Cordova, Napak Tilas Permata Dunia

Tatang Muttaqin
Fellow di Groningen Research Centre for Southeast Asia and ASEAN.
Konten dari Pengguna
20 Mei 2020 19:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tatang Muttaqin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cordova Roman Bridge. Dok: Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Cordova Roman Bridge. Dok: Pribadi
ADVERTISEMENT
Sekitar tahun 750-an, kedigdayaan Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus ditumbangkan Dinasti Abbasiyah. Kemenangan Dinasti Abbasiyah membuat sisa-sia Dinasti Umayyah pindah ke daerah lain. Sekitar tahun 756 M, Abdurrahman I yang memiliki gelar (kunyah) Al-Dakhil berhasil membangun Dinasti Umayyah di Eropa, Semenanjung Iberia yang kemudian beken dengan nama Andalusia.
ADVERTISEMENT
Pelan tapi pasti, Ad-Dakhil mampu membangun Cordoba sebagai Ibukota Andalusia menjadi kota yang maju dan indah. Menurut ahli Tarikh, Al-Muqri, pencapaian kemajuan yang dicapai Cordoba membuat decak kagum banyak orang. Keunggulan bidang teknik dalam membangun jembatan, kecanggihan desain yang ditunjukkan dengan arsitektur masjid, dan keelokan istana Az-Zahra merupakan bukti pencapaian peradaban tinggi di zamannya.
Corodova musisi jalanan.
Di samping, raihan kemajuan pembangunan infrastruktur fisik, Dinasti Umayyah di Andalusia memiliki tambahan keunggulan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kemilau sains dan teknologi di wilayah kekuasaan Dinasti Umayyah Andalusia nampak sangat menonjol di era kekuasaan Abdurrahman Al-Aushat yang memiliki kecintaan dan penghargaan yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan.
Dengan tersedianya sekira 70 perpustakaan menunjukkan ikhtiar untuk melakukan pemasalan akses terhadap ilmu pengetahuan yang biasanya hanya berputar di kalangan bangsawan dan kaum bermodal. Beragam investasi tersebut mampu menambiskan Dinasti baru ini menjadi Dinasti terdepan dalam sains dan teknologi melampaui Dinasti Abbasiyah di Bagdad.
ADVERTISEMENT
Seorang tokoh Barat yang cukup masyhur, Jhon Brand Trand mengatakan bahwa ahli rekayasa keteknikan (insinyur), dokter, artsitek, ahli bedah, desainer bahkan ahli musik yang ada di Cordoba saat itu menjadi rujukan hampir seluruh Spanyol, dari ujung Barcelona sampai Malaga (As-Sirjani, 2011).
Capaian akses layanan publik juga menorehkan catatan sejarah tersendiri karena mampu melakukan universalisasi akses terhadap pendidikan sehingga semua anak di Cordoba dapat bersekolah. Ikhtiar untuk meningkatkan kesehatan dan kebersihan masyarakat juga dilakukan dengan pembangunan sekitar 900 pemandian umum (hammam), sebagiannya menyediakan air hangat.
Puncak kejayaan Andalusia dicapai di masa Al-Hakam Al-Muntanshir, yang menyulap Cordoba menjadi icon, permata dunia. Andalusia menjadi episentrum peradaban yang maju dan menjadi kiblat ilmu pengetahuan, sains dan keteknikan. Menurut CNN Travel pada 2018, Cordoba merupakan kota pertama di dunia yang memiliki empat Situs Warisan Dunia UNESCO, melampaui Roma dan Paris. Kedigdayaan Dinasti Umayyah saat itu menjadikan pemimpinnya sangat disegani dan dikenal di berbagai belahan dunia.
ADVERTISEMENT
Cordova Pusat Souvenir
Beragam kisah yang menakjubkan tersebut mengarahkan penulis beserta keluarga untuk berkelana di Kota Cordoba. Sekalipun kotanya tak terlalu besar namun keanggunan kota Cordoba masih terasa auranya. Kini, Andalusia menjadi salah satu wilayah otonom yang membentang luas mencapai 87.268 km2 dan berpenduduk terbanyak di wilayah Spanyol, yaitu sekitar 8,4 juta. Sebagian penduduknya, sebanyak 783.867 orang bermukim di Cordoba yang memiliki luas 1.253 km² atau sedikit lebih banyak dari penduduk Kota Cimahi (Eurostat, 2019).
Pengelanaan menuju lokasi ibukota, Madinat al-Zahra melewati jembatan dan benteng, tampilan gedung nan indah dari jauh di dalamnya hanya tersisa puing reruntuhan, fondasinya  masih tersisa yang dihiasi dengan pemandangan pohon cemara besar yang meneduhi jalan-jalan setapak. Dari Madinat al-Zahra menuju Mesjid Cordoba (Mezquita) menyusuri jembatan peninggalan terbesar umat Islam di Cordoba yang masyhur dengan nama Roman Bridge.
ADVERTISEMENT
Cordova dinding mezquita.
Dengan panjangnya hampir setengah kilometer dan dengan luas 40 meter ini memiliki ketinggian sekitar 30 meter. Menurut Tarikh, Gubernur Andalus, Samah bin Malik Al Khulani di era pemerintahan Umar bin Abdul Aziz yang membangun jembatan ini. Dukungan ilmu pengetahuan keteknikan yang cukup maju memungkinkan Cordoba mampu mengembangkan  jembatan megah yang mampu bertahan ratusan tahun sehingga diakui sebagai pencapaian besar dan sumbangsih peradaban muslim untuk dunia.
