Kisah Nyata: Yang dirasakan Seorang Calon Ayah untuk Pertama Kali

Konten Media Partner
17 September 2019 19:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto: unsplash.com
ADVERTISEMENT
Sebagai pasangan muda, saya tidak menyangka akan mendapat titel sebagai calon ayah secepat itu. Menikah di usia 23 tahun, sementara istri saya 22 tahun. Lalu kami dikaruniai janin di rahim istri saya hanya jarak 2 bulan setelah pernikahan kami.
ADVERTISEMENT
Tentu ada perubahan secara psikologis yang saya alami. Bahkan terkadang saya bingung dengan perasaan saya sendiri. Pertama kali mengetahui bahwa istri saya hamil, perasaan saya campur aduk. Antara bahagia, senang, bingung, cemas, dll. Di beberapa waktu, perasaan-perasaan tersebut membuat saya sering melamun sendiri.
Memang, ada beban psikologis baru yang saya rasakan, yaitu kesadaran akan tanggung jawab sebagai seorang ayah dalam waktu dekat. Ditambah perubahan kondisi istri karena kehamilannya. Seperti lebih ingin dimanja dan diperhatikan.
Kondisi tubuhnya yang tidak bisa terlalu capek yang juga mengundang kekhawatiran saya. Juga segala bumbu-bumbu kehidupan berumah tangga lainnya saat istri hamil pertama.
Bagi masyarakat secara umum, saat ada pasangan muda yang istrinya sedang hamil muda, maka biasanya yang paling jadi perhatian adalah si calon ibu.
ADVERTISEMENT
Padahal, ada beberapa perubahan pula yang terjadi pada si calon ayah yang patut jadi perhatian pula. Itu terjadi karena proses adaptasinya secara psikologis dan materi.
Foto: unsplash.com
Menurut penelitian yang dilakukan seorang profesor dari University of Michigan Amerika Serikat, Robin Edelstein menyebutkan bahwa terdapat perubahan aktivitas hormon yang dialami laki-laki saat pasangannya hamil.
Dilansir WebMD, penelitian yang dipublikasikan American Journal of Human Biology ini menemukan bahwa level hormon testosteron dan estradiol pada laki-laki cenderung menurun perlahan selama pasangannya mengandung. Sementara pada ibu hamil, aktivitas hormon-hormon itu meningkat.
Akibat hormon Testosteron dan Estradiol ini menurun, si calon ayah rentan mengalami kenaikan berat badan dan terlihat stress. Saat si calon ayah merasa stres dalam jangka waktu yang berkelanjutan, hormon kortisol dalam darahnya meningkat. Hal ini pun berisiko pada kesehatan jantung dan bisa menambah berat badannya.
ADVERTISEMENT
Saya merasa mengalami kondisi tersebut di kehamilan pertama istri saya saat ini. Sehingga, rasanya penting bagi para calon ayah memperhatikan kesehatannya pula selain memberikan perhatian lebih kepada istri.
Menurut penelitian tersebut pula, saat hormon testosteron calon ayah menurun, ternyata hormon oksitosinnya meningkat. Sehingga, hormon oksitosin yang sering juga disebut hormon cinta, membuat saya lebih sering menunjukkan cinta dan kasih sayang kepada istri dengan cara memeluknya, menciumnya dan lebih peduli dengannya.
Terakhir, ini yang paling aneh. Sewaktu-waktu saya juga merasakan nyeri yang juga dirasakan oleh istri saya. Seperti di bagian punggung, otot dan persendian. Entah apa alasannya, tapi mungkin karena perubahan hormon atau kelelahan saat sibuk menyiapkan kehadiran bayi.
[Penulis: Izzudin | Editor: Nurul]
ADVERTISEMENT