Konten dari Pengguna

Curhatan Mahasiswa Tingkat Akhir di Masa Pandemi

Tegar Jihad Ramadlan
Mahasiswa Ilmu komunikasi UMY
30 Oktober 2020 17:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tegar Jihad Ramadlan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi virus Corona atau biasa disebut Covid-19 membawa banyak pengaruh pada berbagai segi kehidupan. Terdapat banyak perubahan yang terjadi salah satunya di dunia perkuliahan. Mengingat banyak peraturan baru yang ditetapkan oleh Pemerintah seperti karantina, PSBB, protokol kesehatan, dan sebagainya. Sehingga hal tersebut membuat perkuliahan secara offline/tatap muka ditiadakan. Keaadan yang terjadi ini juga berdampak pada mahasiswa tingkat akhir. Meskipun sudah bebas teori, namun ada beberapa syarat kelulusan yang harus dipenuhi bagi mahasiswa tingkat akhir yang harus dipenuhi seperti magang dan skripsi.
ADVERTISEMENT
Sulitnya mencari tempat magang menjadi persoalan tersendiri bagi mahasiswa tingkat akhir. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut seperti banyak dari agency iklan yang tidak membuka lowongan magang, sepinya project yang masuk ke agency, beberapa staff yang harus di-PHK karena finance perusahaan yang menurun, dan ketetapan aturan work from home. Sehingga banyak mahasiswa tingkat akhir yang resah karena belum mendapatkan tempat magang.
“Saya sudah mencari lowongan magang lewat instagram dan website agency iklan yang ada di Jogja tetapi banyak yang belum buka. Sekalinya ada yang open recruitment, saya terkendala dengan ijin orang tua dikarenakan pandemi ini. Jadi plan awal untuk magang di bulan April tertunda,” ujar Khafidzah seorang mahasiswa tingkat akhir di Bento Kopi (27/10).
ADVERTISEMENT
Dengan adanya ketetapan karantina dan ketatnya protokol kesehatan membuat mobilisasi yang dilakukan menjadi sempit. Sehingga membuat mahasiswa tingkat akhir tidak bisa melaksanakan magang seperti plan awal yang sudah dibuat. Susahnya mendapat ijin dari orangtua untuk magang di tengah pandemi juga menjadi persoalan utama. Banyak orang tua mahasiswa yang tidak memberikan ijin kepada anaknya untuk melakukan aktivitas di luar rumah dengan kondisi pandemi seperti ini.
“Saat udah dapet ijin dan restu dari orang tua untuk magang di bulan Juli, ternyata saya masih harus menunggu balasan email dari agency dengan waktu yang cukup lama. Bahkan ada yang nggak dapat balasan jadi ya harus sabar,” jelas Khafidzah.
Menurut Khafidzah, semester bebas teori membuat mahasiswa tingkat akhir tidak mempunyai kegiatan seperti kegiatan perkuliahan. Sehingga membuat beberapa mahasiswa tingkat akhir mencari kegiatan produktif yang bisa dilakukan di tengah pandemi seperti magang.
ADVERTISEMENT
“Mendapatkan pengalaman di dunia kerja sangatlah dibutuhkan bagi mahasiswa yang akan lulus. Tidak hanya sebatas work from home, tetapi juga ingin merasakan work from office. Menurutku feel nya lebih terasa ketika saya bisa bekerja dari kantor dan melakukan brainstorming ide secara langsung bersama rekan kerja.” ucapnya.
Namun seiring berjalannya waktu dan adanya ketetapan New Normal, beberapa agency iklan di Jogja mulai membuka lowongan magang bagi mahasiswa. Akan tetapi, keadaan tersebut harus tetap mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditentukan oleh Pemerintah. Sehingga hal itu dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa tingkat akhir yang akan melakukan magang.