Konten dari Pengguna

10 Penyebab Hipotensi yang Umum Dialami

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
29 Juni 2022 13:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seseorang mengalami hipotensi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seseorang mengalami hipotensi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Ada banyak penyebab hipotensi yang umum dialami setiap orang. Hipotensi atau yang bisa juga disebut dengan darah rendah adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang berada di bawah rentang normal.
ADVERTISEMENT
Tekanan darah normal berkisar antara 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg. Seseorang dapat dikatakan menderita hipotensi apabila tekanan darahnya menetap di bawah 80 mmHg atau penurunan tekanan darah sistol lebih dari 30 mmHg.
Hipotensi yang normal biasanya tidak akan menimbulkan gejala. Namun, apabila mengalami gejala, maka hipotensi perlu periksakan diri ke dokter. Dikutip dari buku Ramuan Herbal ala Thibun Nabawi karya Ibnu Eman al Cidadapi, berikut gejala hipotensi:

Penyebab Hipotensi

Tekanan darah dapat berubah sepanjang waktu, tergantung kondisi dan aktivitas yang dilakukan tiap orang. Kondisi ini merupakan hal yang normal, karena tekanan darah dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pertambahan usia dan keturunan.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya pada orang dewasa, tekanan darah rendah juga bisa terjadi pada anak-anak. Selain itu, hipotensi juga bisa disebabkan oleh kondisi atau penyakit tertentu.
Merujuk buku Patofisiologi Untuk Teknologi Laboratorium Medis Buku Ajar oleh Muhammad Askar, beberapa kondisi medis yang dapat menjadi penyebab hipotensi, di antaranya sebagai berikut:

1. Kehamilan

Tekanan darah selama masa kehamilan akan menurun seiring berkembangnya sirkulasi darah dalam tubuh ibu hamil. Tekanan darah akan kembali normal setelah melahirkan.

2. Konsumsi

Obat-obatan tertentu Beberapa jenis obat dapat menimbulkan efek menurunnya tekanan darah, di antaranya adalah furosemide, atenolol, propranolol, levodopa, dan sildenafil.

3. Ketidakseimbangan hormon

Beberapa penyakit, seperti diabetes dan penyakit tiroid, menyebabkan penurunan kadar hormon dalam darah, dan berdampak pada menurunnya tekanan darah.

4. Dehidrasi

Ketika kekurangan cairan atau mengalami dehidrasi, volume darah juga dapat berkurang. Kondisi ini dapat memicu penurunan tekanan darah.
Ilustrasi seseorang mengalami hipotensi. Foto: Pixabay

5. Infeksi

ADVERTISEMENT
Ketika infeksi yang terjadi dalam suatu jaringan mulai memasuki aliran darah (sepsis), tekanan darah dapat menurun.

6. Penyakit jantung

Terganggunya fungsi jantung menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh, sehingga tekanan darah akan menurun. Salah satu penyakit jantung yang bisa menyebabkan hipotensi adalah syok kardiogenik.

7. Kekurangan Nutrisi

Kekurangan vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan anemia dan berakhir pada penurunan tekanan darah.

8. Perdarahan

Kehilangan darah dalam jumlah besar akibat cedera dapat menurunkan volume dan aliran darah ke berbagai jaringan tubuh, sehingga tekanan darah menurun drastis.

9. Reaksi alergi parah

Beberapa pemicu alergi (alergen) dapat menimbulkan reaksi alergi parah (anafilaksis) yang berdampak pada menurunnya tekanan darah.

10. Hipotensi Ortostatik

Selain karena beberapa faktor penyebab di atas, hipotensi dapat terjadi ketika mengubah posisi dari duduk atau berbaring ke posisi berdiri. Jenis hipotensi ini dikenal dengan hipotensi ortostatik atau hipotensi postural.
ADVERTISEMENT
Hipotensi juga dapat terjadi saat seseorang berdiri terlalu lama hingga darah menumpuk di bagian tungkai. Kondisi ini disebut juga neural mediated hypotension (NMH). Sebagian besar penderita hipotensi jenis ini adalah anak-anak.

Komplikasi Hipotensi

Menurut Muhammad Askar dalam buku Patofisiologi Untuk Teknologi Laboratorium Medis Buku Ajar, pusing dan lemas yang disebabkan hipotensi berisiko menimbulkan cedera pada penderita akibat terjatuh.
Sementara itu, hipotensi berat hingga menimbulkan syok, dapat membuat tubuh kekurangan oksigen. Kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi yang berdampak pada terganggungnya fungsi berbagai organ, seperti otak dan jantung.

Pencegahan Hipotensi

Ilustrasi orang sedang mengecek tekanan darahnya. Foto: Pixabay
Dirangkum dari buku Tekanan Darah & Musik Suara Alam: Mengkaji Pengaruh, Manfaat, dan Peranan Musik bagi Tekanan Darah oleh Ns. Lita, M.Kep., Ns. Abdurrahman Hamid, M.Kep., Sp.Kep.Kom., dkk, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi gejala hipotensi, yaitu:
ADVERTISEMENT
(NDA)