Langkah Terbaik Cegah Hama Ulat Grayak di Lahan Pertanian

Techno - Geek
Yuk ikuti channel kita agar tidak ketinggalan jaman dengan teknologi dan gadget terkini!
Konten dari Pengguna
10 Juli 2019 12:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Techno - Geek tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Photo Credit: Pxhere
Beberapa waktu yang lalu, Kementerian Pertanian mengimbau agar seluruh petani di Indonesia mewaspadai adanya jenis hama baru, yaitu ulat grayak atau dalam istilah biologis dikenal dengan nama Spodoptera frugiperda. Diketahui jenis hama ini untuk kali pertama menjangkit lahan pertanian di benua Amerika sekitar tahun 2016 silam. Sayangnya, hama ulat grayak diketahui mulai memasuki wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sejak awal tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Hama ulat grayak tergolong sulit dikendalikan
Sebelumnya, petani Indonesia mungkin sudah mewaspadai serangan hama jenis lainnya, seperti penggerek batang, aphis, dan belalang kembar. Namun, hadirnya spesies hama baru tentu harus membuat Anda lebih waspada. Terlebih hama ulat grayak tergolong sulit dikendalikan akibat kemampuan jelajah dan terbang pada jarak yang sangat jauh hingga 100 kilometer dalam satu minggu, dengan ditambah dorongan angin. Dengan kata lain, hama ulat grayak juga memiliki kemampuan menyerang tanaman yang cukup tinggi.
Bagaimana antisipasi pencegahan yang perlu dilakukan?
Juga populer dengan sebutan Fall Armyworm, hama ulat grayak masih bisa dicegah secara optimal oleh petani di Indonesia. Anda bisa memanfaatkan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) secara kultur teknis, yaitu dengan menggilir jenis tanaman utama dengan tanaman bukan inang. Petani juga disarankan untuk melakukan proses tanam serempak yang memiliki rentang waktu tanam awal dan akhir tidak melebihi 10 hari.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, proses antisipasi pencegahan ini membutuhkan sosialisasi secara maksimal dari pihak-pihak terkait kepada petani, baik melalui seminar, bimbingan teknis, hingga buku cetak maupun elektronik. Kementerian Pertanian bahkan sudah memberikan sejumlah sumbangan insektisida yang secara ampuh mengendalikan pertumbuhan hama Spodoptera frugiperda di wilayah-wilayah berisiko hama ulat grayak.
Tambahkan kelambu kasa pada lahan pertanian
Untuk meningkatkan perlindungan tanaman pertanian dari serangan hama ulat grayak, Anda juga bisa menambahkan kelambu kasa di sekitar lahan pertanian. Pemasangan kelambu ini terbukti efektif mengurangi risiko kerusakan tanaman akibat populasi telur maupun ulat grayak. Namun demikian, pastikan Anda memilih kelambu kasa yang memang khusus dipakai untuk lahan pertanian. Dengan begitu, kelambu kasa yang dipakai lebih tahan terhadap cuaca dan bisa digunakan lagi hingga musim-musim tanam berikutnya.
ADVERTISEMENT
Manfaatkan teknologi lampu perangkap
Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan untuk mencegah kerusakan tanaman akibat hama ulat grayak, yaitu dengan memanfaatkan teknologi lampu perangkap atau light trap. Berbeda dari kelambu kasa yang membutuhkan cukup banyak dana, maka teknologi lampu perangkap ini terbilang jauh lebih ekonomis.
Anda bisa membuat lampu perangkap hanya dengan berbekal baskom berisi air dan lampu. Cara kerjanya pun sederhana, Anda hanya perlu menyalakan lampu di malam hari, sehingga larva ulat grayak tertarik untuk mendekat dan hinggap. Padahal di saat yang bersamaan, larva tersebut justru jatuh ke dalam baskom yang telah berisi air tersebut. Anda bisa memanfaatkan lampu berdaya baterai jika ingin lebih menghemat biaya.
Dengan memahami cara terbaik mengendalikan dan mencegah hama ulat grayak di lahan pertanian, diharapkan seluruh petani nusantara terbebas dari risiko gagal panel akibat tanaman yang rusak atau berkurang kualitasnya. Dengan begitu, petani bisa memanen tanaman pertanian secara optimal sehingga keuntungan yang didapat juga mampu memperkuat kondisi finansial. Artinya, penanganan hama ulat grayak secara tepat dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan para petani di seluruh wilayah Indonesia.
ADVERTISEMENT