Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Bersama Kita Kuat, Bersatu Kita Bangkit
15 Agustus 2021 20:09 WIB
Tulisan dari Taufiqurrahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah krisis yang sedang melanda negeri ini telah memberi pelajaran berharga bagi kita semua sebagai sebuah bangsa. Terutama belajar untuk bisa tetap bertahan di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian ini. Semua orang berjuang agar mampu melewati masa-masa sulit ini. Masa-masa dimana kehidupan sosial kita dibatasi oleh keadaan dan mau tidak mau kita harus menerima keadaan ini. Sebuah keadaan yang tidak satupun orang mengharapkan adanya.
ADVERTISEMENT
Pandemi yang telah berlangsung hampir dua tahun ini telah menimbulkan berbagai persoalan dan Indonesia adalah salah satu negara yang terdampak. Baik dari segi Kesehatan, Ekonomi, Sosial, Politik dan Kehidupan Beragama masyarakat. Mengutip dari situs Covid19.co.id tercatat bahwa sudah sekitar 3.774.115 masyarakat yang terinfeksi Covid-19 dan sebanyak 412,776 kasus aktif, dengan angka kesembuhan sebesar 3.247.715 dan sebanyak 113,664 kasus kematian. dan ini adalah permasalahan yang sangat serius bahkan darurat yang harus sesegera mungkin terselesaikan.
Berbagai kebijakan pemerintah telah keluarkan.mulai Bantuan Langsung Tunai (BLT) sampai kebijakan PPKM. Akan tetapi kebijakan yang ada belum menemui hasil yang memuaskan. Bahkan justru kebijakan yang diberlakukan menimbulkan masalah baru. Terkhususnya para pelaku usaha. Banyak pedagang-pedagang yang harus gulung tikar diakibatkan pembatasan sosial yang diberlakukan. Ditambah lagi para pegawai yang harus dirumahkan bahkan ada juga yang di PHK karena perusahaan sudah tidak mampu membayar gaji para pekerjanya sehingga menyebabkan pengangguran.Bahkan Menurut Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, bahwa selama pandemi melanda angka pengangguran meningkat dari 4,95% menjadi 7%. Sehingga kita tidak hanya terjebak ditengah krisis Kesehatan melainkan juga krisis ekonomi.
ADVERTISEMENT
Pandemi yang melanda justru menguji kita sebagai sebuah bangsa, dan Di tengah krisis inilah seharusnya dijadikan sebagai momentum bagi kita semua untuk saling menguatkan dan saling Bersatu untuk bangkit dan keluar dari krisis yang melanda. Hal ini tentu selaras dengan nilai-nilai gotong royong yang telah melekat dan tertanam di dalam jati diri bangsa Indonesia. Sejarah telah mencatat bahwa negeri ini bisa bangkit dari penjajahan dikarenakan semangat gotong royong rakyat Indonesia yang begitu kuat. Meskipun hidup di sebuah negara yang sangat multikultural, Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang telah terbangun sejak berpuluh-puluh tahun silam harus terawat sampai hari ini sebagai sebuah identitas bangsa. Kita harus saling bekerja sama dalam merawat negeri kita tercinta dan senantiasa membawa energi positif agar Kembali berdiri sebagai sebuah bangsa yang besar, bangsa yang kuat akan persatuan dan kesatuan.
ADVERTISEMENT
Kita Harus Kembali memperkuat simpul persatuan dan kesatuan serta semangat gotong royong. karena melalui semangat gotong royong itulah yang akan menghidupkan Kembali rasa kepedulian kita antara satu sama lain. Agar Tidak ada lagi perbedaan antar golongan, tidak ada lagi egosentris kelompok yang menimbulkan perpecahan antar sesama anak bangsa.semua harus Bersatu saling menguatkan satu sama lain demi terwujudnya kehidupan normal Kembali. Semua elemen masyarakat harus ikut aktif memberi kontribusi dan dedikasi, baik dari golongan muda hingga tua. Seperti halnya dalam mewujudkan kemerdekaan 76 tahun silam. Semua golongan saling Bersatu demi satu tujuan yang besar yakni mewujudkan Indonesia Merdeka. Semangat itulah yang hari ini mesti kita warisi dan aktualisasikan dalam mengatasi krisis yang melanda. Akan tetapi harus dipahami bahwa perlu komitmen dan konsistensi agar upaya kita untuk keluar dari krisis ini bisa segera terwujud.
ADVERTISEMENT