Konten dari Pengguna

Sejarah Kapitalisme: Apakah Makin Membaik atau Hanya Gimik?

Tedja Mukti Nugraha
Mahasiswa Universitas Brawijaya, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Jurusan Psikologi
3 Juni 2024 8:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tedja Mukti Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Picture from iStock)
zoom-in-whitePerbesar
(Picture from iStock)
ADVERTISEMENT
Dalam bukunya yang terkenal, Sapiens: A Brief History of Humankind, Yuval Noah Harari memberikan pandangan mendalam tentang perkembangan kapitalisme dari masa ke masa. Kapitalisme, sebuah sistem ekonomi yang telah mendominasi dunia sejak abad ke-15, terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Harari menjelaskan bagaimana kapitalisme, yang awalnya berakar pada kebutuhan individu untuk memperoleh keuntungan maksimal dengan modal minimal, telah melalui berbagai transformasi signifikan. Dari era kolonialisme yang gelap hingga kapitalisme modern yang diatur oleh peraturan ketat, sejarah kapitalisme penuh dengan kontradiksi dan pertanyaan moral yang hingga kini masih relevan. Artikel ini akan mengeksplorasi perjalanan kapitalisme dari abad ke-15 hingga abad ke-21, mengungkap apakah sistem ini telah menjadi lebih baik atau hanya sekadar gimik belaka.
ADVERTISEMENT

Kapitalisme

Kapitalisme berasal dari kata 'capital' yang berarti modal dan 'isme' yang berarti paham. Secara sederhana, kapitalisme adalah sistem ekonomi yang berorientasi pada produksi secara individu atau kepemilikan individu, di mana distribusi, penentuan harga, dan layanan ditentukan oleh pasar bebas. Menurut Ernest Mandel, kapitalisme ditandai oleh lima ciri utama. Pertama, produksi barang dilakukan untuk meraih keuntungan maksimal dengan modal minimal. Kedua, adanya kepemilikan pribadi. Ketiga, produksi yang efektif untuk memenangkan persaingan pasar. Keempat, pemilik usaha bergerak untuk meraih keuntungan besar. Kelima, akumulasi kekayaan. Unsur dasar kapitalisme adalah pasar bebas.
(Picture from iStock)

Pasar Bebas

Pasar adalah pertemuan antara penawaran (sumber daya) dan permintaan (konsumen). Pasar bebas, menurut Ibn Taymiyyah, adalah pasar di mana harga ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Adam Smith menyebut kekuatan ini sebagai 'invisible hands' yang mempertemukan harga barang.
ADVERTISEMENT

Mengapa Sejarah Kapitalisme Penting?

Kapitalisme telah menjadi sistem ekonomi yang diterima secara universal dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mengetahui sejarah kapitalisme penting agar para pelaku ekonomi memahami batasan-batasan kapitalisme dan tidak menjalankan sistem ini secara semena-mena demi keuntungan pribadi yang bisa merusak moral dalam bertransaksi.

Sejarah Kapitalisme (Abad ke-15)

Kapitalisme muncul di Eropa Barat pada akhir abad ke-15, tepatnya pada tahun 1492 ketika Cristoper Columbus menemukan benua Amerika. Sistem kapitalis kala itu ditandai dengan kebijakan membuka tambang emas dan perak serta mendirikan perkebunan gula, tembakau, dan kapas. Pada Abad Pertengahan, gula adalah barang mewah yang langka di Eropa. Setelah perkebunan besar didirikan di Amerika, gula mulai mengalir ke Eropa. Harga gula turun dan orang Eropa semakin menyukai makanan manis. Pengusaha memproduksi manisan dalam jumlah besar seperti kue, permen, dan minuman manis. Namun, karena menanam tebu dan mengekstrak gula memerlukan kerja keras dan biaya tinggi, komoditas ini menjadi mahal untuk konsumsi massal.
ADVERTISEMENT

Abad ke-16 sampai Abad ke-19

Karena pekerjaan padat karya memerlukan biaya besar, pemilik perkebunan di Eropa beralih menggunakan budak. Inilah titik di mana kengerian kapitalisme mulai terlihat. Sekitar 10 juta budak Afrika diimpor ke Amerika, dengan 70 persen bekerja di perkebunan tebu. Kondisi kerja sangat buruk, kebanyakan budak menjalani kehidupan yang singkat dan menyedihkan. Jutaan orang tewas dalam perang untuk menangkap budak atau selama perjalanan dari Afrika ke Amerika. Semua ini dilakukan agar orang Eropa dapat menikmati teh manis dan permen, sementara para raja gula menikmati keuntungan besar.
Dalam perdagangan budak, saham sudah diterapkan untuk investasi menggiurkan saat itu. Perusahaan perdagangan budak swasta menjual saham di bursa efek Amsterdam, London, dan Paris. Kelas menengah Eropa membeli saham ini, dan perusahaan menggunakan dana untuk membeli kapal, mempekerjakan pelaut dan tentara, membeli budak di Afrika, dan mengangkut mereka ke Amerika. Mereka menjual budak kepada pemilik perkebunan, membeli produk perkebunan seperti gula dan kapas, dan kembali ke Eropa untuk menjual hasilnya. Pada abad ke-18, hasil investasi perdagangan budak sekitar 6 persen per tahun – investasi ini sangat menguntungkan.
ADVERTISEMENT

Kapitalisme Sekarang (Abad ke-21)

Bagaimana kapitalisme abad ke-16 hingga ke-19 begitu mengerikan? Karena perdagangan budak tidak dikendalikan oleh negara atau pemerintah, tetapi dijalankan secara ekonomi murni oleh pasar bebas sesuai hukum penawaran dan permintaan. Bagaimana dengan kapitalisme sekarang? Kapitalisme modern belajar dari masa lalu dengan menekankan etika dalam bertransaksi dan adanya campur tangan pemerintah. Buktinya adalah peraturan ketenagakerjaan untuk melindungi pekerja dan pajak yang dibebankan kepada pengusaha. Namun, apakah campur tangan pemerintah membuat kapitalisme menguntungkan semua pihak? Apakah pajak benar-benar meringankan beban pengusaha atau konsumen? Apakah peraturan ketenagakerjaan benar-benar diberlakukan dengan efektif?
Sejarah kapitalisme yang dipaparkan Harari dalam Sapiens memperlihatkan bahwa sistem ekonomi ini telah mengalami banyak perubahan, baik dari segi regulasi maupun etika. Dari eksploitasi brutal terhadap tenaga kerja di masa lalu hingga upaya modern untuk memperbaiki ketidakadilan, kapitalisme terus beradaptasi. Namun, meskipun ada perbaikan, kapitalisme tetap menghadapi kritik dan tantangan besar. Pertanyaan mendasar tentang keadilan, kesetaraan, dan keberlanjutan masih menghantui sistem ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mengkaji dan mengevaluasi kapitalisme, memastikan bahwa ia berkembang ke arah yang lebih manusiawi dan adil, bukan hanya menjadi gimik untuk menutupi kekurangannya. Sejarah yang kompleks ini mengingatkan kita bahwa kapitalisme, seperti semua sistem, harus terus diperiksa dan diperbaiki agar benar-benar bisa menguntungkan semua pihak.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Harari, Y. N. (2015). Sapiens. Harper.