Konten dari Pengguna

PLTMH Waerina: Sebuah Konservasi Air yang Berdampak Luar Biasa di Bea Muring

Taumy Alif Firman
Blogger yang sudah mengunjungi 30 provinsi di Indonesia dan 10 negara di Asia.
8 Oktober 2018 7:32 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Taumy Alif Firman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang, listrik sudah menjadi kebutuhan hidup pendamping sandan pangan. Tanpa listrik, rumah tidak memiliki penerangan di malam hari. Itu lah mengapa hampir semua rumah yang ada di daerah perkotaan sudah memiliki akses listrik. Tetapi hal ini sangat berbeda jauh di Bea Muring. Untuk menikmati penerangan di malam hari dibutuhkan perjuangan luar biasa. Adalah, Romo Marselus Hasan, Pejuang Air ADES yang melakukan konservasi air sungai menjadi energi listrik dalam bentuk PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro).
PLTMH Waerina: Sebuah Konservasi Air yang Berdampak Luar Biasa di Bea Muring
zoom-in-whitePerbesar
Secara umum, prinsip kerja dari PLTMH adalah dengan memanfaatkan debit air kemudian ditampung dan dialirkan pada sistem yang lebih sempit agar air tersebut memiliki tekanan dan daya dorong. Dengan menyempitnya area aliran, maka otomatis akan meningkatkan tekanan aliran air. Tekanan aliran air ini lah yang dikontrol untuk menggerakkan turbin yang kemudian akan menghasilkan listrik.
ADVERTISEMENT
PLTMH Waerina: Sebuah Konservasi Air yang Berdampak Luar Biasa di Bea Muring (1)
zoom-in-whitePerbesar
Awalnya pro kontra masyarakat atas program PLTMH ini, tetapi dengan keyakinan, Romo Marselus Hasan berhasil menggerakkan dan menganjak warga untuk swadaya membangun PLTMH Waerina. Dibuat tahun 2012 selama 5 bulan dengan membendung aliran sungai, membuat parit debit air, pemasangan filter dan turbin generator akhirnya PLTMH Waerina beroperasi dengan menghasilkan listrik 50 kwh.
PLTMH Waerina: Sebuah Konservasi Air yang Berdampak Luar Biasa di Bea Muring (2)
zoom-in-whitePerbesar
Akhirnya, dengan biaya iuran warga sekitar Rp 30.000 per bulan, setiap malam rumah mereka diterangi. Biaya ini jauh lebih murah bila dibandingkan dengan penggunaan generator karena biaya operasional yang tinggi. Ini lah salah satu keberhasilan dari konservasi air. Merubah tenaga air dengan debit kecil menjadi tenaga listrik yang bermanfaat buat warga Bea Muring. Dengan begini, kita lebih bisa menghargai air untuk kehidupan yang lebih baik, seperti tag line ADES, “cintai air cintai hidup”.
ADVERTISEMENT