Konten dari Pengguna

Gejala Hipotensi dan Cara Mendiagnosisnya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
29 Juni 2022 13:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang mengalami gejala hipotensi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang mengalami gejala hipotensi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Hipotensi (darah rendah) adalah keadaan di mana tekanan darah berada di bawah nilai 90/60 mmHg. Kondisi ini pada umumnya tidak berbahaya, tapi bisa menyebabkan pusing. Pada kasus yang lebih parah, gejala hipotensi dapat membuat penderita pingsan.
ADVERTISEMENT
Tekanan darah normal berkisar antara 90/60 mmHg - 120/80 mmHg. Jadi, apabila tekanan darah berada di bawah rentang tersebut, maka dapat dikatakan seseorang tengah mengalami kondisi hipotensi.
Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, tergantung kondisi dan aktivitas yang dilakukan tiap orang. Namun, menurut Muhammad Askar dalam buku Patofisiologi Untuk Teknologi Laboratorium Medis Buku Ajar, ada beberapa faktor risiko hipotensi, yakni:
ADVERTISEMENT
Meskipun hipotensi termasuk normal dialami setiap orang, kondisi ini berisiko menimbulkan gejala mengganggu. Simak informasi lengkapnya dalam uraian artikel di bawah ini.

Gejala Hipotensi

Tekanan darah rendah yang terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh berkurang. Otak yang kekurangan oksigen dan nutrisi juga dapat menyebabkan terjadinya pingsan, mudah mengantuk, dan kurang konsentrasi.
Akibat lain dari tekanan darah rendah yaitu sering merasakan pusing, sering menguap, mengantuk, penglihatan menjadi kurang jelas, mata berkunang-kunang terutama setelah berdiri dari posisi duduk atau jongkok dalam jangka waktu yang lama, dan mudah lelah.
Gejala lainnya yang mungkin ditunjukkan, yaitu terlihat pucat dan denyut nadi terasa lemah. Kondisi tersebut terjadi karena suplai darah yang tidak menyebar ke seluruh jaringan sel-sel tubuh, terutama ke sel-sel saraf yang terdapat pada otak dan otot.
ADVERTISEMENT

Diagnosis Hipotensi

Ilustrasi sedang mendiagnosis hipotensi. Foto: Pixabay
Dalam banyak kasus, tekanan darah rendah bukanlah suatu hal yang serius. Jika memiliki tekanan darah yang konsisten rendah, tetapi merasa baik-baik saja, dokter kemungkinan akan memantau dengan melakukan pemeriksaan rutin.
Namun, pada beberapa kasus terkadang penting untuk pergi ke dokter jika memang mengalami tanda-tanda atau gejala darah rendah yang sebelumnya belum pernah anda alami atau gejala darah rendah tersebut terjadi tiba-tiba.
Hipotensi atau darah rendah dapat diketahui melalui pemeriksaan tekanan darah. Tekanan darah dapat diukur dengan cara non-invasif (tanpa melukai) menggunakan alat pengukur tekanan darah yang disebut sfigmomanometer dan untuk mendengarnya menggunakan stetoskop.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan angka yang cukup rendah disertai adanya gejala tertentu, dokter akan melakukan tes lanjutan untuk mendeteksi kemungkinan kondisi atau penyakit tertentu yang menyebabkan hipotensi.
ADVERTISEMENT
Merujuk buku Patofisiologi Untuk Teknologi Laboratorium Medis Buku Ajar karya Muhammad Askar, pemeriksaan yang akan dilakukan untuk mendiagnosis hipotensi, di antaranya meliputi:

1. Tes darah

Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa kadar gula dan kadar hormon di dalam darah pasien.

2. Elektrokardiografi (EKG)

Elektrokardiografi bertujuan untuk mendeteksi struktur jantung yang tidak normal dan detak jantung yang tidak beraturan.

3. Ekokardiogram

Tes ini dilakukan untuk memeriksa fungsi jantung dan mendeteksi kelainan yang terjadi pada jantung.

4. Uji Latih Jantung (Stress test)

Tes ini dilakukan untuk menilai fungsi jantung saat melakukan aktivitas, dengan cara membuat jantung bekerja lebih keras, misalnya dengan meminta pasien berjalan atau berlari di atas treadmill atau memberikan obat tertentu yang meningkatkan kerja jantung.

5. Manuver valsava

Tes ini dilakukan dengan meminta pasien mengambil napas panjang, kemudian menutup hidung dan membuang napas melalui mulut. Tes ini bertujuan untuk memeriksa kondisi saraf dalam sistem pernapasan.
ADVERTISEMENT

6.Tilt table test

Tes ini dilakukan terhadap pasien hipotensi ortostatik untuk melihat perbedaan tekanan darah saat berbaring dan berdiri. Dalam pemeriksaan ini, pasien akan dibaringkan di atas meja yang bisa digerakkan ke posisi tegak dan melintang dengan kecepatan tertentu.
(NDA)