Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengolah Keuangan Untuk Single Parents
18 September 2019 21:31 WIB
Tulisan dari Tati Suherman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Suami saya seorang pegawai swasta dengan gaji Rp 1.300.000 perminggu dan uang makan dibayar harian 70 ribu/hari. Mendapatkan gaji sebesar itu setalah sekian lama bekerja selama 28 tahun tanpa jaminan asuransi kesehatan. Bersyukur dia termasuk orang yang kreatif , tidak terpaku dengan gaji saja. Saya pun ikut membantu mencari uang tambahan ,dengan berjualan cemilan di depan rumah.
ADVERTISEMENT
Setelah 10 tahun menikah, alhamdulillah kami memiliki rumah sendiri. Sayangnya dirumah kami yang baru, saya tidak bisa berjualan lagi dikarenakan lokasi dan keadaan. Sebagai seorang istri, saya menyadari dengan profesi nya dan risikonya. Pasti lah tidak ada tunjangan maupun jaminan hari tua. Makanya saya menyiapkan investasi untuk hari tua kami. Setelah mempunyai rumah, saya menyisihkan 500 ribu/bulannya untuk hari tua. Asuransi kesehatan kami sudah tercover oleh KIS (BPJS).
Putri kami dua orang yang kini sudah beranjak remaja. Tahun ini Kakak memasuki semester lima di Akademi Perawat dan dede sudah duduk dibangku SMK kelas 12. Sejak SD sampai SMK, kedua putri saya menimba ilmu disekolah negeri yang bebas SPP. Nah, uang SPP nya saya investasikan untuk mereka kuliah. Maka ketika Kakak kuliah, kami tidak bingung karena uang kuliahnya sudah ada. 60 juta untuk D3 sudah ada di investasi kami, tapi kami memilih menyicilnya persemester 9.300.000 dan uang muka 20 juta.
ADVERTISEMENT
Saya akui, suami adalah termasuk orang yang ulet dan pintar mencari uang. Dia juga mencari uang sampingan dengan mengadakan sperpart mesin genset, selain mekanik dia juga sangat mengerti barang. Keuntungannya dia sisihkan, uniknya dia (alm) menyimpan uangnya tidak dibank, jadi saya yang bujuk dia untuk investasi di bank. Karena dia orangnya gak mau repot, akhirnya semua rekening atas nama saya, dari motor, kebun dan rumah. Bersyukur hidup kami sudah tenang meski hanya seorang pegawai menengah kebawah. Kebun dan rumah di kampung sudah ada, niatnya kami akan menghabiskan hari tua di kampung halaman dengan lebih mendekati diri kepada Yang Maha Kuasa sambil bercocok tanam.
Nah setelah uang pendidikan dan jaminan masa tua sudah ada, saya menyarankan investasi untuk pernikahan kedua putri kami. Walaupun nanti mereka akan dibawain uang dari calonnya, tapi setidaknya kami sudah ada dana cadangan untuk mereka menikah nanti. Sayangnya itu hanya tinggal rencana saja, dia dipanggil Yang Maha Kuasa terlebih dahulu di 25 Januari 2019. Kalau dibilang mendadak, mungkin iya tapi itu sudah takdir kami. Sempat bingung juga dengan biaya anak-anak nanti.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya saya yakinkan diri sendiri bahwa semua manusia sudah diatur rezekinya, termasuk anak-anak saya. Seminggu sepeninggalannya, saya langsung memikirkan bagaimana agar uang peninggalannya tidak habis. Akhirnya saya bicarakan dengan anak-anak, tentang rencana membuat kamar lagi dilantai 3 untuk disewakan. Alhamdulillah 30 % lagi selesai, dan rumah yang di kampung juga direnovasi untuk di sewakan. Sebagian uang simpanan kami pun, di depositokan di bank syariah untuk dede masuk kuliah tahun depan.
Saya selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki dan yakin bahwa Yang Maha Kuasa selalu bersama kami. Almarhum suami menerapkan tiga prinsip Jangan Kredit, Jangan Arisan dan Jangan Ngutang. Selalu membeli yang dibutuhkan BUKAN yang diinginkan. Alhamdulillah hidup gak pusing, meski gak punya warisan juga. Minggu lalu saya berkesempatan, mengikuti acara Moms Mingle: Mom as the Guardian of the Mingle yang diselenggarakan oleh KUMPARAN MOM bersama Sun Life Asuransi Indonesia dengan narasumber Hermawan Kurnianto-Senior Digital Marketing Manager Sun Life Indonesia, Ila Abdulrahman-Financial Planner, Tania Raymina-Mompreneur, Prameshwari Sugiri-Chief Editor. Disini membahas tentang hidup sehat dan keuangan yang sehat #LiveHealthierLives #MomsMingle .
ADVERTISEMENT
Ila memberikan tips mengelola keuangan dengan baik, menurut Ila step by step menuju keuangan sehat ada 4 yaitu Mengelola hutang-hutang konsumtif dilunasi, memiliki tabungan dana darurat,memiliki proteksi dan berinvestasi. Bersyukur semua yang disarankan hampir 50 persen saya terapkan dikeuangan rumah tangga. Tinggal menabung untuk menyempurnakan rukun islam yang kelima yaitu pergi haji dan umroh. Niatnya sih pingin jual kebun, karena sudah tidak ada yang mengurusnya.
Dalam memilih proteksi atau asuransi pun Ina menyarankan agar mencari perusahaan asuransi yang aman, setidaknya sudah lebih sepuluh tahun berdiri, bisa melewati masa krisis dua kali, dan yang bisa mencover hingga 1 triliun. Seperti Sun Life, merupakan perusahaan yang sudah berdiri sejak 1995 di Indonesia. Banyak produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan kita dan juga sudah ada yang berbasis syariah.
Tania juga memberikan tips bagaimana mengolah keuangan hasil dari usahanya. Ternyata dia pun menyediakan dana darurat, jika orderan menurun dia akan meminjam dana darurat untuk biaya operasional dan akan mengganti dana darurat tersebut jika mendapat keuntungan. Ila pun menyarankan untuk menyisihkan uang penghasilan untuk dana darurat sejak mendapat gaji pertama. Nah ini yang belum saya terapkan nih. Selain IRT saya juga blogger yang tentu saja dengan penghasilan tidak tetap. Dulu hasil dari ngeblog, saya gunakan untuk traveling, tapi sekarang untuk jajan makan sehari-hari dirumah. Sebenarnya dengan traveling juga sebagian dari menjaga kesehatan loh. Kalau sudah traveling kan otak jadi lebih fresh lagi, tambah semangat dan juga menciptakan energi-energi positif.
Pak Hermawan sendiri pun menjelaskan Sun Life Indonesia selalu ingin membantu nasabahnya mencapai kesejahteraan melalui kemapanan finansial dan menjalani hidup yang lebih sehat. setidaknya harus rajin olahraga minimal seminggu tiga kali. Hadir di acara ini sungguh beruntung sekali memotivasi saya untuk lebih smart lagi mengelola keuangan keluarga, apalagi sekarang saya juga menjadi kepala keluarga.
ADVERTISEMENT