Konten dari Pengguna

Yang Tidak Dimiliki Band Noah dari Peterpan (Kenangan dari Sebuah Lagu)

Teguh Irawan
Industrial Engineer from Bhayangkara of University / Pekerja Swasta
14 Januari 2022 13:43 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Teguh Irawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber foto : Google/Youtube Noah Official
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto : Google/Youtube Noah Official
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi saya sebuah lagu bukan hanya rentetan nada yang dipadu padankan dengan syair atau lirik. Ia juga bisa menjelma menjadi sebuah kenangan bagi pendengarnya. Suasana atau momen ketika mendengar suatu lagu barangkali lebih membekas dan diingat ketimbang lagu itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Saya selalu teringat mendiang kakak saya setiap mendengar animal instinct dari Cranberries, karena lagu tersebut adalah lagu yang mengantarkan saya untuk belajar bermain gitar kepada kakak saya. lagu tersebut juga selalu mengahadirkan kenangan-kenangan hangat di kepala karena saya bisa membayangkan bagaimana dulu kakak saya mengajari cara menekan senar agar notasinya bisa harmoni atau cara memindahkan kord secara mulus.
Kenangan, seberapa pun keinginan kita untuk melupakannya, ia akan tetap ada, pukulan yang kita tujukan untuk melenyapkannya alih-alih menghilang ia akan kembali dengan daya yang lebih kuat, saya juga tidak tahu mengapa, tapi mungkin begitulah cara kerja sebuah ingatan.
Beberapa hari yang lalu (tepatnya tanggal 7 januari 2021) Ariel, David dan Lukman yang tergabung dalam band yang bernama Noah merilis sebuah lagu (rekam ulang) Bintang di Surga, lagu yang video musiknya dibintangi oleh Jefri Nichol dan Anya Geraldine itu mendapat sambutan yang baik dari warganet, terbukti ia telah ditonton lebih dari 10 juta dalam waktu kurang dari satu pekan dari tanggal rilis lagu tersebut.
ADVERTISEMENT
Lagu (rekam ulang) tersebut seperti yang pernah diungkapkan Ariel, adalah rangkaian dari proses rekam ulang dari lagu pada album terdahulunya saat band yang ia nakhodai masih menggunakan nama Peterpan. Ariel mengungkapkan proses ulang rekaman ini semata-mata agar lagu-lagu yang terdahulunya memudahkan dalam proses legal (hak cipta) di kemudian hari jika nanti akan dipakai dalam berbagai urusan, katakanlah dalam film atau media musik berbayar.
Peterpan dan Noah memang seperti dua anak kembar identik tetapi mempunyai sifat yang berbeda. Ada hal yang tidak dimiliki Noah dari Peterpan sebagai grup band. Sebagai penikmat musik Indonesia, saya ingat betul ketika album Bintang di Surga rilis, bagi saya itu adalah salah satu masterpiece dari Ariel dan kawan-kawan. Cabikan bass-nya Indra terutama di intro Mungkin Nanti dan Aku, atau warna keyboard khas dari Andika di lagu Bintang di Surga atau pada Di Atas Normal, ketukan drum dari Reza yang mempunyai porsi yang selalu pas dalam setiap lagu, duet Lukman dan Uki yang menghadirkan intro monumental di Ada Apa Denganmu atau Ku Katakan Dengan Indah, yang mana semua itu membalut indah lirik jujur nan dilematis dari Ariel sang pengarang lagu terbanyak. Menjadikan lagu-lagu mereka saat masih menyandang nama Peterpan mempunyai nuansa yang spesial. Tak heran album tersebut (Bintang di Surga) mendapatkan hal-hal yang tidak pernah didapatkan band Indonesia mana pun, misalnya memenangkan 6 piala Indonesia Music Awards sekaligus, dan penjualannya mencapai 3,2 juta keping pada masa itu.
ADVERTISEMENT
Ini yang ingin saya garis bawahi, semenjak berganti nama menjadi Noah, tidak ada lagi signature yang bisa didapatkan dari Ariel dan kawan-kawan. David sebagai pengganti Andika bagi saya hanya bisa mengiringi lagu, tidak bisa menghidupkan lagu dengan warna nada khas seperti yang Andhika lakukan pada Peterpan dulu. Terlebih saat ditinggal Reza yang kemudian disusul oleh Uki, bagi saya rasa Noah tidak semenyentuh Peterpan. Memang dalam segi audio dan mixing Noah bisa dibilang melebihi Peterpan, tapi sampai saat ini belum ada lagu dari Noah yang menurut saya bisa benar-benar membekas seperti lagu-lagu Peterpan.
Dengarkanlah misalnya lagu Menunggumu karya berkelas antara Peterpan dan mendiang Chrisye, di lagu tersebut kita bisa mendengar hal-hal yang istimewa dari Peterpan yang sudah saya jelaskan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Noah memang bagus tetapi tidak lebih baik dari Peterpan, sebuah pendapat yang bisa dibuktikan dengan membaca komentar dari warganet di youtube pada lagu yang telah Noah (Ariel dan kawan-kawan) rekam ulang. Pada “Yang Terdalam” ataupun “Bintang di Surga” komentar yang muncul hampir semua tentang kenangan mereka pada lagu-lagu tersebut, mereka (yang berkomentar tetang kenangan mereka) menjadikan lagu bukan hanya sebuah nada dan lirik tetapi juga momen yang mengiringinya pada masa lampau. Sebuah bukti juga bahwa Peterpan dalam format lagu, grup musik dan kenangan telah memberikan tangannya untuk menjamah Noah agar tetap bisa berdiri. Singkatnya, Noah saat ini mungkin saja mendompleng kesuksesan Peterpan.