Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengelola Kengerian untuk Hiburan, Atraksi di Perbatasan
5 Juli 2018 22:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
Tulisan dari Taufik RIGO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kawasan ini praktis masih berstatus siaga tempur.
Yang berkonflik? India melawan Pakistan. Pasukan penjaga perbatasan kedua negara dalam kondisi siap perang di sepanjang garis perbatasan, terutama di titik titik terpanas di Punjab . Sebuah wilayah yang terbelah, sebagian menjadi negara bagian di India, sebagian lagi menjadi provinsi di Pakistan.
ADVERTISEMENT
Lantas, “Apa yang menarik dari kawasan seperti itu, kayak apa rasanya berlibur di perbatasan yang diperebutkan ? Aman enggak sih?”. Inilah yang bikin penasaran dan ingin saya ketahui.
1 Bangsa, 2 Negara
Sejarah berdirinya (anak benua) India diwarnai kelamnya sentimen agama yang memecahnya menjadi 2 negara setelah kemerdekaan dari kolonial Inggris. Partisi 1947 menjadi cikal bakal berdirinya Negara Pakistan , dihantui oleh pertumpahan darah serta permasalahan resettlement, khususnya di Punjab (bersama Negara Bagian Haryana , beribukota di Chandigarh / Union Territory di India, dan Lahore sebagai Ibukota Provinsi Punjab di Pakistan).
ADVERTISEMENT
The Wagah Border adalah satu satunya kawasan perbatasan India–Pakistan yang menjadi titik simpang akses jalan darat dan rute perdagangan di antara bangsa yang sama namun terpisah menjadi 2 (dua) negara.
Saat ini, perbatasan Wagah (Punjab–Pakistan) dan Attari (Punjab–India), adalah salah satu check point terpanas. Secara sporadik masih ada insiden bersenjata di titik ini, dan bom bunuh diri terakhir terjadi pada November 2014 di mana puluhan orang meninggal.
Atraksi di Perbatasan
Pakistan dan India nampaknya punya cara untuk mengelola perbatasan agar mengurangi ketegangan. Sementara perebutan pengaruh di kawasan Asia Selatan, masih terus dilakukan oleh kedua negara. Pasukan mengambil posisi siap tempur. Namun, demikian secara umum, bisa dibilang, keduanya tetap menganut kebijakan untuk sekuatnya mengedepankan soft power. Upacara rutin penurunan bendera setiap pukul 17.00, dijadikan sebagai atraksi yang menghibur.
ADVERTISEMENT
Percayakah anda bahwa atraksi ini setiap harinya mengundang kemeriahan ribuan orang pengunjung di kedua sisi perbatasan? Seluruh rangkaian upacara, dibuat sangat atraktif, di mana kedua pasukan parade berbaris dalam hentakan kaki yang mencolok, seringkali pula provokatif dengan saling tatap tajam, dan gerakan tangan yang mengancam.
Namun, semua dalam suatu irama terokestrasi, penggunaan jargon yang membakar patriotisme, menyusul gemuruh teriakan kebanggaan terhadap negara dan pasukan khusus penjaga perbatasan, di mana pengunjung tua muda beraneka rupa, larut dalam sorak sorai dan derai tawa.
Supaya nyaman, sangat dianjurkan untuk tiba dan mengambil tempat duduk sejam sebelum atraksi dimulai pukul 17.00, dan bila beruntung, pengunjung dapat ikut berjoget sebelum atraksi.
Dalam penasaran, anak istri pun saya bawa untuk berlibur dengan nuansa baru: mengunjungi titik konflik Wagah Border dari sisi India. Antrean panjang memasuki tribun dipapar terik yang menyengat, kami ikuti dengan sabar bersama warga yang antusias, tempat duduk cepat sekali terisi, semua berebut. Layaknya pengunjung lain, kami juga membiarkan para "artis jalanan" yakni remaja dan muda mudi di pintu masuk untuk “melukis” wajah dengan bendera India, Tiraṅgā , atau Si Tiga Warna.
ADVERTISEMENT
Walaupun bukan warga negara India, tentu tidak baik untuk menolak keinginan mereka mencoret wajah anda dengan bendera yang menjadi simbol patriotisme pengunjung. Tidak ada tarif yang jelas untuk kreatifitas itu, namun pemantauan saya kepada “kerelaan” tunai, kita bisa siapkan Rs 20 per bendera. Tinggal dikalikan berapa jumlah lukisan pada badan kita (umumnya di wajah dan tangan).
Bagi anda yang lebih nyaman dengan "artis" berjenis kelamin yang sama, ada juga yang menyediakan jasa ini. Jangan khawatir, setelah anda pulang dan mandi bersih, sapuan kreatif Tri Warna bisa hilang dengan mudah.
Atraksi upacara ini sudah dimulai sejak 1959, dan menurut informasi petugas BSF yang bertugas di sana, tradisi ini tidak banyak mengalami perubahan sampai sekarang. Tentu waktu terbaik untuk “ikut menikmati” berlibur di wilayah perbatasan Wagah-Attari adalah pada musim dingin atau semi.
ADVERTISEMENT
Sementara bila musim panas, maka terik matahari terlalu menyengat walaupun hari senja. Membawa minuman botol setidaknya seliter per orang sampai atraksi selesai, juga saya anjurkan. Batik yang kami kenakan untuk menunjukkan ciri khas negara asal, sekaligus menjadi sarana ice breaker kami menyapa pengunjung lainnya.
Kekhawatiran dengan keamanan diri pribadi, tidak perlu berlebihan karena BSF dan kepolisian setempat selalu siaga di hampir setiap sudut dengan jumlah personel yang banyak.
Ikutlah bertepuk tangan dan bergembira. Perlihatkan keceriaan selama atraksi berlangsung, tersenyum dan sikapi patriotisme itu dengan partisipasi penuh. Ikut kepalkan tangan menyambut slogan yang dikumandangkan oleh BSF: “…. Hindustan Zindabad (Hidup India)," karena dari sisi sebelah, teriakan demontratif juga dikumandangkan oleh Rangers: “…….. Jeeve Jeeve Pakistan (Hidup Pakistan)". Dibandingkan dengan sisi sebelah, sepertinya kemeriahan dari sisi India terdengar jauh lebih nyaring dan sambung menyambung.
ADVERTISEMENT
Selamat menikmati berlibur di ketegangan perbatasan yang penuh atraksi.