Konten dari Pengguna

Kilas Balik Memandang Keindahan Dua Bukit Karang

Tasya Fariyanti
Mahasiswa S1 Sejarah Universitas Gadjah Mada
14 Desember 2021 14:20 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tasya Fariyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada hari Sabtu, 15 Juni 2019. Malam hari yang dingin bintang terlihat indah. Terdengar suara ombak yang mengiringi malam itu. Suara gitar saling bersahutan. Orang-orang bercengkerama, bersendau gurau, dan saling bercerita. Malam hari yang tidak bisa dilupakan bagi kami. Pantai Sedahan, di situlah cerita baru kami dibuat. Di tempat itulah perjalanan baru, bahagia, seru, dan lelah menjadi satu. Dari hatiku yang sepi kembali tertawa dan tersenyum.
Suasana camping Pantai Sedahan (16/06/2021). Sumber: Dokumen pribadi oleh Tasya Fariyanti
zoom-in-whitePerbesar
Suasana camping Pantai Sedahan (16/06/2021). Sumber: Dokumen pribadi oleh Tasya Fariyanti
15 Juni 2019, saya berkemah bersama lima orang teman saya, yaitu tiga orang cowok dan dua orang cewek. Tempat berkemah kami di Pantai Sedahan, yang letaknya di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Selain terdapat Pantai Sedahan, wilayah tersebut terdapat pula Pantai Jungwok, Pantai Sinden, Pantai Greweng, dan Pantai Ngusalan. Kami merencanakan kegiatan ini sudah sejak satu bulan sebelumnya. Kami memutuskan berkemah karena pada waktu itu tepat setelah kami Ujian Nasional SMA, sehingga kami ingin pergi refreshing.
ADVERTISEMENT
Kami berangkat dari Magelang pukul 14.00 WIB dan diperkirakan sampai tempatnya pada pukul 17.00 WIB. Kami membawa tiga motor yang mana satu motor untuk dua orang. Satu hari sebelum berangkat, kami membeli makanan ringan, minuman, dan makanan cepat saji yang akan kami bawa untuk bekal. Selama perjalanan, kami mengobrol agar kami tidak merasakan perjalanan yang jauh. Kami saling bercerita tentang apa yang kami lihat di jalan. Kami dari Magelang melewati Muntilan, Sleman, Yogyakarta, Piyungan, wilayah Gunung Kidul, dan sampailah di Desa Jepitu.
Bekal makanan dan minuman. Sumber: Dokumen pribadi oleh Tasya Fariyanti
Ketika sudah memasuki wilayah Gunung Kidul, kami menikmati pemandangan yang ada di sekitar jalan. Di setiap perjalanan terdapat pepohonan, rumah-rumah, serta perbukitan. Hampir sampai di Pantai Sedahan, jalanan sudah terlihat sepi dan hanya berpapasan dengan beberapa motor dan mobil saja. Kami memutuskan berhenti di warung pinggir jalan untuk membeli minum dan beristirahat sebentar. Menurut ibu yang jualan, 15 menit lagi sudah sampai di tempat parkir Pantai Sedahan. Setelah selesai beristirahat, kami melanjutkan perjalanan. Sebelum memasuki wilayah pantai, kami melewati loket tiket dan membayar Rp 5.000,00/satu orang.
ADVERTISEMENT
Kami sampai di tempat parkir pada pukul 17.00 WIB. Kami menyiapkan barang-barang yang akan kami bawa.
"Mas, Mbak kalian berjalan kaki dari tempat parkir sampai Pantai Sedahan kira-kira 15-20 menit. Bisa diakses dengan sepeda motor hanya saja jalan masih berupa bebatuan," kata bapak parkir.
Kami tidak ingin mengambil risiko dari motor dan bersepakat untuk berjalan kaki saja sekalian menikmati perjalanan dan keadaan sekitarnya.
