news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kenali Konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

Techno - Geek
Yuk ikuti channel kita agar tidak ketinggalan jaman dengan teknologi dan gadget terkini!
Konten dari Pengguna
1 Agustus 2019 10:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Techno - Geek tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Photo credit: Pixabay
Selama ini petani seringnya mengendalikan hama perusak, pengganggu, dan penyebab penyakit tanaman dengan menyemprotkan pestisida. Cara ini memang bisa dibilang efektif. Pestisida mampu membunuh segala jenis hama yang mengancam hasil panen petani. Namun, pestisida juga menyebabkan masalah pencemaran di lingkungan. Residu pestisida yang disemprotkan ke tanaman tidak akan hilang, bahkan hingga seminggu setelahnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, harus ada cara lain yang diterapkan untuk membasmi hama supaya penggunaan pestisida bisa ditekan. Anda bisa menggunakan cara pengendalian hama terpadu (PHT) yang menggunakan pendekatan pengendalian hama dengan pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi. Pengendalian hama terpadu ini berlandaskan UU Nomor 12 Tahun 1992 pasal 15 tentang Sistem Budidaya Tanaman yang menyatakan bahwa perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem pengendalian hama terpadu. Seperti apakah konsepnya?
Budidaya tanaman sehat
Konsep ini merupakan prinsip dalam penerapan pengendalian hama terpadu dengan menggunakan praktik agronomis dan teknologi produksi untuk mewujudkan tanaman yang sehat. Konsep ini bisa dilakukan dengan menanam tanaman yang seratus persen alami. Tanaman dipupuk dengan pupuk kandang dan pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan pestisida alami. Anda juga harus rutin membersihkan lingkungan sekitar sawah atau ladang agar hama dan penyakit tidak bersarang dan menyerang tanaman.
ADVERTISEMENT
Pelestarian dan pendayagunaan musuh alami
Konsep ini dilakukan melalui pengelolaan dan pelestarian faktor biotik dan abiotik (cuaca dan iklim) untuk mengendalikan populasi serta tingkat serangan hama. Alih-alih langsung menggunakan pestisida kimia yang berbahaya bagi lingkungan, Anda bisa mengandalkan tanaman yang tidak disukai hama untuk mengusirnya.
Contohnya saja membiarkan laba-laba bersarang di sekitar tanaman yang Anda tanam supaya sarang laba-laba ini bisa mengikat lalat buah atau belalang. Anda juga bisa menanam tanaman yang baunya tidak disukai hama seperti sereh, kemangi, zodia, dan lain-lainnya. Anda bisa menanam tanaman ini berdampingan dengan tanaman utama.
Pengamatan mingguan rutin
Setelah menerapkan pengelolaan dan pelestarian faktor biotik dan abiotik untuk pemberantasan hama, selanjutnya Anda harus melakukan pengamatan mingguan rutin untuk melihat hasilnya. Pengamatan mingguan rutin juga bisa jadi dasar penentuan keputusan, langkah apa yang selanjutnya diambil untuk pemberantasan hama.
ADVERTISEMENT
Dalam pengamatan mingguan ini, Anda harus mengamati apakah pembasmian hama dengan cara alami sudah efektif atau belum. Hal ini bisa dilihat dari tingkat serangan hama terhadap tanaman. Bila serangan masih sedikit, maka Anda bisa mengambil keputusan sebelum terlambta. Pengamatan ini harus dilakukan rutin, bahkan sejak tanaman belum menghasilkan.
Pelatihan petani ahli PHT
Agar prinsip pengendalian hama terpadu bisa terlaksana dengan baik, maka Anda sebagai petani pun harus menjadi ahli PHT supaya bisa menerapkan konsep-konsep yang sudah disebutkan di atas tadi. Anda sebagai petani adalah ujung tombak penerapan PHT. Oleh karena itu, pelatihan dan pemahaman akan selalu terus dilakukan agar konsep PHT lebih dipahami. Pelatihan dan pemahaman PHT pada petani ini bisa dilakukan melalui sekolah lapang PHT (SLPHT) yang bertujuan menjadikan petani ahli PHT dengan memberikan arahan secara langsung di lapangan.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, hama adalah makhluk hidup yang keberadaannya dibutuhkan untuk menyeimbangkan ekosistem. Tapi jika jumlahnya banyak, hal itu akan merugikan Anda sebab hama merusak tanaman pangan.
Pengendalian jumlah hama bisa Anda lakukan dengan menerapkan konsep pengendalian hama terpadu yang seratus persen alami dan mengandalkan alam. Pengendalian hama terpadu dilakukan demi terjaganya lingkungan pertanaman yang subur dan tidak tercemar residu pestisida kimia.