERTISEMENT
Tanpa perlu nyari siapa yang salah atau paling disalahkan, orang tuanya kah, atau yang merekam aksi tersebut kemudian menyebarkannya hingga viral. Belajar dari kasus ini hendaknya semua warga negara Indonesia memiliki kesadaran untuk senantiasa menimbang dan menghitung impact dari apa yang dilakukannya.
Di era kekacauan komunikasi dan era revolusi digital dimana yang disebut "privasi" itu sudah tak pas lagi untuk diributkan. Kenapa? Karena masing-masing pengguna media sosial baik secara sadar atau tidak, tahu atau tidak telah rela menelanjangi dirinya untuk direkam dan diketahui oleh public secara luas. Betapa tidak semua data pribadi dengan begitu enteng diunggah di media sosial mulai dari foto diri, tanggal lahir, nama ibu kandung, posisi kekinian, hobby, dan apapun yang sedang dirasakan saat itu juga publik seluruh dunia bisa tahu. Lagi senang, lagi susah, lagi dan lagi lainnya.
ADVERTISEMENT
Kembali ke case video seorang anak yang sedang menonton sebuah video porno (yang entah itu orang tua kelupaan hapus, atau apa) memang kesadaran dan peran orang tua sangatlah penting dalam mendampingi anaknya menikmati kemudahan dan banyaknya hiburan di gadget maupun medsos.
Sungguh disayangkan, pertama terlihat dalam video itu orang tua sepertinya tak sadar apa yang sedang ditonton anaknya (entah mungkin speakernya di mute atau tidak). Kedua aksi entah siapa itu yang dengan asyik merekam aktivitas si anak tanpa (mungkin) menegor / memberi pengertian pada si anak jika apa yang ditonton itu tidak baik. Tapi terus merekam. Sangat sangat disayangkan lagi: rekaman itu menyebar dan viral.
Siapa yang dirugikan? Pertama si ANAK KECIL yang pasti tidak tahu apa yang dilakukan itu wajahnya begitu jelas tersorot kamera. Kemudian si Ibu atau org sebelahnya yang juga tertangkap kamera. Kemudian publik luas (walau ada unsur positifnya untuk member efek kejut bagi para orang dewasa agar lebih hati-hati dalam memanfaatkan gadgetnya.
ADVERTISEMENT
Jika bicara soal hukum, terlepas niat atau motivasi merekam kegiatan anak yang sedang menonton sesuatu yang tak harusnya dia tonton itu jelas sudah salah. Apalagi kemudian (jika) menyebarkan hasil rekaman tersebut (yang kini terbukti viral baik di medsos maupun ranah socmed pribadi seperti wa group. Tanpa sensor semua jelas. Yang tak terlihat hanyalah si pelaku perekaman. Yang belum ketahuan adalah si penyebar pertama kali video tersebut.
Lalu, apakah kita juga harus ikut menyebarkannya? Atau cukup hanya sampai dikita dan kita stop? Semua tergantung masing-masing pribadi.
Sharing apapun diera teknologi ini sangat mudah. Risikonya? Entahlah
Hanya sekedar ajakan dari seorang Komporis Bela Negara. Ayo lebih hati-hati dalam menyimpan apapun di dalam gadget kita. Sayangi anak kita lebih dari kesenangan kita sendiri. Anak adalah amanah Allah, Tuhan sang pemberi hidup dan mati. Anak adalah generasi masa depan bangsa besar ini, Indonesia. Jika kita merusaknya sejak dini, jangan mengeluh hasil apa di masa depan.
ADVERTISEMENT
Relakah kita merusak sikap, prilaku, adat dan adab anak-anak kita sendiri? Apalagi anak orang lain. Saudara sebangsa kita. Janganlah menyebar aib saudaramu karena suatu saat aibmu pun akan dibuka dengan secara gamblang.
Ayo mulai hari ini, esok dan selamanya. Bijak dalam berbagai gal, jangan hanya demi popularitas apalagi keuntungan sementara.
Ayo Bela Indonesiaku. #IndonesiaRumahKita