Konten Media Partner

Hasil Penelitian : Senang Beda dengan Bahagia

22 Maret 2019 3:30 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hasil Penelitian : Senang Beda dengan Bahagia
zoom-in-whitePerbesar

Merasa senang bukan berarti menjadi bahagia.

ADVERTISEMENT
Begitu yang dipaparkan Krystine Batcho, Ph.D., Professor Le Moyne College pada Psychology Today. Mungkin rasa senang datang karena kita menikmati sesuatu, seperti makanan atau sebuah lagu, yang ke depannya akan terasa membosankan atau bahkan lebih buruk.
ADVERTISEMENT
Tapi, beberapa orang justru terobsesi untuk terus mengejar kesenangan ini dan tidak pernah merasa cukup, hingga akhirnya kesenangan tersebut yang mengendalikan dirinya.
Alih-alih menuju kebahagiaan hal tersebut akhirnya justru menghancurkan dirinya. Jadi peran seperti apa yang harus dimainkan kesenangan dalam hidup kita?
Para peneliti telah mengeksplorasi peran kesenangan sebagai prioritas relatif terhadap tujuan penting lainnya. Satu pendekatan membandingkan kesenangan dan makna sebagai dua jalur dalam mengejar kebahagiaan.
Beberapa orang mencari kebahagiaan dengan mencoba menikmati hidup sebanyak mungkin, sementara yang lain melakukan kegiatan yang paling berarti. Dari dua hal tersebut manakah jalur yang membawa kita pada kebahagiaan?
ADVERTISEMENT
Meskipun dari kesenangan tersebut kita bisa membuat hidup kita lebih bergairah dan menjadi kenangan yang indah, dan suatu waktu bisa diputar kembali dalam memori saat kita sedang melewati sitausi atau periode yang berat sehingga indulgensi tersebut menghasilkan kegembiraan.
Tetapi yang semestinya kita lakukan adalah pengorbanan yang bermakna, menghasilkan manfaat penting. Seperti keberhasilan karier, kesehatan fisik yang lebih baik, atau hasil yang lebih baik bagi anak-anak kita. Dampak jangka panjangnya bisa berupa kepuasan, kebanggaan, dan kebahagiaan.
Bayangkan pula kehidupan yang berfokus pada kesenangan pribadi tanpa memperhatikan orang lain. Bisakah kesenangan tersebut benar-benar menjadi hal yang manis untuk kita?
Jika kamu mendapati dirimu terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan, tetapi merasa hampa secara emosional dan bukannya benar-benar bahagia, pertimbangkan apakah kesibukanmu merupakan bagian dari kehidupan yang penuh makna dan tujuan?
ADVERTISEMENT
Jika mencari kesenangan tapi menyakiti orang lain atau merusak hubungan, maka manisnya akan berkurang karena kita kehilangan hubungan interpersonal. Harga yang terlalu tinggi untuk dibayarkan hanya untuk kesenangan.
Dalam siklus ironis, sebuah dorongan yang berlebihan untuk kesenangan dapat menyebabkan isolasi dan kesepian. Kesepian kemudian memicu pengejaran kesenangan lainnya untuk mengimbangi hilangnya dukungan sosial.

Psikolog telah mempelajari kehidupan yang orang-orang memiliki tujuan besar dalam hidupnya dan membuat hidupnya bermakna. Mereka adalah orang-orang yang fokus melihat makna pada kehidupan mereka dalam konteks di luar diri.

Percaya mereka harus mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi orang lain, mereka banyak berpikir tentang apa arti hidup dan bagaimana mereka cocok dengan gambaran besarnya. Mereka merasakan apa yang mereka lakukan penting bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang berfokus pada makna cenderung menikmati kepuasan hidup yang lebih besar dan kesejahteraan psikologis. Mungkin yang lebih penting, mereka lebih cenderung mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi yang diukur secara objektif di bidang-bidang seperti pendidikan dan peningkatan karier.
Dalam masa-masa sulit, seseorang bisa saja merasa bahagia. Pengantin muda mungkin tidak mampu membeli sebuah paket liburan yang mewah, tetapi cinta mereka satu sama lain dapat membuat mereka sangat bahagia.
Dalam upaya untuk mengisi hidup seseorang dengan kesenangan, seseorang dapat kehilangan tujuan jangka panjangnya. Jika memuaskan hasrat hari ini mengancam kesehatan atau hubungan seseorang di masa depan, jangan pernah menukar dan mengorbankan kebahagiaan dalam jangka panjang demi kesenangan sesaat. Bayangkan melihat kembali kehidupanmu suatu hari nanti. Apakah sepadan dengan hal itu?
ADVERTISEMENT

Dalam mengejar kebahagiaan, pertimbangkan hal berikut:

• Jangan biarkan orang lain menghalangi dirimu dari bahagia yang layak kamu terima dengan membuat dirimu merasa bersalah.
• Perkaya kesenangan dengan membagikannya, merenungkannya, atau mencatatnya dalam buku harian.
• Nikmati saat-saat yang tidak akan kembali lagi – masa-masa awal pernikahan, melihat tumbuh kembang anakmu, atau momen kebersamaan dengan keluargamu.
• Apakah kamu mencari kesenangan atau kebahagiaan? Pertimbangkan apakah kamu sekedar mencari kesenangan atau berjuang untuk kebahagiaan.
• Apakah kamu terlalu suka bersenang-senang dengan mengorbankan tujuan lain yang lebih penting atau kebutuhan orang lain?
• Beberapa kesenangan memiliki nilai lebih tahan lama. Mereka yang memperkuat kesehatan atau hubungan akan mendapatkan dividen dari waktu ke waktu.
ADVERTISEMENT
• Kebahagiaan bukanlah suatu hal yang dapat ditemukan – kebahagiaan dapat muncul di manapun kita berada, dari dalam diri kita sendiri.
Yuk, berhenti berlelah-lelah mengejar kesenangan semu. Mari temukan kebahagiaan sejati, dan jadilah manusia yang berarti.
[Penulis : Izzudin|Editor : Nadhira]