Kata Ahli Politik Tentang Komunikasi Pemerintah Terkait Covid-19 di Indonesia

Konten Media Partner
19 Maret 2020 11:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Covid-19 menjadi momok yang meresahkan masyarakat akhir-akhir ini. Berbagai diskusi dan pemberitaan muncul tentang update terkini masalah pandemi virus ini. Hal yang kemudia menjadi ramai diperbincangkan di Indonesia adalah komunikasi pemerintah dalam meredam kepanikan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Mungkin kamu sempat baca di beberapa headline berita mengenai tanggapan pemerintah yang terkesan sompral dan menganggap remeh situasi Covid-19. Misalnya, perkataan Menteri Kesehatahan Terawan Agus Putranto yang mengatakan, sangat konfiden dengan adanya virus corona, karena tidak tidak terlalu menakutkan.
"Menkes konfiden, yang dihadapi itu corona, bukan sesuatu yang menakutkan. Justru yang menakutkan itu beritanya," kata Menkes Terawan kepada wartawan di Istana Kepresidenan.
Selain itu, masih banyak lagi tanggapan lain dari pemerintah yang mengundang kejengkelan dari netizen. Mereka menganggap kalau pemerintah masih belum tegas dan menganggap remah, padahal kasus penderita kian bertambah setiap harinya.
Menanggapi hal ini, Temali berbincang dengan Dr. Usni Hasanudin, M.Si, Kepala Program Studi Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Ia mengatakan komunikasi memang berkaitan erat dengan gaya kepemimpinan. Namun, dalam kasus virus corona ini, komunikasi yang dilakukan pemerintah sangat berbeda dari biasanya.
ADVERTISEMENT
"Komunikasi yang dilakukan seakan tidak tersentral atau satu pintu, bahkan setiap lembaga kementrian bisa memberikan pernyataan berbeda-beda satu dengan lainnya," kata Usni.
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait COVID-19 di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak
Menurutnya, pemerintah tidak menganggap remeh kasus ini tapi lebih cenderung kepada penuh rasa kekhawatiran. Banyak faktor yang menyebabkan rasa khawatir itu kian tumbuh di pihak pemerintah. Usni mencatat dua poin utama yang ditekankan dalam komunikasi yang dilakukan pemerintah. Pertama, untuk meredam kekhawatiran masyarakat dan kedua terkait menjaga keyakinan investor untuk tetap beinvestasi dan menjaga sektor wisata.
"Menurut saya hanya ada dua, pertama ingin menyampaikan pesan bahwa Indonesia aman untuk berinvestasi dan berwisata. Kedua, agar masyarakat menyikapinya tidak berlebihan yang dapat menyebabkan kegelisahan. Prinsipnya dalam pandangan saya, pokoknya, jangan berlebihan dan panik tapi harus tetap waspada," tambah Usni lagi.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Usni mengatakan pemerintah harusnya berani menyampaikan informasi yang seharusnya disampaikan di tengah pandemik ini agar masyarakat tidak cemas. Mereka disarankan untuk tidak menyembunyikan informasi penting dan menyampaikan dengan sebenar-benarnya.
Sementara itu, belajar dari pengalaman komunikasi pemerintah tersebut Usni menghimbau untuk tetap waspada terutama dan tidak membahayakan diri sendiri. Ikuti segala himbauan dari mulai menjaga kebersihan hingga instruksi lain yang disarankan agar terhindar dari virus corona***