Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Hubungan Kesehatan Mental dengan Sholat
10 Oktober 2024 15:48 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Taufiq Imansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
kesehatan mental merupakan komponen penting dalam kehidupan, mental memang tidak terlihat tetapi mental sangat berkontribusi dan memberikan efek yang signifikan bagi kehidupan. Seseorang yang memiliki mental sehat akan memiliki pola fikir dan perilaku yang baik, sebaliknya seseorng yang memiliki gangguan mental akan memiliki pola fikir dan perilaku yang buruk. Di era globalisasi ini banyak sekali orang yang mengalami gangguan kesehatan mental mulai dari anak kecil, remaja, hingga orang dewasa. Banyak faktor eksternal dan internal yang menjadi alasan utama terjadinya gangguan kesehatan mental tersebut, seperti terlilit hutang, perceraian orang tua , pergaulan bebas, dan beban tugas yang berlebihan.
ADVERTISEMENT
Mau tahu bagaimana hubungan kesehatan mental dengan sholat? Biar gak penasaran yuk!!! simak penjelasannya.
Bagaimana hubungan Kesehatan mental dengan sholat?
Sebelum membahas hubungan antara kesehatan mental dengan sholat, alangkah lebih baik jika kita memahami apa makna sholat?.
Sholat merupakan kewajiban yang harus dijalankan oleh semua ummat muslim. Secara syariat sholat merupakan suatu kewajiban, tapi coba kita tingkatkan kesadaran diri kita dan kita ubah sudut pandang kita mengenai sholat. Jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda, sholat memiliki banyak arti dan rahasia yang ada didalamnya. Allah swt tidak mungkin memerintahkan hambanya untuk sholat tanpa mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Didalam al qur an ada 234 ayat mengenai sholat, salah satunya ialah Qs Al ankabut ayat 45:
ADVERTISEMENT
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
(45) Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dalil tersebut menunjukkan salah satu makna sholat dan fungsinya. Lantas bagaimanakah makna filosofi sholat ? dan apa hubungannya dengan kesehatan mental? Mari kita kaji lebih dalam mengenai makna filosofi sholat serta kolerasinya dengan kesehatan mental.
Jika dilihat dari syarat sahnya sholat, salah satu syarat sahnya sholat ialah thuma’ninah. Kata thuma’ninah memiliki akar kata yang sama dengan kata muth’mainnah. Ada salah satu ayat dalam Al Qur an yang menggunakan kata muth’mainnah untuk menjelaskan jiwa dari an nafs ammaroh ( jiwa yang menghasut ), an nafs al lawwamah ( jiwa yang menyalahkan ) menuju an nafs – muth’mainnah ( jiwa yang damai atau tenang ). Jiwa yang damai atau tenang digambarkan sebagai jiwa yang kembali kepada tuhannya atau pasrah. Jiwa yang memiliki keprasahan akan memberikan kesadaran akan kerendahan kehambaan dan keagungan ketuhanan. Dapat diambil kesimpulan bahwa thuma’ ninah didalam sholat memiliki arti bahwa sholat yang sesungguhnya ialah sholat yang bisa mengantarkan jiwa manusia kepada kedamaian dan ketenangan yang berpengaruh terhadap kesehatan mental manusia.
ADVERTISEMENT
Refleksi dalam kehidupan
Saya yakin pasti semua manusia di dunia ini mempunyai masalah dalam hidupnya. Namun, jangan sampai masalah tersebut memengaruhi kesehatan mental kita. Kita harus tetap ingat bahwa allah tidak akan menguji suatu hamba diluar batas kemampuannya. Percayalah bahwa apa yang kita alami saat ini merupakan proses yang akan mengubah diri kita menjadi lebih baik. Kita boleh marah, sedih,dan nangis tapi lampiaskan semua perasaan itu dalam sholat. Jangan sampai kita lampiaskan masalah kehidupan kita dengan berpesta, minum minuman keras, dan kemaksiatan lainnya. Karena selain menambah masalah, perilaku tersebut juga akan menjauhkan diri kita dari allah dan membuat mental kita menjadi pengecut.
Bahkan dr. Arief Alamsyah salah satu dosen fakultas kedokteran Universitas Brawijaya dalam studium general pada tanggal 27 September 2024 yang diselenggarakan di fakultas kedokteran Universitas Islam Indonesia mengatakan bahwa ” Seseorang yang melampiaskan segala masalahnya dengan kesenangan atau biasa disebut hedonic menyebabkan type 1 interferon antibody nya menurun, sebaliknya jika seseorang melampiaskan segala masalahnya dengan ibadah seperti sholat atau biasa disebut eudaimonic menyebabkan type 1 interferon antibodynya meningkat”.
ADVERTISEMENT
Semoga kita tetap teguh dalam menjalani kehidupan di dunia dan selalu istiqomah dalam beribadah. Wallahu a’lam bisshowab.
Taufiq imansyah, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia