6 Cara Menggunakan Pestisida yang Biasa Dilakukan di Lapangan

Techno - Geek
Yuk ikuti channel kita agar tidak ketinggalan jaman dengan teknologi dan gadget terkini!
Konten dari Pengguna
19 Agustus 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Techno - Geek tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Photo Credit: Pixabay
Ketika Anda menggunakan pestisida ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Contohnya saja adalah dosis yang dibutuhkan untuk tanaman hingga cara menggunakan pestisida tersebut di lapangan atau areal pertanian. Meski cara menggunakan pestisida dianggap mudah, namun masih banyak para petani yang masih belum tahu mana cara terbaik menggunakannya berdasarkan jenis pestisidanya. Agar tidak salah, Anda bisa simak cara menggunakan pestisida yang baik dan benar di bawah ini.
ADVERTISEMENT
Penaburan
Teknik penaburan memang menjadi cara menggunakan pestisida yang paling umum dilakukan di Indonesia. Tujuannya adalah untuk mencegah hama penyakit yang ada di dalam tanah maupun di jaringan tanaman. Biasanya teknik penaburan dilakukan untuk pestisida jenis padat seperti formulasi butiran dan memiliki cara kerja sistemik. Untuk pestisida ini contohnya adalah Wingran 0,5 GR, Furadan 3GR, Dharmafur 3 GR, Ventura dan Regent 0,3 GR.
Fumigasi
Cara menggunakan pestisida yang kedua adalah fumigasi. Fumigasi adalah pemberian pestisida dengan menggunakan gas. Namun, penggunaan ini haruslah diawasi dengan baik, sebab gas yang digunakan adalah gas berbahaya dan beracun. Fumigasi pada awalnya digunakan untuk mengusir hama di sebuah gudang.
Namun, untuk penggunaannya pada lahan pertanian haruslah ditutup dengan plastik terlebih dahulu.. Sebagian orang menilai teknik fumigasi dinilai cukup baik karena tidak menimbulkan residu pestisida di dalam tanah. Gas yang sering digunakan dalam fumigasi adalah fumigan Basamid G.
ADVERTISEMENT
Pengumpanan atau baiting
Pengumpanan mungkin sebagai cara yang belum begitu terkenal di Indonesia dan digunakan di area tertentu. Cara menggunakan pestisida dengan pengumpanan dilakukan dengan mencampur pestisida bersama bahan makanan. Tujuannya adalah untuk mencegah hama hewan baik mati atau mandul setelah memakannya. Biasanya hama yang menjadi target sasaran untuk cara pengumpanan adalah tikus dan babi hutan. Adapun pestisida yang digunakan antara lain adalah Borratm Ractikus, Petrokum dan Klerat.
Menggunakan cara penghembusan atau dusting
Cara menggunakan pestisida lainnya melalui penghembusan atau dusting. Ini juga jarang dilakukan di Indonesia dan biasa digunakan di negara-negara tertentu dengan lahan pertanian yang cukup luas. Caranya dengan menggunakan pesawat khusus yang menyemprotkan bubuk pestisida di atas lahan pertanian. Kelebihan teknik ini memang tidak membutuhkan banyak air. Namun, kelemahannya adalah sangat rentan bila terkena angin. Maka dari itu, cara ini dinilai tidak efisien dan membutuhkan biaya cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
Melalui pengasapan
Fogging atau pengasapan sebenarnya memiliki teknik yang hampir sama dengan fumigasi. Keunggulannya memang tidak menimbulkan residu. Akan tetapi di sisi lain kelemahannya adalah zat kimia yang digunakan dapat terhirup dan dapat mengganggu kesehatan manusia. Pengendalian hama melalui pengasapan biasanya digunakan untuk mencegah hama seperti kecoa, tikus, dan lainnya. Pestisida yang digunakan dalam pengasapan antara lain adalah Crown 100 EC.
Teknik penyemprotan
Cara menggunakan pestisida dengan teknik penyemprotan juga sudah lazim dilakukan di Indonesia. Hal ini dikarenakan penyemprotan menggunakan air ini dirasa lebih efektif dan penyebarannya merata di lahan pertanian. Untuk melakukannya, Anda perlu memperhatikan dosisnya dengan jumlah yang tepat serta pastikan alat semprotnya dalam keadaan baik. Pestisida yang digunakan adalah yang berbentuk padat yang dapat dilarutkan seperti SL dan yang dapat diemulsikan seperti EC.
ADVERTISEMENT
Keenam cara tersebut bisa Anda aplikasikan sesuai kebutuhan dan tergantung pada luas areal lahan pertanian. Pastikan pula bila memilih cara menggunakan pestisida di lapangan harus aman dan tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.