Apakah Kamu Sedang Melakukan Prokrastinasi atau Malah Merasa Anxiety?

Konten Media Partner
6 November 2019 14:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Mengenai prokrastinasi, Temali sudah membahasnya di artikel Minggu lalu. Jika kamu masih ragu tentang manfaat dari prokrastinasi menurut Adam Grant, mari kita dalami lebih lanjut masalah menunda-nunda waktu ini.
ADVERTISEMENT
Alice Boyes, PhD, mengatakan dalam Psychology Today, bahwa menunda-nunda pekerjaan menjadi suatu hal yang wajar saat kamu butuh melakukannya. Namun, bagaimana jika kamu sebenarnya menunda pekerjaan karena satu alasan. Misalnya, takut memulai atau takut ada kesalahan. Coba periksa lagi prokrastinasi yang kamu lakukan sebelumnya.
Apakah kamu melakukannya karena kamu butuh istirahat untuk berpikir jernih atau justru menundanya karena anxiety atau merasa takut dan cemas?. Boyes menunjukkan ciri-ciri ketika kamu menunda pekerjaan karena rasa anxiety:
Foto: Unsplash.com
Kamu mungkin bisa aja beresin kerjaan dengan rapi, tapi partner kerja terus mengganggumu atau rekan kerjamu tidak memberikan data-data baru yang harus kamu kerjakan. Di sini fokus kamu terus tertuju pada kekesalan karena orang di sekitarmu. Alih-alih kamu harus mulai menyicil kerjaanmu, menyingkirkan berbagai gangguan atau menyelesaikan pekerjaan lain dengan menggunakan data-data terdahulu.
ADVERTISEMENT
Sejauh apapun orang berkontribusi untuk menyumbangkan masalah pada pekerjaanmu atau bahkan menghalangimu menyelesaikan pekerjaan, lebih baik segera abaikan. Fokus pada masalah itu, lalu menunda pekerjaan dapat mengaburkan tanggung jawabmu. Sehiingga kamu tidak bersikap proaktif terhadap apa-apa yang seharusnya kamu kerjakan.
Tanyakan pada diirimu, apakah kemarahanmu pada orang lain membungkus rasa takutmu akan mengerjakan tugas?
Foto: Unsplash.com
Pekerjaan sederhana yang kamu lakukan berkali-kali biasanya menjadi zona nyamanmu. Tidak ada yang menantang di sana, sehingga kamu biasa melakukannya. Tidak ada pula kecemasan atau ketakutan yang kamu hadapi karena kamu sudah terbiasa.
Namun, bagaimana jika kamu berhadapan dengan orang baru atau klien yang ingin kamu pertahankan atau kamu sedang berada di bawah pengawasan atasan? Kamu akan merasa takut atau gugup saat menyelesaikannya karena ada di bawah tekanan. Sehingga kamu menunda-nunda pekerjaan karena merasa cemas dan takut.
ADVERTISEMENT
Jadi coba ketahui kegiatan-kegiatan yang membuat pekerjaanmu terasa berbeda dan lebih menakutkan. Evaluasi juga hal-hal apa saja yang biasanya membuatmu merasa cemas dan takut saat itu.
Foto: Unsplash.com
Dikutip dari Inc.com, Minda Zetlin Co-author The Geeek Gap, mengatakan bahwa kadang menjadi seorang perfectionist adalah sebuah bentuk penyamaran. Contohnya, saat Minda dan temannya akan membangun sebuah bisnis. Ia dan temann-temannya menyewa kantor kecil kemudian memikirkan segala hal tentang bisnis. Menghabiskan hari demi hari itu merencanakan bisnis tersebut.
Mereka menjelaskan pada Minda bahwa bisnis harus tepat sasaran. Hingga harus digarap sungguh-sungguh sebelum diluncurkan ke pasar. Namun tahukah kamu apa yang terjadi?
Mereka akhirnya tiba pada suatu perencanaan yang rumit, tidak ada pelanggan satupun. Pada akhirnya mereka mengakui bahwa mereka takut dan bingung untuk melanjutkan. Padahal dari pada menanggungnya sendiri, ada banyak hal yang bisa dilakukan seperti menghubungi konsultan, mengikuti kursus memulai bisnis atau mengikuti grup kumpulan pembisnis untuk mempelajari apa yang ingin diketahui.
ADVERTISEMENT
Pelajarannya adalah, tanyakan pada dirimu apakah kesempurnaan yang ingin kamu capai adalah kesempurnaan yang diperlukan? Atau malah kamu hanya bingung dan takut untuk memulai?***