Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Gerobak Sorong dan Potret Perjuangan Perempuan di Tengah Covid-19
22 Agustus 2020 21:16 WIB
Tulisan dari Taufan Abadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah hampir setahun, ibu Ratminah (42) berjualan keliling sayuran kompleks perumahan menggunakan gerobak sorong. Ibu Rat, panggilan sehari-harinya, selain berjualan sayuran, juga membantu sang suami yang merupakan seorang tukang bangunan. Itu pula alasannya menggunakan gerobak sorong. Gerobak yang secara fungsi biasa digunakan untuk bahan-bahan material, pasir, batu-bata dan lainnya.
ADVERTISEMENT
“Suami saya ikut proyekan pak, kalo lagi ada kerjaan panggilan proyek, saya juga kadang bantu angkat batu, pasir, kerja apa yang bisa, makanya gerobak ini dulunya biasa dipake, kalo sekarang hanya untuk jual sayur”, ujarnya.
Ibu Rat memiliki empat orang anak. Masing-masing dua laki-laki dan perempuan. Satu laki-laki sudah meninggal dunia dan satu berusia 17 tahun sedang duduk dibangku SMA. Sedangkan anak perempuannya, satu sudah menikah, dan perempuan terakhir menginjak usia 5 tahun.
“Tanggungan anak sekarang dua orang itu pak, yang kecil masuk PAUD, kalo yang SMA yang biasa bapak lihat itu kadang bantu angkut-angkut sampah,” imbuhnya.
Ibu Rat dan suami serta dua orang anaknya, tinggal di rumah yang berlokasi diapit oleh dua perumahan wilayah Desa Terong Tawah Kec. Labuapi Kab. Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Sebelumnya, lokasi dua perumahan itu merupakan hamparan sawah. “Dulu sawah semua ini pak, kami pas di tengah, jadi jalan masuknya lewat jalan setapak di tengah sawah, dari ada perumahan kami bisa lewat jalan pintu masuk perumahan,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Semenjak Covid-19, panggilan pekerjaan suaminya tidak tentu dan pembeli sayuran juga sepi. “Mulai korona sepi sekali pak, suami itu juga kadang kerja di sawah bantu orang. Kalo ikut proyekan itu kadang-kadang dipanggil, karena sempat berhenti, gara-gara virus korona, namanya juga hanya ikut orang, baru saja beberapa minggu ini dipanggil bantu pembangunan mesjid.” urainya.
“Saya jualan sayur mulai keliling antara sekitar jam 7 sampai jam 10, syukur sambilan jualan sayur ini buat bantu sehari-hari, walau jarang juga jualan karena sepi, sempat tidak jualan waktu awal-awal ribut korona, selang-seling,” ungkapnya.
Ibu Ratminah, merupakan salah satu potret perempuan yang memperjuangkan ketahanan keluarga di tengah Covid-19. Di Nusa Tenggara Barat, penggunaan gerobak sorong dan gerobak modifikasi lainnya menjadi solusi di tengah keterbatasan modal.
ADVERTISEMENT
"Harapan saya dagangan laku pak, ada untuk hidup, anak-anak tidak susah untuk sekolahnya, dan tetap sehat biar bisa jualan terus", pungkasnya.
Reporter: Taufan Abadi
Penulis: Taufan Abadi