Rawa Pening, Sumber Mata Pencaharian Warga Sekitar

Tatum Septianing Laras
Sarana menulis opini dan cerita. Sarjana Sains, Universitas Gadjah Mada.
Konten dari Pengguna
9 September 2021 13:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tatum Septianing Laras tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kenampakan Rawa Pening dan aktivitas warga sekitar. Sumber gambar: Dokumentasi Tatum Septianing Laras
zoom-in-whitePerbesar
Kenampakan Rawa Pening dan aktivitas warga sekitar. Sumber gambar: Dokumentasi Tatum Septianing Laras
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mendengar Rawa Pening, yang terlintas samar mungkin adalah legenda terkenal dan pemandangan yang memukau. Dibalik pesona yang memikat hati, Rawa Pening yang terletak di Kabupaten Semarang ini juga ternyata menyimpan pesona yang lebih besar hingga membuat saya terkagum-kagum. Keberadaan Rawa Pening mendatangkan manfaat bagi warga sekitar, bukan hanya manfaat, saya menyebutnya sebagai keberkahan bagi warga sekitar.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak, warga sekitar banyak merasakan, menikmati, memperoleh keberkahan dari adanya Rawa Pening. Sebagian besar warga sekitar memperoleh rezeki dari Sang Pemilik hidup melalui berbagai macam cara yang bisa dilakukan karena keberadaan Rawa Pening dalam rangka menyambung hidup.
Nelayan
Aktivitas nelayan di Rawa Pening. Sumber gambar: Dokumentasi Tatum Septianing Laras
Tidak bisa dipungkiri, berada di dekat lingkungan seperti rawa, laut, danau, sungai akan menuai manfaat untuk manusia sebagai sarana untuk mengambil bahan makanan. Memanfaatkan sumber daya alam dengan menangkap ikan juga dilakukan oleh warga sekitar Rawa Pening. Para nelayan ini mencari ikan di tengah tengah rawa, biasanya dimulai dari pagi hari hingga sore menjelang. Terlepas dari nelayan rawa lepas, ada juga petani ikan yang memang membudidayakan ikan dengan memanfaatkan keramba ikan.
ADVERTISEMENT
Pencari Enceng Gondok
Aktivitas pencari enceng gondok yang tengah menepi dan membawa hasil enceng gendoknya. Sumber gambar: Dokumentasi Tatum Septianing Laras
Jika dilihat dengan seksama, pemandangan Rawa Pening didominasi oleh warna biru dan hijau, warna hijau yang menghiasi adalah kumpulan enceng gondok. Enceng gondok ini mudah sekali ditemukan, beruntungnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Sama halnya dengan para nelayan, para pencari enceng gondok ini juga memanfaatkan sampan kayu untuk pergi ke tengah rawa. Enceng gondok diangkut menggunakan sampan untuk dibawa ke tepian. Sebelum sampai ke tangan pengrajin enceng gondok, enceng gondok yang diperoleh akan dikeringkan terlebih dahulu. Proses pengeringan ini memerlukan waktu sekitar lima hari. Jika cuaca kurang bersahabat, proses pengeringan memakan waktu yang hingga dua minggu.
Pengranjin Enceng Gondok
Proses menganyam bengok (enceng gondok kering) menjadi kerajinan yang akan dipasarkan. Sumber gambar: Dokumentasi Tatum Septianing Laras
Mayoritas pengrajin enceng gondok di daerah Rawa Pening adalah ibu rumah tangga yang ingin mendapat penghasilan sampingan. Produk kerajinan dari enceng gondok pun beragam dari mulai pot bunga, tikar, tas, tempat sendok, tempat pensil, sandal dan masih banyak lagi. Kerajinan-kerajinan yang telah dibentuk akan di-finishing agar tidak mudah rusak, kemudian dipasarkan luas melalui online marketplace atau dipasarkan ke toko-toko sekitar Rawa Pening.
ADVERTISEMENT
Pendulang Tanah Gambut
Aktivitas pendulang gambut di kawasan Bukit Cinta. Sumber gambar: Dokumentasi Tatum Septianing Laras
Salah satu hal yang membuat saya penasaran ketika berada di sekitar Rawa Pening adalah para pendulang tanah gambut. Saya penasaran untuk apa tanah itu diambil menggunakan perahu yang relatif lebih besar dari perahu nelayan. Saya sempat memberanikan diri kepada seorang pendulang gambut. Setelah dipaparkan, saya mulai paham maraknya pupuk kompos dan media tanam yang dijual di daerah Semurup. Tanah gambut yang diambil ini dimanfaatkan untuk media tanam, seperti jamur. Selain itu, tanah gambut dapat dicampur dengan kotoran ternak dan bengok (enceng gondok) busuk untuk dijadikan pupuk kompos. Pupuk dan media tanam ini banyak dipasarkan di Kabupaten Semarang dan sekitarnya.
Penyewaan Perahu
Tempat persewaan perahu wisatawan di daerah Semurup. Sumber gambar: Dokuemtasi Tatum Septianing Laras
Dekat dengan rawa, berarti juga dekat dengan perahu atau sampan. Perahu-perahu yang dimiliki oleh warga sekitar ini tidak hanya digunakan untuk menangkap ikan atau pun enceng gondok. Banyak perahu yang disewakan kepada wisatawan untuk sekadar berkeliling. Titik penyewaan perahu pun tidak terpusat di satu titik dijumpai di berbagai titik di Jembatan Biru, daerah Radesa ataupun dari daerah wisata Bukit Cinta. Harganya pun bervariasi tergantung kapasitas dan jauh dekatnya. Selain disewakan kepada wisatawan, perahu atau sampan juga disewakan kepada para pemilik hobi memancing sebagai sarana transportasi ke tengah rawa.
ADVERTISEMENT
Usaha Warung Makan atau Warung Kopi di Tepi Rawa
Warung makan dan warung kopi di daerah Semurup. Sumber gambar: Dokumetasi Tatum Septianing Laras
Rawa Pening nyatanya juga memberi kemudahan untuk berbagai usaha. Usaha yang dilakukan warga sekitar adalah mendirikan warung makan makan atau warung kopi. Warung makan dan warung kopi ini banyak dikunjungi oleh nelayan ataupun para pemancing yang ingin sekadar beristirahat sejenak sambil menikmati menikmati kopi dan mengisi perut.
Banyak sekali hal yang dapat dilakukan bahkan dapat diolah karena keberadaan Rawa Pening. Saya sempat berbincang-bincang dengan pemilik warung kopi tepi rawa, beliau mengatakan "pokoknya di sini apa saja laku, Mbak." ujarnya menggunakan Bahasa Jawa. Saya pun mengangguk mengiyakan "Alhamdulillah, ada keberkahan, Bu."