Petisi Soetarjo Pejuang Nasib Rakyat

Teddy Aprizal
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang
Konten dari Pengguna
8 Mei 2022 18:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Teddy Aprizal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Petisi Soetardjo Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Petisi Soetardjo Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Jika kalian diberikan suatu pertanyaan tentang siapa tokoh-tokoh nasional Indonesia pasti dalam benak kalian langsung berfikiran Soekarno dan Hatta sebagai pahlawan nasional yang berperan dalam pembacaan teks proklamasi. Atau Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia bahkan bisa saja R.A. Kartini sebagai pejuang emansipasi wanita dari Jepara.
ADVERTISEMENT
Namun salah satu tokoh yang mungkin saja tidak terlintas di pikiran kita yaitu Soetarjo. Seseorang dengan gagah berani mengirimkan sebuah Petisi kepada Ratu Wilhelmina sebagai Ratu Belanda. Untuk membahas lebih lanjut mengenai siapa sosok yang bernama Soetarjo itu mari kita simak penjelasan di bawah ini.
Siapa itu Soetarjo?
Tokoh yang biasanya kita kenal dengan nama Soetarjo ini mempunyai nama lengkap Dr. KPH. Soetarjo Kartaningprang. Biasanya dalam sejarah Indonesia jarang sekali orang mengetahui nama aslinya, kebanyakan orang menyebutnya dengan Soetarjo Kartohadikusoemo. Beliau lahir tanggal 22 Oktober 1890 di Desa Kunduran (sebuah desa di Blora Jawa Tengah).
Ayahnya bernama mas Kartoredjo yang menjabat sebagai wedana Bancar Kabupaten Tuban dan masih keturunan dari pemerintahan Madura. Ibu dari beliau bernama Mas Ayu Kartoredjo yang juga masih keturunan dari keluarga pemerintahan Banten. Soetarjo Kartohadikusoemo menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat pertama dengan masa jabatan 22 Oktober 1982 sampai 20 Desember 1976.
ADVERTISEMENT
Apa Isi Petisi Soetarjo?
Petisi Soetarjo ini lahir dari latar belakang ketidakpuasan rakyat terhadap kebijakan politik Gubernur Jendral De Jonge. Soetarjo Kartohadikusoemo kemudian mengusulkan sebuah petisi kepada Ratu Wilhelmina dan juga Staten General Parlemen yang ada di Belanda. Selain Soetarjo Kartohadikusoemo ada juga tokoh-tokoh lain yang menandatangani petisi ini yaitu I.J.Kasimo, G.S.S.J. Ratulangi, Datuk Tumenggung, Ko Kwat Tiong.
Isi dari petisi Soetarjo ini mengenai permohonan agar diselenggarakan suatu bentuk musyawarah antara wakil Indonesia dan Belanda mengingat bahwa kedua negara yang bersangkutan memiliki hak yang sama. Petisi ini bertujuan untuk rencana pemberian Indonesia sebuah pemerintahan yang berdiri sendiri dalam pasal 1 UUD Belanda. Pelaksanaan petisi ini dilakukan selama 10 hari secara berturut sembari mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Setelah mengalami proses yang cukup panjang dan melelahkan petisi ini akhirnya dapat diterima dan mulai dibicarakan kembali pada saat sidang khusus. Sidang ini dimulai pada tanggal 29 September 1936 sampai selesai, kemudian diadakan pemungutan suara. Dalam pungutan suara ini petisi Soetarjo memperoleh 26 suara setelah itu kemudian dikirim kepada Ratu Wilhelmina dan Staten general serta menteri Kolonial Belanda. Meskipun dalam sejarah petisi Soetarjo ditolak oleh pihak Belanda karena Indonesia dianggap belum mampu untuk menjalankan pemerintahanya sendiri.
Namun petisi ini membuktikan adanya usaha dari tokoh Soetarjo Kartohadikusoemo yang ingin memperjuangkan nasib rakyat akibat penjajahan Belanda melalui sebuah petisi yang dituliskanya. Oleh karena itu petisi yang ditulis Soetarjo Kartohadikusoemo ini dinamakan petisi Soetarjo, hal ini karena menghargai usaha dari Soetarjo Kartohadikusoemo dalam penegakan nasib rakyat.
ADVERTISEMENT
Apa Hikmah dari Peristiwa Petisi Soetarjo?
Nilai yang dapat kita ambil dari peristiwa sejarah tentang Petisi Soetarjo adalah kita harus selalu peka terhadap ada yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Meningkatkan rasa kepedulian merukapan suatu hal yang jarang atau mulai menipis di zaman sekarang. para generasi muda lebih bersikap acuh dan terkesan tidak peduli dengan sekitarnya.
Selanjutnya kita juga bisa mengambil nilai semangat perjuangan yang tinggi untuk memperjuangkan nasib orang banyak. Walaupun hasilnya tidak sesuai dengan kehendak kita, alangkah baiknya kita harus tetap berusaha untuk menghasilkan sesuatu yang kita harapkan. Generasi muda harus dipupuk dan ditanamkan khususnya nilai-nilai cinta tanah air dan peduli terhadap lingkungan sekitar untuk kepentingan bangsa dan negara ini.
ADVERTISEMENT