3 Hal Menyentuh dalam Drama Korea Reply 1988

Konten Media Partner
2 Oktober 2020 16:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: https://www.netflix.com/id-en/title/80188351
zoom-in-whitePerbesar
Foto: https://www.netflix.com/id-en/title/80188351
ADVERTISEMENT
Penulis: Dhita Dewitri
Masih ingatkah kamu dengan Keluarga Cemara? Ya, drama ini merupakan drama keluarga paling terkenal di era 1990-an. Baru-baru ini film Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini juga berkisah tentang kisah keluarga.
ADVERTISEMENT
Menyoal drama keluarga, Korea Selatan juga punya drama andalannya, Reply 1988. Hal ini menepis anggapan jika drama Korea hanya menjagokan di wilayah romansa.
Drama korea Reply 1988 merupakan salah satu karya dari penulis Lee Woo-Jung, salah satu penulis dengan karya yang membekas para penontonnya. Bertabur bintang, acting yang memukau, serta set yang menunjang menyihir penontonnya untuk kembali ke tahun 1988.
Dibintangi oleh Lee Hye-Ri, Ryu Jun-Yeol , Park Bo-Gum, Go Kyung-Pyo, dan Lee Dong-Hwi, Reply 1988 jadi salah satu drama dengan rating yang tinggi yang ditayangkan TV kabel. Tidak melulu focus pada kisah cinta, Reply 1988 lebih berfokus pada kisah kehidupan sehari-hari.
Dengan alur “maju mundur” serta kisah kehidupan sehari-hari yang ‘relateable’ membuat Reply 1988 sering muncul di trending topic twitter. Setiap episode yang tersaji memiliki konflik tersendiri yang berhasil menaikkan mood dengan banyolan-banyolan yang khas, hingga menangis haru.
ADVERTISEMENT
Mengisahkan tentang empat orang laki-laki dan satu orang perempuan berusia 18 tahun yang berasal dari keluarga dengan latar belakang berbeda, memiliki karakter berbeda tetapi saling melengkapi. Kisah Doek Sun si anak tengah, Jung Hwan si Orang Kaya Baru, Sun Woo si ketua Osis, Choi Taek si Jenius Baduk dan Dong-Ryong putra dari dekan sekolah yang hobi menari yang tanpa sadar memberikan pemahaman dari setiap sudut pandang berbeda.

Dilema anak sulung, tengah, dan bungsu

Siapapun di dunia ini tahu jika anak tertua adalah anak tertua, anak paling muda adalah anak paling muda. Begitu kata-kata Doek Sun pada awal episode Reply 1988.
Terdengar sederhana dan sedikit kekanakan. Namun, jika kata-kata ini direnungkan, makna nya sangat dalam dan menyayat hati. Sebagai warga negara yang menganut sistem hierarki atau patuh pada seseorang yang lebih tua, Doek Sun (anak tengah) sedikit memendam amarah dan argumen yang belum tentu dapat disampaikannya.
Doek Sun. (Foto: https://whatsnewonnetflix.com/australia/18904/reply-1988-2015)
Selain harus mengalah pada yang tertua, ia pun harus mengalah pada anak paling muda. Alasannya, tak lain karena si bungsu adalah paling muda di keluarganya dan dianggap anak yang polos dan tidak bersalah.
ADVERTISEMENT
Sampai akhirnya Doek Sun mampu mengeluarkan seluruh amarah yang terpendam dalam dirinya. Akhirnya, semua orang di rumah memahami perasaannya. Dari scene yang dibungkus apik seolah memberi sinyal “meski terlihat tidak apa-apa, semua anak ingin diperlakukan secara adil”.

Menjalin kehangatan kembali dalam keluarga

Masih ingat dengan scene di mana ayah Jung Hwan alias Pak Kim tidak ingin berbicara pada siapa-siapa di rumahnya? Ya, ia marah karena keluarganya seperti berubah dan tidak lagi bercanda seperti dulu. Hingga akhirnya, Jung Hwan meminta saran pada Dong-Ryong untuk meminta maaf pada ayahnya.
Dong-Ryong pun memberikan saran “terima saja” sambil tersenyum penuh tanya. Mengira bahwa Doek Sun yang datang, Pak Kim lantas memulai aksi banyolan uniknya. Namun, siapa sangka ternyata itu adalah Jung Hwan yang terkenal dingin dan bermuka seram.
Jung Hwan (Foto: https://www.soompi.com/article/854993wpp/27-times-we-fell-in-love-with-ryu-jun-yeol-on-reply-1988)
Menerima saran dari sahabatnya, Jung Hwan pun membalas banyolan ayahnya meski terlihat kaku dan canggung. Kejadian itu membuat Pak Kim sangat senang dan kembali tersenyum.
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi Lee Woo-Jung mampu mengemas scene yang sederhana namun penuh makna dan membekas pada memori. Pak Kim yang kesepian menginginkan kehangatan keluarganya kembali. Scene ini menampar sebagian besar keluarga yang sibuk dan perlahan-lahan lupa untuk saling menyapa dan sedikit bercanda dengan keluarga.

Orang dewasa terlalu sibuk menjadi dewasa

Siapa yang mampu melupakan scene di mana nenek dari Doek Sun meninggal dunia? Awalnya ayah, dan kedua bibinya terlihat tidak sedih bahkan terlihat biasa saja. Namun, pada akhirnya tangisan mereka meluruh setelah kakak tertuanya datang dari Amerika.
Meski series ini sedikit banyak berfokus pada persahabatan dan kisah-kisah masa remaja ke-5 sahabat, scene ini mampu menjadikan siapa pun menangis bombay.
Betul, terkadang orang dewasa dipaksa untuk selalu tegar dan menyembunyikan perasaannya. Padahal, anak-anak, remaja, dewasa, bahkan lansia semua berhak mengekspresikan diri dan perasaannya tanpa ditahan.
ADVERTISEMENT
Scene-scene itu menjadi salah satu alasan mengapa penonton Reply 1988 menjadi salah satu drakor yang wajib ditonton. Selain scene-scene yang apik, kisah sederhana, serta memori yang kembali hadir ketika menonton drama ini menjadi penyebab utama mengapa penonton gagal move on dari drama ini.***