Mengembalikan Maluku Sebagai Pusat Rempah

11 Maret 2017 12:43 WIB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Said Assagaff dan Mayjen TNI Doni Monardo (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Doni Monardo bukanlah orang Maluku. Tapi apa yang sudah ia lakukan selama 1 tahun 8 bulan mungkin akan sangat membekas di hati warga Maluku. Doni seakan membangunkan orang Maluku dari tidur panjangnya. 
ADVERTISEMENT
Wajar kalau Gubernur Maluku Said Assagaff dalam beberapa kali kesempatan memuji Panglima Kodam (Pangdam) XVI Pattimura ini. Dia percaya bila suatu saat nanti Mayjen Doni Monardo dipindahtugaskan, akan banyak orang Maluku yang bisa meneruskan apa yang telah dilakukan Doni. 
"Saya terima kasih kepada Pak Pangdam yang telah mengingatkan kita semua untuk mengembalikan kejayaan Maluku. Pak Doni sudah bergerak," kata Said Assagaff ketika ramah tamah dengan para tokoh dan warga Maluku seusai meninjau Program Emas Biru di Pelita Jaya, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Kamis (9/3) malam lalu. 
Said merasa orang Maluku saat ini masih terlalu santai. "Karena itu kita ubah kebiasaan buruk kita. Mulai saat ini, jangan ada lagi orang Maluku yang jam 10.00 masih tidur," ujar Said Assagaff.
ADVERTISEMENT
Said Assagaff memompa semangat warga Maluku, karena sebenarnya Maluku punya potensi luar biasa. Kekayaan alamnya pun dahsyat. Keindahan pulau dan lautnya aduhai sedap dipandang mata. Namun, potensi-potensi ini belum dioptimalkan warga Maluku. 
Di zaman penjajahan dulu, Maluku menjadi pesona dunia. Penjajah dari berbagai bangsa berdatangan. Mereka mencari rempah-rempah berkualitas. Dan rempah-rempah berkualitas dunia itu ada di Maluku. 
"Karena itu, mari kita kembalikan kejayaan kita sebagai pulau penghasil rempah-rempah seperti masa lampau," ujar Said. 
Menurut Said, Doni Monardo dan Kodam Pattimura telah memulai bergerak dengan Program Emas Hijau dan Emas Biru. Dua program ini akan bisa mengembalikan Maluku sebagai pusatnya rempah-rempah dunia. 
Karena itu, lanjut Said, Pemerintah Provinsi Maluku menjadikan dua program ini sebagai program andalan dan prioritas. "Saya minta semua bupati dan wali kota menyesuaikan dengan kebijakan ini," pinta Said kepada para bupati dan wali kota se Maluku dan Maluku Utara yang hadir dalam acara ini. 
ADVERTISEMENT
Emas Hijau adalah program penghijauan, yang meliputi pembibitan, pembudidayaan dan penanaman pohon. Doni Monardo konsisten dengan program ini. Semua anggota TNI di Maluku sudah bahu membahu, termasuk membuat pembibitan dan pemanfaatan lahan seluas 47 hektar untuk penghijauan di Markas Batalion 731 Kabaresi di Pulau Seram. 
Said Assagaff memberi makan Kerapu di keramba. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Sedang Emas Biru adalah program pemanfaatan laut sebagai pelestarian lingkungan dan pemberdayaan nelayan. Doni sudah menginisiasi pembuatan karamba jaring apung di Ambon yang merupakan kolaborasi antara TNI, masyarakat Nelayan dan juga lembaga pendidikan. Di Pelita Jaya, Kabupatan Seram Bagian Barat (SBB), Doni juga menginisiasi pembuatan karamba jaring apung, karamba tancap dan karamba bagan. Pembudidayaan ikan ini bisa memperkuat pemberdayaan dan pendapatan para nelayan. 
ADVERTISEMENT
Saat berkunjung ke pembibitan di Markas Batalion 731 Kabaresi bersama Said Assagaff Kamis lalu, Doni juga mengingatkan pentingnya mengembalikan kejayaan Maluku. "Mari kita kembalikan Maluku sebagai pulau rempah-rempah. Ini cara yang bisa membuat masyarakat kita sejahtera. Pertahanan akan kuat kalau masyarakat sejahtera," tegas Doni yang menjadi Pangdam XVI/Pattimura sejak Agustus 2015 ini. 
Keramba ikan di Kab. Seram Barat, Maluku. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Maluku bisa menjadi kembali pusat rempah-rempah, bahkan juga buah-buahan. "Ingat! Alpukat terbaik itu dari Tidore. Buah kenari yang besar-besar itu dari Pulau Makiam. Cengkeh berkualitas itu dari Ternate. Duku terbaik itu bukan dari Palembang, tapi dari Pulau Bacan. Dukunya lebih manis, lebih tebal dan bijinya kecil. Ketahanan duku ini bisa sampai seminggu," kata Doni. 
Masih banyak lagi buah-buahan dan rempah yang menjadi unggulan Maluku. "Durian Maluku juga sangat bagus. Sedangkan pala yang paling terkenal adalah dari Pulau Banda," kata Doni.
ADVERTISEMENT
Kayu-kayu keras terbaik juga ada di Maluku. "Tanaman Gaharu dari pulau Seram terbaik di dunia. Pohon Linggua terbaik ada di Maluku Tenggara Barat dan Maluku Barat Daya. Juga ada Pohon Masoya. Ada juga Kayu Eboni dan Kayu Ulin," jelas Doni. 
Gubernur Maluku tinjau pembibitan pohon masoya (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Pohon-pohon dan tanaman buah maupun rempah ini harus dilestarikan dan dibudidayakan agar tidak punah. Sebagian tanaman itu saat ini sudah langka, sulit didapatkan. Karena itulah, dalam pembibitan di Markas Batalion Kabares ini pohon dan tanaman-tanaman itu dibibitkan. Setelah itu bibit-bibit ini nanti disebar ke semua penjuru Maluku. 
"Kami targetkan di kebun bibit ini akan ada 1 juta bibit tanaman," kata Doni. 
Doni mengingatkan tugas TNI dalam suasana perang adalah melakukan operasi militer sesuai UU TNI. Namun, dalam suasana damai, TNI harus peduli dengan kesejahteraan masyarakat. 
ADVERTISEMENT
Saat ini, dari sisi ekonomi Maluku memang tercatat memiliki data yang kurang baik. Dari data BPS, Maluku merupakan provinsi yang termiskin keempat. Namun, anehnya Provinsi Maluku memiki indeks kebahagiaan terbaik. 
"Jadi saat ini meski Maluku miskin, tapi masyarakat bahagia. Ke depan masyarakat tetap bahagia, tapi jangan sampai miskin," kata Said Assagaff.