Penerimaan Akpol Kembali Kisruh di Sumut

14 Juli 2017 19:36 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ujian masuk Akpol. (Foto: Dok. SDM Polri)
zoom-in-whitePerbesar
Ujian masuk Akpol. (Foto: Dok. SDM Polri)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mabes Polri membantah terjadi adanya praktik kolusi dalam seleksi calon taruna Akpol di Polda Sumatera Utara. Dugaan penyimpangan muncul setelah sejumlah calon taruna memprotes hasil seleksi Akpol untuk dikirim tes di Semarang.
ADVERTISEMENT
"Terkait dengan rekrutmen Akpol, tidak ada kolusi atau katakanlah penyalahgunaan yang dilakukan. Dari Mabes Polri sudah memberikan arahan kepada seluruh jajaran Polda yang akan melaksanakan rekrutmen, di antara pengarahan itu melalui surat-surat telegram yang diberikan ditentukan jumlah atau kouta kirim dari masing-masing Polda," kata Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Martinus Sitompul, di kantornya, Jumat (14/7).
Martinus menyebut Polda Sumut diberikan kuota untuk mengirimkan peserta untuk seleksi lebih lanjut di Semarang. Kuota yang diberikan untuk Polda Sumut adalah untuk peserta yang menempati peringkat 1 hingga 14.
Kombes. Pol. Drs. Martinus Sitompul, M.Si (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kombes. Pol. Drs. Martinus Sitompul, M.Si (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Namun permasalahan muncul saat peserta dengan peringkat 26 turut lolos seleksi di pusat. Sejumlah calon taruna pun mempertanyakan mengenai lolosnya peserta tersebut.
Terkait hal itu, Martinus menyebut meskipun ada penambahan peserta yang dikirimkan, namun menurut dia peserta dari peringkat 1 hingga 14 tetap dikirimkan untuk di tes di pusat.
ADVERTISEMENT
Martinus menyebut Mabes memberikan kewenangan kepada Polda Sumut untuk mengirimkan peserta melebihi kuota. Menurut Martinus, hal tersebut merupakan hasil dari pencarian bakat.
"Tapi ada satu memang penambahan itu sesuai dengan talent scouting yang ada. Talent scouting ini karena dia kemampuannya, kemudian karena dia berprestasi ini dikirim juga untuk tes tingkat pusat dan yang bersangkutan belum tentu juga untuk bisa berhasil di tingkat pusat," kata Martinus.
Penambahan kuota berdasarkan pencarian bakat tersebut menurut Martinus tidak hanya diberikan kepada Polda Sumut. Ia menyebut Polda Jawa Barat juga mendapat kuota tambahan itu.
Martinus mengaku belum mengetahui soal kemampuan dari anak yang menduduki peringkat 26 itu sehingga lolos tes pusat. Menurut Martinus, lolosnya peserta tersebut bisa saja karena unggul dari sisi akademis.
ADVERTISEMENT
Namun Martinus mengaku tidak mengetahui apakah peserta tersebut merupakan anak pejabat Polda Sumut. "Saya enggak tahu, enggak tahu saya anaknya siapa. Tapi saya tahu memang ada satu yang ikut jadi 15 orang yang dikirim Jadi 15 ini, 14 pria 1 wanita," kata dia.