Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Oleh: Ezhar Kusdwirama
Kontroversi kata “anjay” menuai pro kontra di kalangan masyarakat, munculnya berita berita dan meme di sosial media memancing sejumlah ahli berpendapat.
ADVERTISEMENT
Semua perdebatan panas ini bermula dari video unggahan Lutfi Agizal yang mengatakan bahwa kata “anjay” adalah bahasa yang bisa merusak moral bangsa. Unggahannya tersebut semakin mencuat ke publik ketika pada tanggal 30 agustus Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mengeluarkan pernyataan bahwa Komnas PA mendukung untuk tidak menggunakan kata “anjay”.
Kata “Anjay” sebetulnya bahkan sudah ada di tahun 2009 dan di sekitar tahun 2014 sempat dipopulerkan oleh Rizky Billar seorang selebgram sebagai bahasa ceplosannya sehari-hari. Kemudian juga diikuti musisi Young Lex dengan membuat lagu yang berjudul anjay yang lirik nya menggunakan kata tersebut beberapa kali.
Konotasi kata “Anj*ng” yang asalnya dinilai terlalu kasar diperhalus menjadi kata “Anjay” sama seperti bahasa “anjir”, “anjrit”, “ajig”. Meskipun begitu Lutfi baru memperkarakan bahasa ini di tahun ini.
ADVERTISEMENT
Penggunaan kata “anjay” sendiri sudah dipakai banyak masyarakat khususnya anak muda. Anjay sudah merupakan bahasa yang lazim diucapkan ke sesama sebagai bahasa gaul untuk mengekspresikan perasaan mereka.
Banyak yang berpendapat kata tersebut sama sekali bukan umpatan dan bahkan tidak mengandung konotasi negatif. Terkadang biasa juga dipakai ketika sedang kagum memuji orang atau tertarik akan suatu hal.
Tidak sedikit netizen yang mengatakan bahwa apa yang dilakukan Lutfi tidak lain melainkan untuk sekadar mencari sensasi.
Bahkan, ada yang berpendapat bahwa tindakan yang dilakukan Lutfi justru makin memperluas orang–orang mengetahui kata "Anjay“. Tidak sedikit orang yang justru semakin mengucapkan kata tersebut untuk sekedar menyindir apa yang dipermasalahkan oleh Lutfi.
Lutfi mengatakan, terlepas dari stigma yang negatif pada dirinya beberapa masyarakat banyak juga mengucapkan rasa terima kasih nya dan mendukung tindakan yang dilakukannya. Dalam podcast Deddy Corbuzier, Lutfi memberi klarifikasi soal penggunaan kata
ADVERTISEMENT
“Dalam ilmu berbahasa linguistik ada yang namanya semantik dan leksikon (cara bicara/ucapan), “anjay” sendiri menurut tafsiran narasumber yang di dapat oleh saya (Lutfi) ini termasuk kedalam semantik dan leksikon nya sendiri berasal dari kata “anjing”.
Lanjut Lutfi, hal tersebut membuatnya berpikir jika ini diucapkan terutama oleh anak-anak kata kata tersebut bisa salah kaprah dan justru memberikan efek negatif. "Di sini saya sebagai anak bangsa menggunakan hak lapor," ujarnya.
Lutfi pun menyampaikan aduan tersebut kepada KOMNAS PA agar segera di tindak lanjuti. Ia juga menambahkan bahwa “bahasa menunjukan moral suatu bangsa”, sehingga tutur kata harus dibenahi. Tujuannya sendiri menurutnya hanya sekedar untuk mengedukasi masyarakat dan mencegah anak-anak memiliki moral buruk yang membuat orang lain tersinggung akibat menyebutkan kata “anjay”.
ADVERTISEMENT
Pasalnya terlepas dari pro kontra tersebut semua kembali lagi kepada diri kita masing-masing. Tidak ada kata yang salah selama kita mengetahui penempatan mana yang sekiranya tepat. Jika tidak begitu diperlukan lebih baik menggunakan kata lain yang artinya lebih baik. Alhasil, maksud kita pun lebih bisa diterima orang banyak.***