Makna "Pamali" Dalam Budaya Sunda

Konten Media Partner
8 Agustus 2019 15:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Makna "Pamali" Dalam Budaya Sunda
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
“Jangan duduk depan pintu, pamali, nanti susah dapat jodohnya”
Pernah mendengar kalimat tersebut dikatakan oleh orangtua kita atau teman kita? Sebenarnya apa sih yang disebut pamali?
ADVERTISEMENT
Dalam budaya orang Sunda sejak zaman dahulu terdapat cukup banyak ucapan ataupun perilaku dalam aktivitas sehari-hari yang dilarang. Sesuatu yang tabu biasa disebut dengan pamali dalam bahasa Sunda. Menghindari hal yang pamali adalah bagian dari kehidupan sosial budaya masyarakat Sunda dan Jawa Barat pada umumnya.
Temali berbincang dengan Anggi dari komunitas Aleut, mengenai Fenomena Pamali di tanah Sunda. “Sebenarnya pamali enggak pernah dibahas secara khusus, pamali secara Bahasa adalah larangan, jadi pamali adalah larangan dari orangtua-orangtua kita yang enggak boleh dilakuin secara turun temurun.” Ujar Anggi.
Ada beberapa contoh pamali yang Anggi sebutkan, seperti tidak boleh duduk didepan pintu dan laki-laki atau suami tidak boleh mengambil beras ke tempat penyimpanannya. Biasanya pamali atau larangan bersanding dengan akibatnya apabila dilakukan, seperti kalau duduk didepan pintu akan sulit jodohnya dan apabila laki-laki mengambil beras malah justru akan dijual bukan dimasak.
ADVERTISEMENT
Pamali dalam masyarakat Sunda biasanya bertujuan supaya hidup kita hati-hati, waspada, saling menghormati, dan melakukan sesuatu sesuai dengan waktu dan tempatnya. Terlepas dari mitos-mitos yang ada, sebagian besar pamali sebenarnya bisa dijelaskan dengan logika dan bermaksud baik, sehingga kita bisa belajar darinya bahwa hukum sebab-akibat itu ada, dan bukan hanya sekadar mitos belaka.
ADVERTISEMENT