news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

CEO Fammi, Sembuh dari Kecanduan Game dengan Sibuk Berkomunitas

Konten Media Partner
6 November 2019 5:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Unspalash.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Unspalash.com
ADVERTISEMENT
Muhamad Nur Awaludin, CEO dari Fammi Indonesia, startup yang bergerak di bidang edukasi keluarga berbagi pengalamannya dalam Whatsapp Sharing Session Temali (1/11/2019). Pria yang akrab disapa Mumu ini, dulunya adalah pecandu games hingga akhirnya ia sadar dan “hijrah” lalu bertekad untuk menebar manfaat bagi orang banyak.
ADVERTISEMENT
Saat bercerita bagaimana proses dirinya bisa berhenti dan sembuh dari kecanduan games, Mumu mengaku proses tersebut adalah proses yang berat dan sebenarnya tidak ingin ia jalani. Dimulai dari menurunnya kesehatan hingga berdampak ia pernah beberapa kali kecelakaan kendaraan dari mulai menabrak tiang listrik hingga truk, dan membuat anggota tubuhnya pernah di gips. Lalu saat kuliah semester 2, ibunya meninggal dunia, dan 2 minggu menjelang wisuda sarjananya, giliran ayahnya yang dipanggil oleh Sang Maha Kuasa.
Berawal dari rentetan peristiwa tersebutlah, Mumu akhirnya sadar ada yang tidak beres dari hidupnya. Setelah itu, Mumu juga sering berpikir lebih dalam lagi kalau ada sesuatu yang harus ia lakukan untuk berubah, dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Ditengah kekalutannya tersebut, ia pun sadar bahwa tidak ada lagi yang bisa ia berikan kepada orangtuanya yang telah meninggal selain bakti dan doa dari anak yang sholeh. Hingga perlahan tapi pasti, Mumu berhenti dari kecanduan games.
Foto: Unspalash.com
Pesan dari Mumu, hal paling penting untuk berhenti dari kecanduan games adalah niat yang kuat dan kesadaran bahwa kita sedang ada dalam masalah. Mumu mengaku, dulu ia tidak pernah sadar bahwa ia sedang ada pusaran masalah. Hingga akhirnya ia sadar terlebih dahulu, lalu baru bisa berhenti dari kecanduan games.
ADVERTISEMENT
Yang kedua, adalah tujuan. Tujuan kita untuk berhenti dari kecanduan games itu apa? Mumu sendiri berhenti karena ingin memperbaiki kehidupannya dan bermanfaat bagi orang lain. Lebih detailnya, ia ingin bermanfaat di bidang pendidikan keluarga, karena ia tidak akan ada anak-anak lain yang mengalami hal sama seperti yang ia alami.
“Apa harus orangtuanya meninggal atau kecelakaan terlebih dahulu sampai mereka sadar kalau kecanduan games itu efeknya buruk?” ujar Mumu.
Ketiga, adalah komitmen terhadap diri sendiri. Mumu sendiri memulainya dengan uninstall beberapa games. Lalu menyibukkan diri dengan aktivitas lain seperti berkomunitas, klub minat bakat, dan aktivitas lainnya yang bertujuan menyibukkan diri sehingga perlahan mengalihkan kebiasaan main games.
Sampai pada suatu titik, games tidak lagi menjadi kebutuhan primer bagi kita yang sebelumnya sudah kecanduan. Meskipun pada akhirnya kita masih bermain games, tapi jauh berkurang intensitasnya dan hanya untuk sekedar refreshing.
ADVERTISEMENT
[Penulis: Izzudin | Editor Lupi Y]