Usai menikmati Roman Bridge, masuk ke dalam perumahan dengan gedung-gedung yang berarsitektur khas Cordoba dengan beragam pedagang pernak-pernik yang ditemani lantunan biola yang dimainkan musisi jalanan. Setibanya di Mezquita, ada taman yang cukup nyaman sekaligus antrian para pengunjung yang ingin masuk pintu mesjid yang sudah menjadi katedral tersebut.
ADVERTISEMENT
Cordova Puerta del puente.
Sayangnya kami tak bisa menikmati indahnya beragam ukiran di dalam Mezquita karena saat itu sedang tidak dibuka untuk peziarah. Jadilah kami hanya menatapi setiap ujung luar Mezquita yang kokoh dan megah.
Mengitari setiap sisi Mezquita, termasuk ada bekas mihrab masjid yang masih dipertahankan dan menara tempat muazin yang tertutup bangunan menara Gereja Katedral yang dilengkapi lonceng. Mezquita merupakan gedung yang tak hanya megah namun juga besar sehingga dulu dibangun dalam dua era kepemimpinan, yaitu era Abdurrahman ad-Dakhil tahun dan dilanjutkan oleh putranya Hisyam I. Besar dan megahnya Mezquita menjadikannya sebagai masjid terbesar di negeri matador dan paling terkenal di Eropa, bahkan di dunia.
Cordova menara.
Mezquita merupakan bangunan masjid terbesar yang pernah dibangun di luar Arab dengan banyak meniru masjid di pusat kekuasaan Dinasti Umayyah, Kota Damascus yang didesain dengan konsep berpola pekarangan dan kebun, serta aula tempat ibadah dengan banyak pilar yang dulunya berjumlah 1.293 dan kini menjadi hanya 856 pilar, yang mampu menopang kekokohan gedung dari dalam. Ditilik dari beragam ornamen yang menghiasi pintu dan halaman mesjid nampak banyak dipengaruhi dari peradaban arsitektur peradaban lain, semisal susunan warna bata merah dan putih yang memberi kesan motif lurik dengan ornamen yang banyak memiliki kemiripan seni peninggalan Romawi, di samping hasil penambahan arsitektur gotik, renaisans dan barok.
ADVERTISEMENT
Di era Dinasti Umayyah, mesjid tak hanya dipakai untuk tempat beribadah, juga menjadi tempat belajar dan menimba ilmu pengetahuan sehingga berkembang menjadi universitas Cordova yang sangat populer di zamannya sebagai pusat keilmuan, baik untuk umat Islam dan juga orang-orang Eropa lainnya. Dari universitas inilah, terjadi proses transfer tradisi keilmuan masyarakat muslim diserap dan dikembangkan orang-orang Eropa.
Cordova pintu mezquita.
Puncak pencapaian tradisi sains dan keilmuan di Universitas Cordova mampu melahirkan mencetak banyak ilmuwan yang mendunia, seperti Az-Zahrawi, Ibn Bajah, Ibn Hazm, Ibn Tufail, Muhammad Al Ghafiqi, Ibn Abdul Barr, Ibn Rusyd, Al-Idrisi, Al-Qurtubhi dan lain lain.
Tradisi keilmuan yang berkembang di Cordoba cukup lengkap, dari tradisi ilmu keagamaan, Tafsir, dan Filsafat, juga ilmu-ilmu kedokteran dan keteknikan. Sebagai contoh, Ibnu Rusydi yang dikenal di Barat sebagai Averrous menjadi ilmuwan muslim yang sangat berpengaruh pada abad ke-12 dan beberapa abad berikutnya. Sebagai filosof, Ibnu Rusydi sangat berjasa dalam ikhtiar mengintegrasikan tradisi pemikiran kalam Islam dengan tradisi pemikiran filsafat Yunani.
ADVERTISEMENT
Dalam pengembangan tradisi ilmu agama, Ibnu Hazmi yang merupakan penulis kitab Al-Muhalla yang telah mencapai tingkat mujtahid. Demikian juga, ahli tafsir yang masyhur sampai kini Al-Qurtubi yang menulis kitab tafsir yang sangat berpengaruh Al-Qurtubi. Ibnu Tufail tak hanya terkenal sebagai ahli filsafat yang sangat berpengaruh juga seorang tabib yang mampu mengobati banyak orang.
Pengembangan ilmu-ilmu umum, melahirkan sosok seorang dokter ahli bedah yang mampu memperkenalkan teknik kejururawatan dan mencipta alat pembedahan dan teknik terbaru bedah luar dan dalam, yaitu Az-Zahrawi . Juga Ibnu Wafid Al-Lakhmi yang merupakan dokter yang terkemuka di Spanyol di zamannya. Nama lain, adalah Al-Ghafiqi yang merupakan seorang tabib sekaligus ahli farmasi yang secara tekun mengoleksi tumbuh-tumbuhan dari Spanyol dan Afrika untuk diolah menjadi obat.
ADVERTISEMENT
Di bidang keteknikan, Al-Idrisi merupakan seorang kartografer dan geografer yang sangat banyak dirujuk karyanya di dunia ilmu spasial di Barat. Juga Ibnu Abbas bin Farnas dikenal sebagai peletak dasar konsep pesawat terbang. Fakta-fakta tersebut menjadi bukti empirik yang sulit dibantah sebagai indikator kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia saat itu.