Konten dari Pengguna

Ilmu Komunikasi Bertemu Dunia Inklusif: Perjalanan Gen Z Menjadi Guru ABK

Muhamad Taufik Rahman
Mahasiswa Aktif Universitas Pamulang, Jurusan Ilmu komunikasi S1, yang bekerja di bidang Pendidikan.
30 April 2025 22:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Taufik Rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pembelajaran Stimulasi Proprioseptif dengan Anak Berkebutuhan Khusus. (Sumber: Olahan Hasil Penulis)
zoom-in-whitePerbesar
Pembelajaran Stimulasi Proprioseptif dengan Anak Berkebutuhan Khusus. (Sumber: Olahan Hasil Penulis)
ADVERTISEMENT
Generasi Z, yang lahir dan tumbuh di era digital, sering dianggap dekat dengan teknologi dan perubahan sosial. Namun di balik layar ponsel , tumbuh juga semangat empati, kreativitas, dan keberanian untuk keluar dari zona nyaman. Salah satunya terlihat dari semakin banyaknya anak muda Gen Z termasuk saya yang memilih menjadi guru bagi anak-anak istimewa, anak-anak dengan kebutuhan khusus yang membutuhkan pendekatan pendidikan yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Menjadi guru bagi anak istimewa bukan hanya soal metode, tapi soal hati. Di sinilah saya sebagai Gen Z menunjukkan keunggulannya, saya lebih terbuka terhadap perbedaan, lebih inklusif secara alami, dan lebih siap belajar sambil jalan. Ditambah dengan progam studi yang sangat tidak sejalur dengan pekerjaan yang saya jalani,
Ilmu Komunikasi Bertemu Dunia Pendidikan Inklusif. Banyak orang berpikir jadi guru harus lulusan pendidikan. Tapi saya sebagai Gen Z dengan latar belakang Ilmu Komunikasi justru membawa pendekatan baru lebih komunikatif, kreatif, dan humanis.
Dalam dunia anak istimewa, komunikasi adalah kunci cara menyampaikan pesan, membangun empati, dan memahami gestur.
Dari kekuatan komunikasi untuk anak berkebutuhan khususbisa menggunakan bahasa tubuh, nada suara, dan visual untuk menjalin koneksi. Membuat anak merasa dipahami dan diterima lewat komunikatif.
ADVERTISEMENT
Pembelajaran Stimulasi Taktil dengan Anak Berkebutuhan Khusus. (Sumber : Olahan Hasil Penulis)
Tantangan dan Adaptasi?
Tentu saja, ada gap pengetahuan karena bukan dari jurusan pendidikan. Tapi itu bukan halangan, karena semangat belajar dan kepekaan sosial dari Gen Z adalah modal besar.
Gen Z Bukan Hanya Generasi Digital, Tapi Juga Generasi Empatik
Jadi guru untuk anak istimewa bukan hanya soal mengajar, tapi soal hadir dan peduli. Gen Z dikenal sebagai generasi yang peduli isu sosial dan suka terlibat langsung.
Dengan latar Ilmu Komunikasi, kita bisa membangun narasi yang lebih luas soal inklusivitas, bahkan bisa jadi jembatan untuk edukasi masyarakat lewat media.