Kami memulai perjalanan pada pukul 17.15 WIB. Sebelum memulai perjalanan, kami berdoa terlebih dahulu agar kami selamat sampai tujuan. Jalan yang akan kami lewati masih berupa hutan, samping kanan dan kiri berupa pepohonan yang besar-besar dan masih banyak bebatuan.
Di perjalanan, kami menyalakan senter sebagai penerangan. Kami berjalan sambil bersendau gurau untuk mengurangi rasa takut. Dalam pertengahan jalan, ada beberapa anjing yang selalu mengikuti kami. Kami tidak mengetahui maksud dari anjing tersebut, maka kami membiarkan saja. Pada saat itu, jalan terlihat sepi dan gelap. Berpapasan dengan orang pun hanya beberapa saja.
ADVERTISEMENT
Setelah lama kami berjalan, tanpa kami sadari ternyata sudah sampai di Pantai Sedahan. Waktu kami sampai, ternyata sudah banyak orang yang mendirikan tenda di situ. Kami segera memilih tempat untuk mendirikan tenda. Kami bekerja sama untuk mendirikan tenda agar cepat selesai. Setelah tenda terpasang, kami membereskan barang-barang yang kami bawa untuk dimasukkan dalam tenda. Karena merasa lelah, kami beristirahat sebentar. Karena kami merasakan lapar, maka kami membuat makanan. Kami segera menyiapkan kompor dan mie yang sudah kami bawa. Makanan sudah jadi dan kami makan sambil menikmati keindahan Pantai Sedahan pada malam hari.
Setelah makan, kami duduk-duduk santai dan mengobrol sembari makan camilan. Kami bercerita hal-hal yang seru. Kemudian, para cowok bermain di pinggir pantai dan yang cewek bercerita satu sama lain. Pada waktu itu, kendala yang kami alami adalah sinyal tidak ada sama sekali, sehingga kami tidak bisa memberi kabar orang tua bahwa kami sudah sampai.
ADVERTISEMENT
Waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB malam. Semakin malam ternyata bertambah banyak orang yang datang untuk berkemah di Pantai Sedahan. Cuaca malam itu sangat dingin dan bintang di langit terlihat dengan jelas. Beberapa orang ada yang bermain di pinggir pantai, bermain gitar sambil bernyanyi bersama, makan, berlarian, dan duduk santai, entah bersama teman, sahabat, kerabat, bahkan keluarganya. Setelah kami puas bermain, kami segera kembali ke tenda masing-masing untuk tidur. Namun, saya tidak bisa tidur nyenyak karena suara ombak yang terdengar dengan jelas dan masih ada banyak orang-orang yang bermain. Saya memutuskan untuk mendengarkan musik agar segera bisa tidur.
Pagi hari pukul 05.00 WIB kami sudah bangun. Kami keluar tenda dan menghirup udara pagi hari yang sangat sejuk. Orang-orang sudah mulai bermain air di pantai. Tenda-tenda terlihat dengan jelas dan berwarna warni. Ada yang berwarna biru muda, biru tua, hijau muda, hijau tua, putih, kuning, merah, dan oranye. Terlihat juga dua tebing karang yang mengapit Pantai Sedahan dan dipenuhi dengan tumbuhan.
ADVERTISEMENT
Pantai Sedahan mempunyai deburan ombak yang sangat khas dan pasir putih disertai butiran pasir yang halus. Air Pantai Sedahan berwarna biru kehijauan yang bening dan segar. Cahaya matahari menerangi pantai di tengah dua tebing karang yang membuat orang-orang ingin menceburkan diri di pantai tersebut. Di Pantai Sedahan tidak hanya terdapat orang yang berkemah saja, melainkan terdapat orang-orang yang hanya berlibur, datang siang kemudian pulang sore.
