Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Djarot Akan Potong Tunjangan PNS yang Tak Ikut Upacara
1 Juni 2017 10:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat , bertugas sebagai Inspektur Upacara dalam upacara memperingati Hari Lahir Pancasila . Upacara tersebut diikuti oleh seluruh jajaran SKPD, PNS seluruh Jakarta, dan pasukan pelangi.
ADVERTISEMENT
Pemandangan di sekitar lapangan silang selatan Monas menjadi biru karena baju seragam batik warna biru yang dikenakan oleh PNS yang hadir. Sayangnya, tidak seluruh PNS yang hadir, mengikuti jalannya upacara.
Menurut pantauan kumparan (kumparan.com), banyak PNS yang datang untuk hanya sekadar datang saja. Setelah menandatangani tanda kehadiran, mereka kemudian berkumpul dengan rekan-rekannya, lalu duduk sejenak bersantai sambil mengobrol.
Ada juga yang meski datang terlambat namun tetap berjalan santai dan menikmati suasana kebersamaan di Monas. Beberapa di antaranya melakukan swafoto bersama pada saat Djarot masih memberikan sambutan dalam upacara.
Menanggapi hal tersebut, Djarot tidak mau ambil pusing. Dia mengaku akan melihat siapa saja yang datang hanya untuk sekadar mengisi tanda hadir lalu pulang.
ADVERTISEMENT
Djarot mengancam untuk memotong Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) para PNS tersebut. "Kalau yang seperti itu gampang itu. Setelah dideteksi TKD nya pasti saya potong," kata Djarot saat ditemui usai upacara di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Kamis (1/6).
Djarot berharap para PNS bisa lebih tertib dan jujur dengan adanya pemotongan TKD bagi mereka yang tidak disiplin. Bahkan selain pemotongan TKD, Djarot menyebut pihaknya juga siap memberikan sanksi tegas.
"Inilah yang sebenarnya, yang seperti ini dia belum menjiwai makna Pancasila. Makanya tadi saya bilang introspeksi diri dong. Termasuk kepada kalian semua dan termasuk pada mereka yang tadi santai-santai supaya mereka mengerti juga," ujar dia.
ADVERTISEMENT
"Berarti jiwa kesaktian Pancasila dan kesadarannya rendah. Apalagi sudah diputuskan 1 Juni Hari Lahir Pancasila adalah hari libur," imbuh Djarot.