3 Aktivitas Pertanian yang Dikembangkan di Indonesia

Techno - Geek
Yuk ikuti channel kita agar tidak ketinggalan jaman dengan teknologi dan gadget terkini!
Konten dari Pengguna
20 Maret 2019 16:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Techno - Geek tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo credit: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Photo credit: Pexels
ADVERTISEMENT
Indonesia dianugerahi dengan kekayaan alam yang melimpah. Hampir di setiap wilayah di Tanah Air memiliki hasil komoditas unggulan terbaiknya, baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Tidak heran, bila banyak masyarakat mengembangkan aktivitas pertanian di dua wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Aktivitas pertanian di Indonesia dibedakan menjadi tiga jenis, yakni pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan perkebunan. Berikut ulasan mengenai ketiganya yang bisa perlu ketahui.
Aktivitas Pertanian Lahan Basah
Ilustrasi lahan basah. Foto: Pixabay
Pada umumnya, pertanian lahan basah dikenal oleh masyarakat luas sebagai sawah. Aktivitas pertanian ini sangatlah cocok dikembangkan di dataran rendah yang ketinggiannya kurang dari 300 meter. Di daerah inilah, jumlah debit air sangat melimpah yang berasal dari sungai, saluran irigasi hingga sumbernya langsung.
Selain itu, syarat dari aktivitas pertanian lahan basah yang produktif adalah memiliki lahan subur dan memiliki unsur hara yang tinggi. Di Indonesia, jenis sawah atau pertanian lahan basah dibedakan lagi menjadi dua jenis, yakni sawah irigasi dan sawah tadah hujan.
ADVERTISEMENT
Kedua jenis sawah tersebut memiliki perbedaan tertentu. Sawah irigasi misalnya, dapat digunakan untuk masa panen 2-3 kali dalam setahun, sehingga hasilnya lebih melimpah. Beda halnya dengan sawah tadah hujan yang mengandalkan sumber airnya dari curah hujan dan bisa dikelola saat musim penghujan tiba.
Untuk jenis sawah tadah hujan, tidak bisa ditanami padi pada musim kemarau. Menyiasati hal itu, para petani biasanya menanam jenis tanaman palawija yang lebih menguntungkan saat kemarau.
Aktivitas Pertanian Lahan Kering
Ladang pertanian di lereng Sindoro. Foto: Muhammad Naufal/kumparan
Aktivitas pertanian lahan kering juga menjadi hal penting dalam menopang pertanian di Indonesia. Masyarakat lebih mudah untuk menyebut pertanian lahan kering sebagai kegiatan berladang. Bila sawah cocok diterapkan di daerah rendah, maka berladang sering dilakukan di wilayah dengan dataran tinggi. Tolok ukurnya adalah daerah dengan ketinggian mulai dari 500-1.500 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
ADVERTISEMENT
Ladang biasanya memiliki karakteristik tersendiri, di antaranya banyak dilakukan di wilayah dengan kadar air yang kurang atau tidak mencukupi. Selain itu, aktivitas berladang tidaklah dilakukan di satu tempat saja, melainkan berpindah-pindah dengan membuka lahan baru.
Berbeda dengan sawah, ladang cocok untuk ditanami jenis tanaman tertentu saja dan tidak heterogen. Contohnya adalah umbi-umbian, kacang-kacangan, dan jagung. Pertanian lahan kering juga tepat untuk ditanami berbagai jenis buah-buahan.
Meski begitu, pertanian lahan kering memiliki tanah yang lebih stabil dan kuat bila dibandingkan lahan basah. Inilah yang membuat ladang dapat menahan akar-akar yang berasal dari pohon besar di sekitarnya.
Perkebunan
Ilustrasi perkebunan tebu Foto: JamesDeMers/Pixabay
Selain kedua hal di atas, aktivitas pertanian lainnya yang dikembangkan di Indonesia adalah perkebunan. Perkebunan memiliki pengertian penggunaan lahan pada area yang luas untuk beragam jenis tanaman dalam pemenuhan kebutuhan manusia.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan semua tanaman yang ditanam di perkebunan memiliki nilai jual yang cukup tinggi, terutama untuk diekspor ke luar negeri. Sebagai contohnya adalah kopi, cokelat, teh, karet, rempah-rempah, dan sebagainya.
Perkebunan di Indonesia hingga saat ini masih dikelola oleh pemerintah. Secara umum, perkebunan terbagi menjadi dua, yakni perkebunan besar dan perkebunan rakyat.
Perkebunan besar memiliki ciri, yaitu dikelola secara profesional dan intensif. Dari segi peralatan, perkebunan besar lebih mengutamakan teknologi canggih. Modal yang diperlukan pun sangat besar dan tenaga kerja yang tidak sedikit. Hasil perkebunan sebagian besar digunakan untuk keperluan ekspor.
Sementara itu, perkebunan rakyat, dari modal dan tenaga kerja yang digunakan tidaklah begitu besar. Pengelolaannya pun masih dilakuan secara sederhana di lahan yang sempit, sedangkan hasilnya lebih banyak digunakan untuk kepentingan masyarakat sendiri dan tidak mengutamakan ekspor.
ADVERTISEMENT
Di atas adalah tiga aktivitas pertanian yang banyak kita jumpai di Indonesia, Bukan tidak mungkin di masa mendatang ketiganya akan semakin optimal dengan penggunaan teknologi dan inovasi-inovasi baru. Hal tersebut pada akhirnya memudahkan petani dalam menhasilkan produk pertanian unggulan dan mampu untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan terciptanya kedaulatan pangan di Indonesia.