Suasana pagi hari di Pantai Sedahan. Sumber: Dokumen pribadi oleh Tasya Fariyanti
Tenda terlihat warna warni. Sumber: Dokumentasi pribadi oleh Tasya Fariyanti
Teman saya yang cowok bermain air di pantai dan yang cewek memilih memasak untuk makan pagi. Cuaca saat itu sangat cerah, sinar matahari memberikan kehangatan bagi kami. Selesai makan kami bergegas untuk mandi karena kami berencana pulang di pagi hari. Kami membereskan barang-barang yang akan dibawa pulang dan melepas tenda. Kemudian, kami membersihkan sampah yang ada di sekitar kami.
Terlihat orang-orang bermain air. Sumber: Dokumen pribadi oleh Tasya Fariyanti
Kegiatan kami yang terakhir di Pantai Sedahan adalah berfoto-foto dan waktu telah menunjukkan pukul 11.00 WIB. Saat itu juga kami memutuskan untuk pulang. Kami ditawarin oleh warga yang di situ untuk “ngojek” agar cepat sampai di tempat parkir dan tidak kelelahan, tetapi kami memilih untuk jalan kaki.
ADVERTISEMENT
Selama perjalanan pulang, kami lebih sering beristirahat karena sudah lelah. Lagi-lagi, di perjalanan kami diikuti oleh anjing. Pada saat itu juga, alasan anjing mengikuti kita terbukti alasannya.
"Enggak apa-apa dek ikutin saja anjing itu, memang sudah jinak dan ditugaskan untuk memberi arah jalan," kata Ibu penduduk yang sedang bekerja di sawah.
Pantas saja apabila kita berhenti anjing tersebut ikut berhenti. Sebaliknya, ketika kita berjalan anjing ikut berjalan juga.
Di tengah perjalanan, kami menemukan warung dan berhenti sebentar untuk istirahat sekaligus membeli air minum yang dingin. Dalam perjalanan pulang, kami juga berfoto-foto karena suasana di sekitar sangat indah. Jika pada waktu berangkat kami tidak berpapasan dengan banyak orang mungkin karena malam hari, tetapi ketika pulang kami sering berpapasan dengan warga sekitar, terutama penduduk yang bekerja di sawah. Kami juga berpapasan dengan orang yang akan berangkat ke Pantai Sedahan dan ada pula yang bareng sama kami untuk berangkat pulang.
ADVERTISEMENT
Waktu menunjukkan pukul 12.00, kami sudah sampai di tempat parkir motor. Kami berhenti sebentar di warung untuk beristirahat dan membeli minuman. Pukul 13.00 WIB, kami berangkat pulang. Kami seringkali berhenti di pom bensin untuk istirahat karena kami merasa lelah sekali. Kami juga berhenti membeli es dawet di pinggir jalan karena cuaca sangat panas. Setelah kami merasakan lamanya perjalanan, pukul 17.00 WIB kami sudah sampai di wilayah Magelang.
Kami memutuskan untuk sekalian mengembalikan tenda ke tempat persewaan. Kami juga mampir membeli nasi goreng di Borobudur. Kami pulang ke rumah salah satu dari kami karena barang-barang masih ada yang bercampur. Setelah semuanya selesai, kami pulang ke rumah masing-masing. Saya sendiri sampai di rumah pukul 19.00 WIB. Saya bergegas membereskan barang, mandi, dan siap-siap untuk tidur karena sudah sangat lelah.
ADVERTISEMENT
Bagi saya, perjalanan camping di Pantai Sedahan adalah perjalanan yang baru. Perjalanan yang melelahkan sekaligus keseruan. Bermain, bercerita, dan bersendau gurau dengan teman-teman sembari menikmati keindahan Pantai Sedahan. Perjalanan pertama kali dan tidak akan terlupakan. Menikmati setiap perjalanan, mendapatkan cerita baru, dan pengalaman baru. Rasanya ingin kembali lagi dan lagi. Semoga suatu hari nanti kami bisa melakukan perjalanan lagi, entah di tempat yang sama atau berbeda, dengan cerita baru, saat liburan tiba.