Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Perlawanan Rakyat Magelang dalam Agresi Militer Belanda II Tahun 1948-1949
6 Juni 2022 18:07 WIB
Tulisan dari Tegar Bagas Kurnia Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Peristiwa Agresi Militer Belanda II tahun 1948 hingga 1949 khususnya di Jawa Tengah tidak lepas dari peran Rakyat Magelang dalam melakukan perlawanan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Perlawanan tersebut lahir karena serangan dari pihak Belanda sehingga berdampak pada hancurnya infrastruktur Pemerintahan Kota Magelang. Karena diakibatkan oleh siasat Bumi Hangus dan juga dilatarbelakangi oleh gagalnya perjanjian Renville.
ADVERTISEMENT
Karena hal tersebut, Rakyat Magelang pun akhirnya ikut berperan aktif dan juga memberikan bantuan berupa tambahan pasukan, membantu membawa peralatan perang kepada TNI serta memberikan perlawanan terhadap Belanda sehingga dapat menghambat pasukan Belanda yang akan masuk ke wilayah Magelang.
Berawal dari Informasi bergeraknya pasukan Belanda dari arah selatan yaitu dari Yogyakarta dan Purworejo yang akan menuju ke Magelang pada tanggal 19 Desember 1948 yang akhirnya membuat pasukan TNI Bersama dengan warga Magelang melakukan beberapa rencana perlawanan bagi pihak Belanda.
Perlawanan yang diberikan berupa upaya penghancuran Jembatan Krasak oleh TNI serta warga sekitar Krasak, dalam upaya tersebut ternyata tidak membuahkan hasil, karena kurangnya peralatan sehingga mereka hanya dapat membuat sedikit kerusakan pada jembatan. Pada tanggal 20 Desember, Belanda pun akhirnya bisa masuk ke Magelang dengan mudah dan tanpa ada perlawanan dari rakyat.
ADVERTISEMENT
Warga Magelang sesudah masuknya pasukan Belanda ke daerahnya, maka mereka melakukan pengungsian ke luar daerah Magelang untuk mencari Perlindungan. Bersamaan dengan itu, mereka juga melakukan hal yang sama yaitu melakukan pengeboman terhadap jembatan Elo guna menghambat laju pasukan Belanda, akan tetapi hasil yang didapatkan sama seperti yang terjadi di Krasak.
Warga magelang yang masih berada di kota Ketika mendengar masuknya pasukan Belanda ke magelang lantas mereka melakukan siasat Bumi Hangus yang bertujuan untuk melakukan pembakaran terhadap Gedung pemerintahan, Markas Militer, Sekolah serta fasilitas dan infrastruktur lainnya.
Ketika Belanda telah masuk ke Magelang, mereka hanya menemukan Gedung yang tidak utuh karena semua telah diruntuhkan dan juga dibakar. Sementara itu pada tanggal 22 Desember TNI memerintahkan rakyat magelang untuk keluar dari kota karena akan menghancurkan jembatan Sungai Progo di Magelang.
ADVERTISEMENT
Strategi yang digunakan TNI dalam mengelabui pasukan Belanda dengan cara menyamar sebagai petani dan rakyat biasa pada siang hari. Pada malam harinya TNI beserta pasukan badan kelaskaran melakukan upaya penyerangan ke markas pasukan Belanda.
Beberapa upaya penyerangan tersebut berhasil dan membuahkan hasil sehingga membuat Belanda merasa tidak aman. Akhirnya dibantu dengan usulan Amerika, Kuba dan Cina pada tanggal 2 Januari 1949 kepada Dewan Keamanan PBB untuk melakukan penyelesaian permasalahan Indonesia dengan Belanda.
Tuntutannya berisi tentang perintah untuk menghentikan baku tembak antara Republik Indonesia dengan Belanda, membebaskan tawanan politik dan segera mengembalikan para pimpinan Republik Indonesia ke Yogyakarta. Belanda tetapi tidak mematuhi perintah Dewan PBB, tetapi seiring berjalannya waktu Belanda mendapatkan beberapa kegagalan dalam pertempuran yang terjadi di Jawa.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, posisi Belanda semakin terdesak di dunia Internasional dan di Indonesia. Akhirnya belanda menyetujui perundingan Roem-Royen pada tanggal 7 Mei 1949 dan akhirnya dapat menarik pasukan Belanda dari Yogyakarta dan memberikan dampak bagi daerah sekitarnya. Hasilnya untuk daerah Magelang dengan upaya perlawanan rakyat serta TNI di Magelang yang solid memberikan hasil yang cukup untuk dapat mengusir Belanda.