15 Fakta Tentang Karakteristik Startup Unicorn

Konten Media Partner
28 Oktober 2019 14:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendikbud Nadiem Makarim di Graha Utama, kantor Kemendikbud. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mendikbud Nadiem Makarim di Graha Utama, kantor Kemendikbud. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Ingat unicorn, ingat Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Indonesia Maju yang tengah hangat diperbincangkan. Bisnis yang ia rintis, Gojek, diklaim sebagai salah satu unicorn Indonesia.
ADVERTISEMENT
Rupanya, Aileen Lee, founder dari Cowboy Ventures-lah yang menemukan istilah tersebut. Menurut Techcrunch.com, Aileen mendefinisikan startup unicorn sebagai perusahaan yang dihargai lebih dari $1 milyar oleh investor privat maupun publik!
Nah, negeri tempat startup unicorn bercokol paling banyak adalah Amerika Serikat, dengan total 148 startup. Kedua, adalah Cina, dengan total 69 startup.
Kembali pada Aileen Lee, selain menciptakan istilah unicorn itu sendiri - doi juga menulis fakta-fakta menarik mengenai startup unicorn itu sendiri.
Penasaran? Yuk simak! Barangkali bisa jadi referensi buat bikin perusahaan seharga milyaran dolar…
1) Setiap gelombang baru teknologi, biasanya memunculkan satu atau lebih super unicorn (startup yang bernilai lebih dari 100 milyar dolar). Misal, zaman 2000an adalah ketika social networking berkembang begitu pesat, maka muncullah facebook.
ADVERTISEMENT
2) Startup umumnya dimulai sebagai gagasan yang menurut kebanyakan orang gila, bodoh, atau tidak begitu penting (dulu, Twitter sebagai platform berbagi bahwa Anda sedang makan sandwich ham). Baru setelah bertahun-tahun, beberapa tumbuh menjadi unicorn langka dan cukup mengagumkan.
3) Perusahaan yang berorientasi pada konsumen (business to consumer) memilki valuasi lebih tinggi dalam dekade terakhir, ketimbang perusahaan yang berorientasi pada perusahaan lain (business to business).
4) Perusahaan yang berbasis business to business memilik keunggulan tersendiri. Per dolar yang diinvestasikan secara privat, pengembaliannya jauh lebih tinggi ketimbang perusahaan berbasis business to consumer.
5) Butuh waktu tujuh tahun rata-rata untuk 24 perusahaan untuk go public atau diakuisisi, (ada pengecualian semisal YouTube dan Instagram, keduanya memperoleh lebih dari $ 1 miliar dalam waktu sekitar dua tahun sejak didirikan).
ADVERTISEMENT
6) Efek jaringan sosial dapat meningkatkan skala perusahaan secara dramatis; seperti mengurangi kebutuhan modal secara serius (YouTube dan Instagram) dan / atau meningkatkan valuasi dengan cepat (Facebook).
7) Usia rata-rata founder pada saat startup mereka didirikan adalah 34. Perusahaan yang audience-driven seperti Facebook, Twitter dan Tumblr memiliki pendiri termuda, dengan usia rata-rata pada pendirian 30.
Pendiri SaaS dan e-commerce berusia rata-rata berusia 35 dan 36 tahun; sedangkan pendiri perangkat lunak perusahaan rata-rata berusia 38 tahun pada pendirian.
8) Co-founders yang sebelumnya memiliki kesejarahan pertemanan bersama, biasanya lebih sukses membangun startup. 60 persen di antaranya pernah bekerja di tempat sama, sedangkan 40% sisanya pernah bersekolah di tempat yang sama.
9) Co-founders yang dulunya bekerja di tempat yang sama lebih dapat menggenjot nilai perusahaan mereka ketimbang yang bersekolah di tempat yang sama.
ADVERTISEMENT
10) Hanya ada 4 tim co-founders dari startup unicorn yang dulunya tidak bekerja atau bersekolah di tempat yang sama. Dua di antaranya dipertemukan oleh investor, satu tim adalah sesama teman di lingkugan teknologi lokal, sedangkan satunya lagi bertemu saat mengerjakan ide yang serupa.
11) Hampir setiap CEO founder startup unicorn sudah merencanakan startup-nya untuk bertahan lama. 76 persen founding CEO membidani perusahannya hingga pada tahap likuiditas. 69 persennya tetap menjadi CEO dari perusahan mereka.
12) Founders dari startup unicorn memiliki pengalaman yang melimpah dalam mencoba membuat startup. Sekitar 80 persen startup unicorn memiliki paling sedikit satu co-founder yang sebelumnya mendirikan perusahaan.
13) Hampir semua startup unicorn memiliki founders yang berpengalaman bekerja di bidang teknologi atau software. Sedangkan untuk co-founder, hanya tiga dari 38 perusahan tersebut yang tidak memiliki co-founder teknik.
ADVERTISEMENT
14) 90 persen CEO unicorn memiliki gelar teknik dari kampusnya. Mayoritas founder startup unicorn berasal dari universitas favorit seperti Cornell, Northwestern, dan University of Illinois.
15) Uniknya, 8 startup unicorn didirikan oleh college dropout. Tiga di antara lima perusahaan paling 'unicorn' (Facebook, Twitter, dan ServiceNow) adalah mahasiswa yang di dropout dari kuliahnya.
Wah, menarik ya untuk menelaah satu-satu fakta di atas! Bisa banget untuk dijadikan pegangan bagi kamu-kamu yang kesengsem bikin startup super!***