Konten Media Partner

Jangan Bully Lion Air, Please!

18 September 2019 12:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jangan Bully Lion Air, Please!
zoom-in-whitePerbesar

Surat simpatik untuk Lion Air.

ADVERTISEMENT
"Lion Air lagi, Lion Air lagi. Napa sih.."
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, saya sering mendengar berita-berita enggak sedap soal kamu, dear Lion Air. Mulai dari kecelakaan; kalajengking di pesawat; perilaku staf maskapai yang enggak beres; hingga kebocoran data penumpang.
Asumsi-asumsi liar muncul di benak saya. Seperti, apa ada pihak (kompetitor mungkin) yang benci banget sama kamu? Jadi ia menyisipkan orang usil untuk merusak mesinmu, menyelipkan orang-orang pengganggu untuk menjadi karyawan, dan keonaran-keonaran lainnya.
Atau, just simply, saatnya kamu untuk banyak bebenah diri lagi. Seperti saya yang juga perlu banyak intropeksi :').
Maka dari itu, saya ogah deh ikut sibuk nge-bully Lion Air. Mengapa enggak kita tarik kasus-kasus Lion Air untuk jadi pembelajaran bersama? Pembelajaran buat aku, buat mereka, buat kamu.. he.. he..
ADVERTISEMENT
Nah, ini dia beberapa kasus kamu yang menurutku menarik untuk dijadikan pembelajaran bersama. Beberapa di antaranya:
Pertama, sering turun, asah nurani, agar tahu betapa pentingnya harga sebuah nyawa.
Foto: Unsplash.com
Jika dihitung dari 2002, total ada 6 kecelakaan yang melibatkan kamu.
Kecelakaan yang menghabisi nyawa penumpang antara lain pada 30 November 2004, di mana Pesawat Lion Air tipe MD-82 tergelincir saat mendarat di Bandara AdiSumarmo, Solo. Sebanyak 26 penumpang tewas dan 55 lainnya terluka.
Kecelakaan lainnya, antara lain yang baru terjadi dari setahun yang lalu pada 29 Oktober 2018. Pesawat JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang itu membawa penumpang sebanyak 189 orang beserta kru hilang kontak sehabis lepas landas.
Innalillahi.
Nyawa, dalam kepercayaan saya, adalah sesuatu yang sangat berharga dan patut dijaga.
ADVERTISEMENT
Kasus-kasus kecelakaan yang kuasa menghabiskan nyawa-- enggak hanya kecelakaan-kecelakaan maskapai kamu, enggak hanya kecelakaan pesawat terbang (kecelakaan lingkungan seperti di Karhutla pun)-- barangkali enggak mengetuk nurani stakeholder-stakeholder yang jarang turun ke lapangan.
Turun ke lapangan untuk apa? Untuk tahu bagaimana dampak kecerobohan atau kesalahan yang mereka lakukan sebegitu berdampak bagi masyarakat.
Adakalanya menepi dari kepusingan drama keuangan dan hal-hal teknis, untuk tahu seberapa berdampak perilaku kita pada sesama.
Kedua, setelah tahu betapa pentingnya harga sebuah nyawa, perlakukan tiap orang seberharga mungkin.
Foto: Unsplash.com
Beberapa kasus yang saya dengar soal pelayananmu adalah delay lama; perlakuan kasar pilot Lion Air terhadap pegawai hotel (karena kurang rapi menyetrika pakaiannya); dan data penumpang yang bocor.
ADVERTISEMENT
Dalam buku Marketing Management karya Philip Kotler, diceritakan bagaimana maskapai penerbangan ekonomis Amerika Serikat, JetBlue-- begitu sangat memperhatikan customernya.
JetBlue mengkompensasikan waktu tunggu pelanggan dengan memberi pizza gratis bahkan pertunjukan musik. Bahkan, pilot pun menawarkan ruangan hotelnya pada penumpang yang pesawatnya ditunda.
Keramahtamahan yang tampak mahal itu terbayar. Enam puluh persen lebih pelanggan me-rating Jet Blue 10 dari 10, ketika ditanya 'Seberapa mau kamu merekomendasikan JetBlue pada orang lain?'
Kenyamanan pelanggan, cara pandang bahwa 'tiap orang itu penting' termasuk pegawai hotel, serta privasi data penumpang-- seharusnya menjadi hal-hal sakral yang patut dirawat. Dilindungi.
Yakinlah jerih payah dan biaya mahal untuk menyamankan manusia-manusia yang terlibat dalam urusan kita, akan terbayar manis.
ADVERTISEMENT
Akhir kata, sekian paparan dari saya, seorang kawan sesama pejalan kehidupan yang ingin sama-sama bebenah. Ingin sama-sama intropreksi diri.
Semoga bermanfaat enggak hanya buat kamu, tapi juga buat saya, buat mereka, buat kita semua.. :')
[Penulis: Tristia]